Senin, 21 Februari 2022

Nostalgia bersama Surat Kabar




Foto oleh Pixabay, dan diedit Canva

"Apa itu, Tante?" Seorang anak kecil memandang lekat pada surat kabar yang sedang saya baca. Sorot matanya terlihat bingung ke arah benda yang mungkin sudah jarang dilihatnya.


"Ini namanya surat kabar, bisa juga disebut koran."


"Ooh," ucapnya sambil mengangguk. Kemudian jari-jari mungilnya mulai menyentuh lembaran kertas tipis dan lebar itu. Tawa nyaringnya pecah ketika menggesek lembaran surat kabar di antara jari-jari.


Surat kabar boleh jadi barang unik di kalangan generasi muda sekarang, apalagi yang berusia anak-anak. Buku masih banyak beredar di sekitar mereka. Tapi surat kabar? Jangankan dibaca, kelihatan saja sudah jarang. Beda dengan dulu, penjual surat kabar hampir ada di setiap ruas jalan.


Saat lampau, kalau kita nunggu antrian di tempat-tempat publik seperti perkantoran, surat kabar adalah satu fasilitas yang disediakan untuk menemani pengunjung.  Media cetak ini, termasuk majalah, biasa dibaca bergantian oleh orang-orang yang mulai jenuh menunggu. Karena ramai yang membaca, kadang-kadang ada beberapa lembar halaman surat kabar dan majalah yang dirobek individu tak bertanggung-jawab.


Tapi, itu sebelum internet menjadi tren. Sekarang orang kebanyakan lebih suka melihat layar gadget.  Di beberapa perkantoran besar, masih tetap disediakan surat kabar dan majalah untuk menemani pengunjung. Cuma kurang jelas apakah peminatnya masih ada.


Sebelum internet berkembang pesat, surat kabar jadi pembawa pesan untuk masyarakat. Jika ada satu peristiwa muncul di televisi sekarang, maka esoknya surat kabar langsung diburu orang. Media cetak ini jadi laris manis dan bisa habis tak bersisa. 


Namun, begitu internet muncul, perlahan pamor surat kabar mulai tergerus. Bagaimana tidak? Kalau surat kabar harus menunggu terbit esok hari, padahal orang ingin informasi cepat. Maka internet yang tinggal klik ... klik ... beritanya langsung muncul, jadi mengambil posisi surat kabar. Tidak perlu lagi beli koran, internet hanya perlu jatah kuota saja. Selanjutnya bebas berselancar sampai kuotanya habis.


Di Taman Membaca Surat Kabar

Gambar diedit oleh Canva


Surat Kabar, Bacaan Rutin

Walaupun sekarang mulai hilang pamor, dulu surat kabar adalah sumber informasi untuk masyarakat.  Hampir semua berita dimuat, mulai politik ekonomi, sosial budaya, hingga hiburan. Ada pula bisik-bisik yang mengatakan  kalau surat kabar jadi corong penguasa, yaitu untuk mengendalikan opini masyarakat.  Melalui berita-berita di dalamnya, pikiran pembaca digiring pada suatu pendapat bersama.


Tidak jelas apakah anggapan ini benar atau tidak.  Dari dulu saya sendiri kurang tertarik bahas masalah begitu. Lihat berita di surat kabar, ya sekedar baca-baca saja, untuk mengisi waktu luang. Yang paling sering dibaca adalah artikel populer, berita hiburan, hingga ulasan atau resensi. Lebih nyaman begitu daripada baca yang berat-berat. Hidup sudah berat, untuk apa ditambah lagi dengan berita surat kabar. Hehehe.


Artikel populer, resensi film, musik, hingga buku termasuk tulisan ringan yang sering dan enak dibaca.  Dulu kalau mau milih film, biasanya intip dulu resensinya di surat kabar.  Siapa pemainnya, bagaimana jalan cerita, hingga kelebihan film tersebut, ada dibahas di media ini. Walaupun tak boleh berharap banyak, karena bisa menarik di ulasan, tapi belum tentu bagus ketika nonton langsung di layar. Selera setiap orang, kan berbeda-beda.  Termasuk selera kita dengan penulis artikel.


Surat kabar juga bisa jadi wadah untuk mengukur karya seorang penulis.  Tidak sedikit penulis ternama memulai karirnya dari kolom-kolom artikel surat kabar.  Bolak-balik dimuat, tulisan mereka dibaca banyak orang dan nama sang penulis pun mulai dikenal luas.


Apa harus melalui surat kabar agar karya kita dikenal? Tidak juga. Saya pernah membaca kisah menginspirasi dari penulis fiksi ternama. Karena bolak-balik tulisannya ditolak oleh media besar, akhirnya dia mencoba jalur lain, yaitu indie. Ternyata kumpulan tulisannya diterima oleh pembaca. Bukunya laris di pasaran.  Setelah sukses, media besar yang dulu menolak sekarang mau menerbitkan karyanya.


Ternyata tulisan ditolak, apalagi oleh surat kabar dan media mainstream, bukan jadi jaminan masa depan akan suram.  Jalan kesuksesan banyak, apalagi di era internet seperti sekarang. Novel dan buku digital berseliweran melalui berbagai aplikasi. Tinggal kembali pada penulis, gimana  memaksimalkan usaha agar karyanya diterima pasar


Fakta Beberapa Surat Kabar Tertua di Indonesia

Cerita tentang surat kabar bukan hanya tentang berita yang dimuat. Sejak awal terbit di tanah air, beberapa surat kabar tua sudah membawa kisah tersendiri.  Walaupun sekarang kebanyakan sudah tak terbit lagi, tapi mereka menjadi perintis berdirinya surat kabar hingga hari ini.


