Ada yang pernah terkecoh dengan review tempat makan di medsos? Kalau ada, berarti kita memiliki pengalaman yang sama. Pemilik akun mungkin tidak bermaksud mengecoh pemirsanya, tapi dia cuma memberikan informasi yang tidak lengkap. Akibat kurang ketelitian, penonton akunnya menjadi kecewa karena tidak memperoleh yang diharapkan. Sebagai penggemar mie, makanan sejuta umat, saya senang sekali ketika menemukan review mie murah dan enak di dalam kota. Enggak tanggung-tanggung, menunya termasuk mie goreng jumbo dengan harga ramah kantong. Porsinya cocok untuk penikmat kuliner yang bergerak sedikit saja langsung lapar, tapi susah gemuk. Maka dengan semangat, saya langsung menuju lokasi. Saat itu siang bolong panas terik. Tempatnya lumayan jauh dari pemukiman saya, tapi tak apa. Namanya penasaran. Di dekat penjual mie, ada taman yang teduh. Jadi, rencananya saya makan siang dengan mie di sana. Ditemani angin sepoi-sepoi, pasti seru menikmati mie goreng jumbo hangat. Tak lupa saya membawa...
Kembali ke kota masa kecil, Pematang Siantar setelah puluhan tahun tinggal di Medan, memberi saya kesempatan untuk menengok sekilas ke belakang. Dulu, saya senang suka dan menjelajahi bangunan tua peninggalan Belanda yang ada di kota ini. Menemukan bangunan tersebut tidak sulit karena saya setiap hari mengunjunginya. Ya, bangunan SD tempat saya menuntut ilmu adalah peninggalan Belanda. Sekolah ini didirikan 1925 pada era kolonial. Fungsi awalnya adalah sekolah asrama untuk anak-anak Belanda. Sampai sekarang bentuk aslinya tetap dipertahankan, meski renovasi dilakukan demi perawatan. Saya berkunjung kemarin saat hari libur, suasananya pun tenang dan sepi. Hampir tiada orang berseliweran. Tak apa, kondisi demikian justru membuat mesin waktu seperti berputar lebih kencang. Selain gedung sekolah, di sekitar lokasi dulu masih banyak rumah peninggalan Belanda. Setelah puas menyusuri tiap jejak di sekolah lama, saya mengelilingi daerah tersebut demi melihat beragam rumah penduduk denga...