Pindahan rumah tidak hanya menguras tenaga dan biaya, tapi juga mental. Siap pindahan berarti siap beradaptasi dengan lingkungan baru. Apalagi jika di rumah baru kita akan menemukan pengalaman serta komunitas berbeda.
Ada beberapa alasan pindahan. Umumnya, karena sudah memiliki rumah sendiri, habis kontrakan, atau mutasi tugas. Namun, ada pula yang telah bosan dengan rumah lama dan ingin mencari suasana baru. Kalau yang terakhir ini mungkin masuk kategori kelebihan dana, ya.
Sejak kecil saya sudah beberapa kali ikut kepindahan rumah bareng keluarga. Hanya sekali kami pindahan lintas kota. Selebihnya cuma antar kecamatan, bahkan RT/RW. Dekat sekali, kan.
Meskipun berdekatan, lingkungan baru tetap memberi nuansa berbeda. Setelah lama dan nyaman menetap di rumah terdahulu, sekarang harus menemukan apa yang menarik dari tempat baru. Alasannya simpel, supaya betah di rumah sekarang.
Jika telah tenteram di tempat lama, biasanya agak ogah-ogahan memulai lagi dari awal. Kebanyakan demikian. Padahal, kalau sudah lama di lokasi baru, ada saja hal menarik yang selama ini luput dari perhatian. Mungkin tempat baru lebih aman. Atau lokasi sekarang lebih mudah dan murah berbelanja kebutuhan.
Jadi, suka atau tidak, tetap ada manfaat pindahan rumah. Apa saja manfaat tersebut, berikut ulasannya.
Pindah Rumah Bukan Sekadar Angkat Barang
Kepindahan rumah biasanya diawali dengan keliling mencari pemukiman baru, atau bertanya tentang informasi rumah kosong. Nah, pada fase ini umumnya banyak pilihan tersedia. Calon penghuni tinggal memilih sesuai dengan selera, kebutuhan, serta kantong. Jadi, walaupun capek mutar-mutar, nikmati saja proses pencariannya.
Saat dulu berburu rumah, biasanya sempat deg-degan mencari rumah baru. Hati baru plong ketika sudah menemukan kediaman yang tepat. Memang sulit menemukan pemukiman 100% ideal sesuai keinginan. Nggak ada yang sempurna.
Faktor kurang lebih pasti muncul. Namun, jangan pesimis. Tunggu dulu setelah beberapa saat tinggal di rumah baru. Siapa tahu ada kejutan, seperti uraian berikut.
# Menemukan Lokasi yang Lebih Baik
Selama ini kita ingin bermukim di sekitar pusat kota. Setelah memantapkan niat untuk pindahan, akhirnya keinginan menemukan lokasi yang sesuai terwujud.
Bermukim di pusat kota agak menguntungkan karena biasanya berdekatan dengan fasilitas penting. Cuma, tinggal di lokasi elit umumnya cukup menguras kantong. Biaya hidup lebih mahal daripada daerah pinggiran.
Sebaliknya, jika tinggal di daerah pinggiran mungkin perlu berjuang untuk pulang pergi ke kantor, sekolah, atau fasilitas penting lainnya. Namun, biaya hidup lebih terjangkau bagi orang kebanyakan.
Walaupun agak capek karena lama di perjalanan, tapi masih bisa irit untuk kebutuhan sehari-hari. Pilihannya memang tergantung pada kekuatan kantong masing-masing.
# Mampu Memiliki Rumah Impian
Pemilihan rumah untuk masih sorangan, pasangan yang baru menikah, hingga yang sudah memiliki beberapa orang anak, tentu berbeda.
Para lajang bisa bertahan dalam rumah yang super mungil dengan ruangan terbatas. Sementara bagi yang sudah menikah dan memiliki anak, berbeda lagi denahnya. Setiap anggota keluarga membutuhkan ruang pribadi dan perlu bangunan yang lebih luas.
Ada anak yang mau kamar terpisah dari saudara-saudaranya. Atau kepala keluarga memerlukan ruang kerja nyaman. Sementara, ratu rumah tangga ingin dapur yang lebih luas dan taman untuk berkebun. Belum lagi kebutuhan garasi jika baru saja membeli mobil.
Apabila rumah lama belum memenuhi kriteria yang diinginkan, mencari rumah baru bisa menjadi pilihan. Apalagi kalau budget sangat mendukung. Keluarga penting menyediakan kediaman nyaman, agar seluruh anggota dapat beraktivitas dengan tenang.
# Beradaptasi dengan Lingkungan Baru
Menetap dalam jangka waktu panjang di rumah lama membuat penghuninya berada pada posisi nyaman. Kalau sudah nyaman, biasanya malas bergerak dan sulit berkembang. Hingga, suatu saat ada faktor yang menyebabkan keluarga harus mencari pemukiman baru. Suka atau tidak, inilah waktunya beradaptasi.