Surat kabar punya sejarah panjang di Indonesia jauh sebelum negara kita merdeka. Mulai muncul pada masa Belanda berkuasa di tanah air, media ini terus mengalami perkembangan pesat.  Tidak hanya sebagai sarana menyampaikan pesan pemerintah kepada warga, tapi ada juga surat kabar yang memberikan pendidikan hingga perlindungan pada masyarakat kecil.


Tidak jarang akibat mengkritik pemerintah berkuasa, sejak zaman kolonial sudah surat kabar yang dibredel (dihentikan penerbitannya). Dari dulu telah bermunculan individu yang berani mendobrak batas, walaupun ada akibat yang harus mereka tanggung.


Foto oleh Pixabay, diedit Canva


Meskipun demikian, tidak semua pemilik surat kabar berurusan dengan hukum.  Ada juga yang ikut menggores sejarah perjuangan bangsa, sebagai penyampaian informasi pada masyarakat tentang kemerdekaan tanah air.  


Berikut adalah beberapa surat kabar tertua yang menoreh sejarah:

1. Surat Pertama di Indonesia

Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van Imhoff,  tanggal 7 Agustus 1745 terbitlah surat kabar pertama di nusantara, yaitu Bataviasche Nouvelles. Pemiliknya adalah pedagang bernama Jan Erdmans Jordens di kota Batavia, yang sekarang dikenal dengan Jakarta.


Surat kabar berbahasa Belanda ini terbit seminggu sekali.  Isinya ditulis tangan dan hanya terdiri dari empat halaman. Informasi yang disampaikan adalah berita sehari-hari, seperti peraturan kepegawaian Belanda, pemberitahuan pernikahan, ucapan selamat atas kelahiran anak, hingga pengumuman resmi dari pemerintah.


Sejalan dengan waktu, surat kabar ini mulai berani mengkritik penguasa VOC yang menindas masyarakat Batavia. Mereka memberitakan perlakuan sewenang-wenang pejabat Belanda pada penduduk setempat.  Akibat kabar pedas tersebut, pemerintah membredelnya pada tanggal 20 Juni 1746. Inilah pertama kali sejarah pembredelan dalam media tanah air.


2. Surat Kabar Pertama yang Berbahasa Melayu

Pada tahun 1901, di Padang Sumatera Barat, terbit surat kabar pertama bernama Warta Berita yang menggunakan bahasa Melayu dengan huruf Latin.  Usaha ini dipelopori oleh dua kakak beradik Datuk Sultan Marajo dan Baharudin Sutan Rajo nan Gadang.  Inilah surat kabar pertama yang redakturnya adalah orang Melayu.


3. Surat kabar yang pertama kali memuat tentang Proklamasi Kemerdekaan RI

Ada dua surat kabar yang pertama kali menulis berita proklamasi negara kita.  Pada tanggal 18 Agustus 1945, harian Soeara Asia di Surabaya dan Tjahaya yang terbit di Bandung, sama-sama mengumumkan bahwa Indonesia sudah merdeka.


4. Surat Kabar Awet

Kedaulatan Rakyat adalah surat kabar yang tetap berdiri sejak 27 September 1945 sampai sekarang.  Berpusat di Yogyakarta, surat kabar ini memuat berita internasional, nasional, budaya, gaya hidup hingga wisata. Ikut meramaikan era digital, maka sejak 1 Juni 2009 Kedaulatan Rakyat meluncurkan website resmi, yaitu www.krjogja.com.


Banyak cerita yang dibawa surat kabar sejak awal berdirinya di tanah air.  Sampai sekarang di saat era digital meluas, masih ada surat kabar yang dicetak dan memiliki pembaca tetap. Ada juga yang ikut beralih ke surat kabar digital. Bagi yang terbiasa dengan versi cetak, boleh jadi ada perbedaan antara membaca dari kertas, dengan melihat melalui layar gadget. Mungkin karena alasan ini maka percetakannya tetap ada sampai sekarang. 


Lembaran Surat Kabar

Foto oleh Pixabay, diedit oleh Canva


Manfaat Surat Kabar selain Sebagai Bahan Bacaan

Yang mau dibahas ditulisan ini bukan hanya tentang sejarah dan manfaat surat kabar sebagai bahan bacaan. Tapi, bagaimana surat kabar ketika sudah selesai dibaca, tetap bisa bermanfaat? Bukan hanya jadi sampah yang memenuhi ruangan, tapi punya nilai tambah.  Apa saja kegunaan surat kabar selain dibaca? 


1. Klipping

Untuk yang bersekolah di saat dunia masih jauh dari kata 'internet', arti klipping boleh jadi enggak asing lagi. Tugas ini sering diberikan guru pada mata pelajaran tertentu. Klipping adalah potongan berita yang dikumpulkan dari surat kabar, dengan topik berhubungan pada mata pelajaran sekolah. Ada nilai tambah jika siswa mengerjakannya dengan baik.


Karena dari dulu sudah langganan koran, tugas ini cukup gampang untuk saya.  Tinggal bongkar-bongkar koran saja, banyak kliping yang didapat.  Lumayan dapat tambahan nilai.


Apa saja alat untuk membuat klipping?  Selain surat kabar, diperlukan gunting serta penjepit kertas.  Kalau klippingnya akan ditempelkan di buku, maka lem dibutuhkan untuk melekatkannya.


