Tahun lalu, pagelaran busana di daerah Dukuh Atas, Jakarta Pusat, menjadi fenomena menarik perhatian. Acara tersebut menampilkan remaja berusia tanggung dengan ragam lagak yang mampu mengundang tawa. Foto dan video mereka ramai beredar di medsos. Aksi gaya para abege membuktikan kalau kreativitas tidaselalu melalui fasilitas mewah. Sarana publik pun bisa menjadi panggung menunjukkan jati diri. Meski memperoleh sorotan positif, tetap muncul kekhawatiran dari fenomena ini terutama terkait masalah sampah dan kebersihan lingkungan. Dikutip dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta, selama pagelaran busana berlangsung ada sekitar 1,5 ton sampah menumpuk perhari. Sisa pembuangan tersebut terdiri dari plastik dan kertas yang berserakan menumpuk di jalanan. Sampah pakaian dan kertas yang menumpuk Itu baru problem sampah plastik dan kertas. Belum lagi masalah busana yang dikenakan remaja-remaja tersebut. Ada beberapa jenis bahan busana yang kurang ramah lingkungan, seperti katun yan
Membagikan Cerita Ringan