2. Mading

Saat internet belum segencar sekarang, mading jadi media hiburan di sekolah.  Dibuat seperti  lemari kaca yang ditempelkan di dinding, mading memuat berbagai informasi serta hiburan untuk anak sekolah. Bermacam informasi yang dimuat di sana, mulai dari karya-karya siswa sekolah, hingga potongan artikel dari surat kabar.  Biasanya artikel ini memuat peristiwa terbaru yang perlu diketahui oleh siswa. 


Gambar Peralatan Klipping dan Mading 

Diedit oleh Canva


3. Membungkus barang untuk dikirim

Jasa pengiriman barang antar kota sudah menjamur sejak dulu. Barang-barang yang dikirim juga beragam, mulai dari yang lunak, hingga yang resiko pecah kalau tersenggol. Untuk mencegah hal yang tak diinginkan, perlu dibuat pengemasan yang bagus pada kiriman.


Saat membungkus barang untuk perjalanan jauh, kemungkinan rusak karena guncangan tetap ada. Agar aman selama dikirim, barang sebaiknya dibungkus berlapis, juga padat tanpa meninggalkan celah, agar minim dari resiko goncangan.  Inilah fungsi surat kabar bekas. Dengan dibungkus berlapis memakai kertasnya tanpa celah, maka barang kiriman aman di jalan.


4. Alas lemari

Surat kabar cocok diletakkan sebagai alas lemari, terutama lemari kayu.  Jamur mudah berkembang biak di dalam lemari dari kayu, karena serat-serat kayu adalah tempat potensial untuk bertumbuh.  Tumbuhan tak diundang ini dapat merusak barang-barang yang disimpan di lemari, seperti pakaian hingga makanan. 


Surat kabar bisa jadi pelapis di dasar lemari untuk mencegah pertumbuhannya. Kertasnya mencegah jamur menyentuh dan merusak benda- beda yang disimpan di dalam lemari.


5. Dijual kembali ke penjual barang bekas

Walaupun tak sama seperti harga awal, surat kabar yang menumpuk bisa dijual lagi.  Kalau rajin mengumpulkan, lumayan juga untuk nambah uang dapur.  Daripada hanya menumpuk di tong sampah, lebih baik diputar jadi uang.  


Koran bekas banyak dicari karena akan didaur ulang jadi kertas. Hasil kertas daur ulang ini bisa dicetak jadi buku tulis warna-warni yang punya nilai ekonomi.


6. Membersihkan aroma sisa pada kotak bekal makanan.

Baru menyantap makanan beraroma tajam dan meninggalkan jejak di kotak makanan? Bau makanan lama bisa mengganggu saat kita mau memuat jenis hidangan baru. Kebayang kan, mau taruh sup ayam tapi masih ada sisa bebauan ikan sambal. Kalau sudah gini, bakalan menghilangan selera makan.


Surat kabar ternyata bisa membantu menetralkan aroma tak sedap yang berasal dari sisa makanan. Caranya, ambil koran bekas kemudian robek dan jadikan gumpalan. Masukkan gumpalan tersebut dalam kotak makanan dan tunggu hingga aroma lenyap. Cuci kotak makanan sebelum digunakan kembali.


Fungsi Surat Kabar sebagai Pembungkus Kiriman dan Alas Lemari

Gambar diedit oleh Canva


7. Gudang Iklan

Dulu, ketika belum ada toko online, surat kabar adalah gudangnya iklan.  Mau cari apa, boleh bolak-balik surat kabar dulu. Saat masih berjaya, ada salah satu surat kabar dari media besar yang khusus menyediakan halaman iklan, sampai berlembar-lembar. Hampir lengkaplah daftar belanjanya, terutama saat itu yang banyak dicari orang adalah gadget.


Kadang ada iklan suatu produk yang saya suka dan kemudian dipotong dari surat kabar, jadi klipping khusus iklan.  Sering klipping itu dilihat-lihat waktu senggang, berharap suatu saat nanti bisa dibeli.  Terbelikah produk-produk itu? Tidak semua. Ada yang terbeli, ada yang cuma impian.  Namanya juga keinginan, belum tentu  harus diambil.


Bukan hanya sebagai bahan bacaan, surat kabar juga bisa mempermudah beberapa urusan rumah tangga hingga sekolah. Dulu ketika masih langganan surat kabar cetak, ada saja orang yang minta beberapa lembar kertasnya untuk keperluan di atas. Kalaupun lagi kosong permintaan, tukang loak tak pernah menolak tumpukan surat kabar yang disodorkan. 


Surat kabar tak sepi peminat walaupun sudah jadi sampah. Harganya mungkin tak seberapa, tapi dikumpulkan sedikit demi sedikit, lumayan juga nambah ongkos.


Benda Menakutkan Bernama Surat Kabar

Meski punya banyak fungsi, ada saja orang yang memanfaatkan surat kabar untuk tujuan buruk. Mungkin begitu sifat sebagian orang, tak bisa melihat fungsi ganda dari suatu benda, langsung dicari keuntungan. Walaupun menyangkut kriminal.


Pernah ada yang menyarankan, supaya berhati-hatilah pada orang yang berjalan hilir-mudik dengan surat kabar terlipat.  Dikuatirkan orang ini punya maksud lain yang membahayakan. Di kantor-kantor tertentu, biasanya para petugas keamanan mengawasi pengunjung yang mondar-mandir sambil bawa lipatan surat kabar. Siapa tahu ada pisau atau senjata di dalamnya.


Saya pernah dapat video dari medsos tentang penikaman seorang wanita di mesin ATM. Pelakunya seorang pria yang memakai topi dan membawa lipatan surat kabar. Di dalam surat kabar yang terlipat ternyata ada pisau. Tiba di ruang ATM, dia langsung menikam wanita tersebut berulang kali, hingga tergeletak bersimbah darah di lantai. Kemudian tas wanita itu diambil.


Kurang jelas dari mana sumber videonya dan bagaimana nasib si wanita. Namun, kejadian ini sudah membuat kita ketakutan melihat orang tak dikenal membawa lipatan koran, apalagi di tempat tertentu seperti lembaga keuangan.


Waspada tetap perlu, setidaknya belajar dari peristiwa yang pernah terjadi. Dari pihak kita sendiri yang masih membaca versi cetak, sebaiknya tak usah bawa surat kabat lipat ke mana-mana.  Masukkan saja ke tas, supaya kita pun jangan dicurigai punya maksud lain.


Seperti isinya, surat kabar punya banyak cerita, mulai dari kisah nyata, propaganda, atau sekedar hiburan. Surat kabar ibarat Pak Google zaman sekarang yang memberi informasi dan menambah wawasan pembaca. 


Santai di Rumah Bersama Surat Kabar

Gambar diedit oleh Canva


Walaupun saya sudah tidak langganan surat kabar cetak lagi, karena ada aplikasi yang menyediakan surat kabar gratis, tapi manfaat surat kabar tak bisa dilupakan.  Jauh sebelum internet muncul, benda ini jadi penyambung komunikasi di masyarakat. Surat kabar juga menumbuhkan minat baca untuk para pelanggan setianya.


Bahkan setelah selesai dibaca dan jadi barang bekas, surat kabar tetap memberi manfaat.

  


Referensi :

  1. Ini Dia Koran Pertama yang Terbit di Indonesia, www.liputan6.com, oleh Rina Nurjanah.
  2. Daftar Koran Berbahasa Indonesia Tertua di Tanah Air, www.sindonews.com, oleh Wahyono

Sabtu, 12 Februari 2022

Valentine, Februari Merah Jambu



Gambar diedit oleh Canva

Februari adalah merah jambu, begitu yang sering terdengar saat bulan ke-2 ini tiba. Momen paling ditunggu tentu tanggal 14 Februari yang identik dengan hari kasih sayang atau Valentine Day. Bukan hanya yang dobel, persatuan jomblo juga ikut menyambut hari ini.


Namun, sampai sekarang masih banyak pro-kontra Valentine. Bagi yang pro berpendapat, wajar saja kalau anak muda merayakan hari kasih sayang. Namanya juga masa muda, masa yang penuh berkasih-sayang. Supaya lebih netral, ada yang beropini kalau Valentine bukan hanya untuk sepasang kekasih, tapi boleh juga untuk keluarga atau teman. Cinta itu sifatnya universal, bukan hanya untuk pasangan.  


Tapi yang kontra mengatakan kalau Valentine bukan budaya kita dan tak pantas diterapkan di sini.  Perayaan ini membuat banyak anak muda lupa diri dan akhirnya terjerumus ke luar batas kewajaran.   Hanya saja, belum tentu semua anak muda berkelakuan demikian. Ada memang yang begitu, tapi kan enggak bolehlah disamaratakan.


Walaupun pro-kontra tetap ada setiap tahun, namun hari kasih sayang ini tak pernah dilewatkan. Toko-toko penuh dengan benda-benda yang menjadi simbol Valentine seperti coklat, boneka, dan bunga. Pusat perbelanjaan ikut bermerah jambu. Wah, ternyata Valentine bisa jadi momen yang tepat untuk marketing. Daripada pro-kontra mendingan cari uang.  Iya, kan?


Gambar diedit oleh Canva


Sejarah Valentine Day

Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya kalau kita lihat dulu sejarah perayaan Valentine. Peringatan ini tidak muncul begitu saja, tapi didahului peristiwa yang terjadi berabad-abad yang lalu. Bukan hanya berkisah tentang cinta, Valentine juga menyimpan sisi kelam yang membuat merinding.

Legenda Lupercalia

Ini adalah sisi kelam perayaan Valentine sejak zaman kalender belum dicetak. Sekitar abad ke-6 SM ada perayaan Lupercalia, yaitu pesta pagan kuno yang diselenggarakan bertepatan pada tanggal 15 Februari. Perayaan ini ditandai dengan kekerasan, yaitu mengorbankan hewan dan darahnya digunakan untuk mengusir roh jahat.  

Yang tak kalah seram, perayaan ini juga berkaitan dengan pesta liar dan brutal antara orang-orang muda. Kegiatan yang tahu sendirilah. Namun seiring berjalan waktu, pesta tersebut mulai berubah dengan kegiatan yang lebih sopan dan bertujuan untuk memberi persembahan pada Dewa Kesuburan.

Legenda Santo Valentine

Cerita tentang Lupercalia perlahan mulai menghilang dan diganti dengan cerita yang populer sampai sekarang. Apalagi kalau bukan kisah Valentine yang melanggar perintah Kaisar Romawi pada abad ke-3 M. Untuk persiapan perang, Kaisar melarang para pemuda menikah agar bisa fokus pada peperangan. Tapi, Valentine berani melanggar perintah itu dan menikahkan beberapa pasangan muda. Akibatnya dia dijebloskan ke penjara.

Di dalam penjara, Valentine bertemu dengan puteri sipir penjara dan menjalin pertemanan dengannya.  Sayang, pertemanan mereka harus terputus karena Valentine dihukum mati.  Sebelum dipenggal, dia sempat mengirim surat pada gadis itu dengan tertanda "From Your Valentine".  Kata-kata yang viral sampai hari ini.



Gambar diedit oleh Canva

Valentine Zaman Sekarang

Sebagian orang menganggap merayakan Valentine itu aneh.  Dari 365 hari setahun kenapa dipakai hanya 1 hari untuk merayakan kasih sayang? Apa enggak berlebihan pakai hari khusus segala? Menurut mereka kasih sayang itu setiap hari, bukan hanya hari tertentu.  


Namanya juga perayaan, dirayakan satu hari saja.  Kalau setiap hari namanya rutinitas.  Jadi, anggap saja Valentine sebagai peringatan agar kita tak lupa mengasihi orang-orang di sekitar kita, seperti teman atau keluarga. Mungkin selama ini karena kesibukan, kita lupa menunjukkan kasih sayang kita pada mereka. Valentine bisa jadi waktu yang pas.


Namun, tak semua berpikir demikian. Valentine sudah terlanjur diidentikkan dengan kasih sayang hanya antara sepasang kekasih. Pro-kontra pun biasanya mulai dari sini.


Ada kekuatiran orang tua pada anak muda yang merayakan Valentine.  Dulu ketika masih usia sekolah, orang tua sudah melarang anak-anaknya untuk datang ke pesta Valentine. Penyebabnya karena muncul isu bakalan ada penggerebekan oleh polisi pada acara beginian. Segitunya kekuatiran orang tua, sampai bawa-bawa polisi segala.


Citra negatif Valentine tetap tidak bisa ditutupi dengan coklat dan bunga-bunga indah.  Tahu sendirilah, kadang di antara hadiah coklat dan bunga itu, ada benda-benda tertentu yang disisipkan.  Benda ajaib ini yang mungkin membuat banyak orang tua kuatir.


Tak perlu dibahas panjang lebar, banyak kabar negatif yang beredar tentang Valentine di luaran. Dengan meng-google, kita dapat  beragam berita mengejutkan seputar Valentine, yaitu kabar yang kurang pas dibahas di sini.



Gambar diedit oleh Canva


Daripada melihat hanya dari sisi negatif, kenapa tidak mencari kisah positif dari Valentine? Enggak semua kok, cerita Valentine itu tentang hal-hal buruk.  Ada juga sisi baiknya, terutama untuk para jojoba alias jomblo-jomblo bahagia.


Pernah dengar cerita tentang cerita para cewek yang seragam memakai pita merah jambu ke sekolah di hari Valentine?  Karena masih masuk kategori normal, mereka enggak bakalan dibawa ke kantor kepala sekolah gara-gara pakai pita merah jambu. Aman rencana mereka, yaitu merayakan Valentine bisa kompakan dengan teman memakai pita seragam.


Terus, ada lagi acara tukar kado bersama kawan, jadi bukan hanya dengan pasangan saja. Valentine bisa tentang kasih sayang dengan teman, kan?  Tukaran kadonya juga sudah ditentukan harganya. Bukan harus mewah, hanya seseruan saja dengan kawan-kawan. Hitung-hitung cuma sekali setahun.


Ada lagi cerita tentang seorang teman yang ingin memberikan susu merah jambu untuk hewan peliharaan.  Katanya, selama ini dia jarang meluangkan waktu untuk para anabul. Jadi, Valentine adalah kesempatan untuk menunjukkan kalau dia tetap menyayangi mereka. Caranya dengan memberi susu merah jambu.  Tapi, apa benar ada susu merah jambu untuk hewan?


Valentine bisa juga jadi sumber ide, misalnya untuk para blogger.  Enggak susah bagi lagi cari ide tulisan karena temanya muncul sendiri. Tinggal menentukan topik apa yang enak dibahas tentang Valentine.  Tiap-tiap blogger tentu ingin menulis topik menarik.


Ada banyak cara merayakan Valentine, tapi dalam batas yang wajar-wajar saja.  Untuk penggemar coklat, Valentine adalah waktu yang tepat untuk menemukan aneka ragam coklat dengan berbagai bentuk dan rasa.  Perhatikan saja, menjelang 14 Februari banyak coklat yang selama ini jarang kelihatan, tiba-tiba muncul di pasaran. Dibungkus pula dalam kemasan yang lucu-lucu.  Kadang melihat kemasannya saja jadi pingin beli.


Untuk yang hobi menanam bunga, Valentine boleh jadi kesempatan untuk memasarkan bunga. Momen begini biasanya banyak permintaan, harganya pun bisa menanjak.  Bulan Februari paling cocok untuk jualan bunga, karena di bulan April bunganya sudah layu.


Gambar diedit oleh Canva


Valentine identik dengan cinta, tapi bukan cinta sesaat. Valentine bisa jadi acara bersenang-senang dalam batas kewajaran. Bergembira bersama teman, keluarga, atau pasangan, tanpa mengganggu atau merugikan siapapun.


Akhir kata, selamat merayakan Valentine Day. Jangan lupa jaga diri baik-baik.

Kamis, 03 Februari 2022

Mandiri Bersama Pembiayaan Ultra Mikro (UMi)



Diedit oleh Canva


Dulu, setiap pagi di depan rumah sering lewat penjual  sarapan.  Usahanya sederhana sekali, hanya berkeliling dengan sepeda motor beserta lemari besi kecil yang dipasang pada jok.  Sarapan yang dijual pas di lidah, yaitu lontong sayur dan nasi uduk. Kemasannya juga rapi dan bersih. Lontong dan nasi dibungkus terpisah dengan kuahnya, sehingga dijamin tidak cepat basi.


Sayangnya, usaha tersebut tak bertahan lama.  Suatu hari, bapak penjual sarapan tiba-tiba menghilang. Beliau memang tak pernah muncul lagi, sehingga saya tak tahu persis apa penyebabnya. Tapi, kalau boleh berasumsi, ada satu faktor yang mungkin jadi pemicu.


Yang saya ingat, saat itu ada kabar kalau harga minyak goreng akan naik. Seperti yang diketahui, mengolah lontong dan nasi uduk membutuhkan minyak goreng.  Bumbu-bumbu perlu ditumis, demikian juga dengan beberapa bahan tambahan seperti tahu dan tempe. Masakan ini membutuhkan minyak goreng yang tidak sedikit. 


Benar saja. Begitu harga minyak goreng resmi melonjak, mulai besok dan seterusnya bapak penjual sarapan tak pernah muncul lagi. Sampai sekarang.   


Kita sering bertemu dengan pedagang ultra mikro seperti bapak tadi.  Walaupun sederhana, keberadaan mereka sangat mempermudah kita mendapat kebutuhan sehari-hari.  Seperti  penjual sarapan yang berjualan keliling di kompleks, hanya dengan duduk manis di depan rumah, kita bisa sarapan enak tanpa repot mencari keluar. 


Saya pernah mendengar cerita dari seorang penjual makanan langganan, kalau usaha mereka sering kesulitan karena modal yang terbatas, apalagi kalau harga bahan pokok mulai melonjak. Menaikkan harga dagangan berarti menyulitkan pelanggan yang berasal dari kelas sosial beragam.  Sementara kalau memakai harga lama, keuntungan penjualan semakin menipis. Jadi serba salah.


Padahal, pedagang ultra mikro dekat dengan rutinitas rakyat.  Mereka biasanya berada di sekitar tempat tinggal kita dan sering disinggahi untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Harganya juga cenderung terjangkau, karena sesuai dengan kantong masyarakat kebanyakan.


Seperti untuk membeli kebutuhan sehari-hari, mulai dari makanan hingga kebutuhan rumah, pedagang di pasar sering jadi andalan. Pilihan di sana juga banyak, asalkan pembeli rajin dan sabar mencari barang yang diinginkan. Kita juga bisa mendapatkan kebutuhan sesuai kemampuan kantong.


Sering bolak-balik dan berbelanja ke pasar, ada beberapa penjual yang kenal akrab dengan pembelinya.  Karena rajin bertransaksi di sana,  penjual yang sering saya datangi sudah hapal daftar belanjaan saya.  Penjual sayur tahu apa jenis sayur yang biasa dibeli, demikian juga dengan ikan. Kalau satu jenis saja tak dibeli, mereka bakalan mengingatkan.  Tapi, kalau persediaan di rumah masih ada, terpaksa saya tolak dulu dan akan dibeli lain kali.


Diedit oleh Canva


Secara omzet para pedagang ultra mikro boleh jadi lebih kecil dari pedagang yang biasa kita lihat di pusat perbelanjaan. Namun, keakraban dengan mereka memang beda. Di pasar, para penjual mau menyapa walau hari itu kita tak belanja dan hanya sekedar lewat. Hal yang sulit kita temukan ketika datang ke pusat perbelanjaan modern. Pramuniaga jarang mengenali pembeli meskipun bolak-balik belanja di sana.


Kalau belanja ke pasar, kita juga bisa santai dengan kaos oblong, celana selutut, hingga sandal jepit.  Tak perlu mencari pakaian yang lebih rapi seperti pusat perbelanjaan. Penampilan boleh biasa-biasa saja, tapi diusahakan tetap belanja banyak supaya pedagangnya senang dan mudah ingat sama kita. Hehehe. 


Namun, badai pandemi banyak mengguncang sektor usaha, bahkan mungkin saja ada banyak pedagang ultra mikro yang kesulitan atau gulung tikar.  Salah satunya adalah warung makan favorit dekat rumah saya. Jenis hidangannya beragam, murah meriah, dan pas selera. Sayangnya, sejak awal pandemi warung langsung tutup dan pemiliknya pulang kampung.  Alasannya, pembeli mulai sepi. 


Usaha ultra mikro adalah tempat banyak orang menggantungkan mata pencarian. Lapangan kerja yang terbatas dan persaingan yang ketat, membuat usaha ultra mikro jadi alternatif yang pas untuk bertahan hidup. Sudah saatnya mereka mendapat uluran tangan agar mampu bertahan.  Melalui bantuan modal, diharapkan mereka agar kelak dapat memperbesar jangkauan usahanya dan bisa mandiri.


Bantuan untuk Pedagang Ultra Mikro

Tidak sedikit dari para pedagang ultra mikro adalah orang dengan kreativitas dan ide-ide segar.  Mereka pintar memasak masakan lezat, tahu memilih barang yang bagus untuk dijual, hingga gigih berusaha bersaing di pasaran yang ketat.  Namun, tekad dan kemampuan saja sepertinya kurang memadai kalau tidak didukung oleh modal.


Mencari pinjaman modal adalah salah satu cara agar usaha mereka tetap berkembang. Umumnya para pedagang ultra mikro ingin mencari pinjaman modal di bank. Hanya saja, bank tidak bisa mengabulkan semua permintaan pinjaman, termasuk yang diajukan pedagang ultra mikro.


Ini karena mereka tidak mampu memenuhi syarat yang diajukan oleh bank, yaitu adanya agunan terhadap pinjaman. Menurut peraturan Bank Indonesia (BI) Nomor 9/PBI/2007 yang dapat dijadikan agunan ke bank adalah, areal tanah, bangunan seperti rumah dan hotel, mesin-mesin pabrik, surat-surat berharga, kendaraan bermotor, terakhir adalah kapal laut dan pesawat terbang. Semua harus lengkap dengan surat keterangannya dan bebas sengketa.


Dari segi agunan saja mereka sudah terpinggirkan, hingga sulit berjuang secara mandiri untuk mengembangkan usahanya.  Sayang sekali apabila orang-orang gigih seperti ini dikesampingkan hanya karena tak punya modal yang mencukupi. 
 

Nah, sekarang sudah ada program yang sesuai untuk mereka. Pedagang ultra mikro  mendapat bantuan dari pemerintah, yaitu melalui program  Pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Program ini ditujukan pada pedagang lapis terbawah yang tidak dapat akses peminjaman modal usaha ke bank (tidak bankable), terutama karena gagal memenuhi persyaratan agunan.



Diedit oleh Canva


Yuk, Kenalan dengan UMi

Seperti yang sudah dijelaskan secara singkat di atas, UMi adalah program pemerintah yang menyasar pada usaha lapisan terbawah. Tujuannya agar kelak mereka mampu mandiri, usahanya semakin berkembang, dan tidak menjadi beban di masyarakat. Apalagi di tengah pandemi seperti sekarang, UMi diharapkan bisa menjadi booster untuk pedagang ultra mikro agar tetap menjalankan usaha.


Melalui Departemen Keuangan, UMi diatur agar tepat sasaran dan membawa manfaat.  Ibu Sri Mulyani, sebagai Menteri Keuangan, dalam setiap kesempatan  gencar mengkampanyekan UMi. Kampanye langsung dari pimpinan Departemen Keuangan ini diharapkan agar diliput media, sehingga membuat gaungnya lebih kuat dan sampai pada masyarakat yang membutuhkan.  


Sejak diluncurkan tahun 2017 pencapaian UMi cukup menggembirakan.  Per tanggal 31 Desember 2020 Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) mencapai 3.440.045 debitur, dengan penyaluran dana Rp 11.050 triliun.  Sektor usaha terbanyak adalah pedagang eceran, disusul oleh perikanan, pertanian, dan perkebunan, kemudian, industri pengolahan, serta terakhir sektor jasa.


Kemudian per tanggal 6 Juli 2021, debitur meningkat mencapai angka 4.491.959 dengan penyaluran dana sebesar Rp 14.780 triliun. Saat pandemi seperti sekarang, diharapkan semakin banyak pedagang ultra mikro yang ikut program pembiayaan UMi, agar tangguh menghadapi goncangan ekonomi.


Apa saja yang diperoleh melalui pinjaman UMi?


Debitur UMi memperoleh pinjaman maksimal Rp 10 juta, dengan bunga terjangkau, antara 2% - 4%, untuk jangka waktu pelunasan kurang dari 52 minggu.  Ada yang tidak memakai agunan, ada pula yang menggunakan agunan berupa Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB), tergantung lembaga penyalur.  Keterangan lebih lengkap akan diuraikan selanjutnya.


Apakah debitur harus menerima sebesar nominal di atas?


Tidak harus karena disesuaikan dengan kemampuan debitur, Rp 10 juta adalah jumlah maksimalnya. Debitur bisa hanya meminjam Rp 2 juta dan akan dipantau kemampuan pembayarannya. Bila pelunasan memenuhi batas waktu, maka debitur diperbolehkan meminjam kembali.

Mengenal Lembaga-Lembaga Penyalur UMi

UMi adalah program yang dibuat pemerintah untuk pedagang ultra mikro yang tidak bisa memenuhi syarat mendapatkan suntikan modal dari bank (tidak bankable). Berada di bawah naungan Departemen Keuangan, koordinasi pembiayaan UMi adalah BLU (Badan Layanan Umum) dan PIP (Pusat Investasi Pemerintah).



Diedit Oleh Canva


Karena tidak melalui bank, maka ada beberapa lembaga yang ditunjuk pemerintah penyaluran dana UMi. Setiap lembaga ini memiliki perannya sendiri yang menguntungkan para debitur, yaitu :


PT Pegadaian

Dikenal sebagai lembaga yang memberikan pinjaman pada masyarakat dengan bunga terjangkau.  Biasanya, di sini kita menjaminkan emas, BPKB, hingga barang elektronik agar memperoleh pinjaman.  Bisa juga mencicil emas untuk investasi hari depan. Bunganya cukup terjangkau. Lokasi kantor Pegadaian juga sudah menyebar ke pemukiman.


Sekarang Pegadaian ikut ditunjuk sebagai lembaga penyalur pembiayaan UMi. Reputasi Pegadaian yang cepat mencairkan dana pinjaman dengan bunga terjangkau, mudah-mudahan menular pada calon debitur UMi.


Syarat mendaftar sebagai debitur UMi di Pegadaian cukup mudah dan tak memerlukan jaminan dalam jumlah nominal besar seperti di bank. Permohonan pada PT Pegadaian cukup membawa surat-surat yang diminta dan  BPKB sebagai jaminan.


PT Permodalan Nasional Madani, Mekaar. 

Melalui lembaga ini, debitur tidak memerlukan agunan, tapi akan digabungkan dalam sebuah kelompok dan diharapkan untuk disiplin hadir pertemuan, serta membayar kredit.  Mereka  diberi bimbingan serta pendampingan dalam mengelola pinjaman modal.  


Pendampingan untuk debitur dilakukan dengan cara memberikan motivasi, pengawasan terhadap usaha, meningkatkan SDM, serta jasa konsultasi apabila  ada kesulitan.  Intinya, debitur tetap dipantau hingga dianggap bisa menjalankan usahanya secara mandiri dan mampu mengembalikan pinjaman.


Sistem ini bertujuan membantu memberdayakan ekonomi masyarakat lapisan terbawah.  Caranya adalah dengan memberikan pinjaman lunak kepada mereka, tanpa jaminan.  


Agar tidak memberatkan pengembalian pinjaman, debitur diberikan nominal secara bertahap, misalnya Rp 2 juta dulu. Melalui kelompok pendampingan, para debitur dipantau, termasuk melihat kemajuan usahanya dan kemampuannya membayar kredit.  


Apabila debitur mampu melunasi pinjaman dalam jangka waktu tertentu, maka dia boleh meminjam kembali. Jika dianggap sudah mampu, maka debitur tersebut boleh keluar dari kelompok pendampingan dan sudah mandiri untuk menutupi pinjaman.



PT Bahana Artha Ventura (BAV), Koperasi. 

BAV adalah lembaga linkage, yaitu menghubungkan antara bank dengan pedagang ultra mikro, karena mereka tidak bisa langsung mendapat bantuan dari bank.  Tujuannya adalah supaya usaha ultra mikro bisa berkembang dan mandiri, melalui pinjaman modal.  Jadi, walaupun tidak bisa langsung menerima dari bank, mereka tetap dapat bantuan pemerintah.

 
BAV juga menggunakan sistem KOMIDA (Koperasi Simpan Pinjam Mitra Dhuafa), yang mengutamakan perempuan dari golongan ekonomi terbawah untuk memperoleh pinjaman. Mengapa perempuan?  Karena biasanya perempuan yang paling rentan menjadi korban kemiskinan. Apalagi umumnya perempuan tidak hanya menanggung diri sendiri, melainkan juga keluarga termasuk anak-anak.


Perempuan dianggap gigih dan kreatif dalam berusaha, hingga patut mendapat bantuan modal. Mereka bisa berdagang sayuran, membuat jamu, hingga menjual berbagai makanan untuk dijual.  Sayang sekali apabila ketekunan dan jerih payah mereka tidak didukung oleh dana yang mencukupi.


Diedit oleh Canva

Ada fakta menarik dalam pembiayaan UMi terkait dengan perempuan. Dicatat kalau debitur UMi 93.65% adalah perempuan, pria hanya terdata 6.35%.  Mungkin ini bisa jadi bukti kegigihan perempuan untuk berusaha dan mau keluar dari kemiskinan.



Syarat-syarat UMi

Untuk mendapat bantuan modal dari UMi, calon debitur cukup memenuhi beberapa syarat  mudah, yaitu :



Pertama. Pemohon tidak sedang memiliki utang pada bank atau koperasi.  Di zaman digital seperti sekarang, sebaiknya jangan mencoba menyembunyikan data-data keuangan, apalagi utang pada lembaga tertentu. Riwayat keuangan, termasuk pinjaman, sudah tercatat secara online dan bisa terbaca melalui Nomor Induk Kependudukan (NIK) elektronik. Selesaikan dulu masalah perhutangan, kemudian baru ajukan kembali permohonan pembiayaan UMi.


Kedua.  Status WNI yang dibuktikan dengan kepemilikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) elektronik.  Dengan NIK ini data calon debitur sudah direkam dan dapat dilacak, termasuk riwayat utang seperti yang sudah dijelaskan di atas.  


Jika karena sesuatu hal calon debitur belum memiliki E-KTP, maka permohonan pembiayaan UMi tetap dapat diajukan. NIK sudah cukup sebagai syarat mendapat bantuan modal.

Ketiga. Memiliki surat keterangan usaha atau izin usaha dari instansi pemerintah. Kalau syarat ini masih belum jelas, calon debitur bisa bertanya pada petugas yang ada di masyarakat.


Sekarang di tiap lingkungan pemukiman ada lurah, kepling (kepala lingkungan), kepala desa, hingga ketua RT/RW. Mereka adalah orang-orang yang termasuk dalam jajaran petugas pemerintahan. Setiap hari tinggal di lingkungan tugasnya, mereka telah mengenal rutinitas, serta bisnis warganya. Calon debitur bisa meminta arahan mereka untuk mendapat surat keterangan atau izin usaha.  Siapa tahu bisa memperoleh solusi yang tepat.


Diedit oleh Canva


Sejak awal diluncurkan tahun 2017, jumlah debitur Pembiayaan UMi terus meningkat.  Ini cukup menggembirakan, mengingat tujuan diluncurkannya program ini adalah agar pedagang ultra mikro dapat terus bertahan hingga mandiri, serta tidak terjerat rentenir, apalagi pinjaman online yang bunganya melilit.


Di masa pandemi sekarang, boleh jadi semakin banyak pedagang ultra mikro yang terpuruk.  Inilah kesempatan membantu mereka agar bangkit dan bertahan melalui pembiayaan UMi. Kegigihan, semangat, dan kerja keras mereka jangan dipandang sebelah mata.


Dengan lapangan kerja terbatas, hingga persaingan yang keras, pedagang ultra mikro tetap gigih menjalankan usahanya. Mereka bekerja halal dan tidak mencari kegiatan yang meresahkan masyarakat untuk mencari nafkah. Semoga melalui pembiayaan UMi, nasib mereka dapat diperbaiki.


Sumber Referensi :
1.https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/01/12/umi-adalah, Mengenal Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) dan Cara Pengajuannya.
2.https://djpb.kemenkeu.go.id, DJPb Kementerian Keuangan