Dari pengalaman beberapa kali pindahan, fokus masalah adaptasi biasanya dengan tetangga. Di lokasi lokasi baru, beragam karakter yang kita temukan. Mulai dari warga yang ramah, acuh, hingga misterius.
Hah, gimana tetangga misterius? Dia sering bolak-balik lewat rumah, tapi nggak pernah menegur. Rumahnya sebelah manapun kurang jelas. Mau menegur duluan, wajahnya kaku. Gimana nggak misterius?
# Mindset Baru
Bersosialisasi dengan tetangga baru bisa mengubah mindset kita. Bukankah manusia dibentuk oleh orang-orang di sekitarnya? Hal-hal yang sering dilihat dan didengar, mampu memperluas wawasan. Mengobrol dengan mereka, memungkinkan kita melihat ide yang selama ini belum pernah melintas di benak.
Bertemu dengan beragam karakter, apalagi jika mempunyai profesi atau pengalaman yang berbeda, bisa menjadi kesempatan untuk bertukar pikiran. Siapa tahu ada peluang usaha baru. Relasi bisnispun bertambah, bahkan memperoleh lapangan kerja menarik. Kemungkinannya selalu ada, kan?
#Me Time Seru di Rumah
Bukan hanya menyangkut pekerjaan, lokasi baru juga memungkinkan kita untuk mengembangkan hobi lama yang sempat tertunda.
Pada rumah terdahulu, hobi bercocok tanam mungkin sempat tertunda karena keterbatasan lahan. Sementara di rumah baru, areal bertani masih terbuka lebar. Minimal, bolehlah menanam sayuran sederhana untuk kebutuhan dapur.
Hobi ngemil? Coba lirak-lirik sekitar rumah baru. Siapa tahu ada beragam cemilan yang perlu segera dicoba. Carilah cemilan yang dulu sulit ditemukan di tempat lama.
Asyik, kan, mencicipi cemilan di rumah. Nggak perlu biaya mahal, cukup santai duduk di rumah sambil mengutak-atik hape. Asal tidak berlebihan, ngemil bisa menjadi me time seru.
#Kesempatan Memilah Milih Barang di Rumah
Bagi yang pernah pindahan, membongkar barang-barang di rumah bisa membuat kejutan. Pernah nggak menemukan barang yang belum terpakai, bahkan masih terbungkus rapi dalam plastik?
Barang-barang tersebut tergeletak dengan nyaman di lemari. Kalau dipikir-pikir sekarang, untuk apa dulu dibeli kalau hanya menjadi penghuni abadi lemari? Sayang, lho, uangnya.
Selain barang yang belum sempat terpakai, pindahan juga menyebabkan tong sampah lebih penuh. Barang-barang yang tak diperlukan lagi langsung dialihkan ke sana. Daripada dibawa dan menyesakkan di rumah baru, lebih baik dibuang. Kalau masih bagus, ada juga yang diberikan atau dijual kepada orang lain.
Dari pengalaman saya, ada pelajaran yang bisa diambil dari kejadian tersebut. Lain kali, kalau belanja pertimbangkan dulu secara matang. Ada nggak gunanya membeli barang tersebut? Apakah yang dibeli memang kebutuhan atau keinginan?
Karena kalau masih bertahan di rumah lama, belanjaan menumpuk di lemari bukan masalah. Jika pindahan, nah, baru terasa ribet mengangkut dan menyusun di tempat baru.
Pindahan Rumah demi Kelangsungan Hidup yang Lebih Baik
Pindahan rumah bukan sekedar latihan fisik mengangkat barang dan terima beres. Pindahan berarti juga mengendalikan mental, termasuk stres dan lelah setelah berkeliling mencari lokasi pemukiman tepat. Panas terik hingga hujan dilewati agar menemukan pemukiman tepat. Apalagi jika waktunya mepet, tekanan semakin menyesakkan.
Proses pindahan rumah cukup capek, tapi lega setelah semua selesai. Walaupun ribet dan terkadang bikin pusing, banyak kok manfaat menarik dari pindahan rumah. Ada hal-hal tertentu yang tidak kita temukan di rumah lama, tapi menjadi rutinitas di tempat baru.
Misalnya, di tempat baru saya bertemu penjual sayuran matang keliling. Sementara, di lokasi lama cuma ada pedagang sayur mentah. Nah, lebih praktis, kan, kalau ingin mencoba menu baru.
Untuk yang mau pindahan, ayo, semangat mengangkati barang dan beberes. Awalnya, memang canggung berada di lokasi baru. Supaya seru, cari tahu apa yang menjadi ciri khas lokasi tersebut. Siapa tahu ada kuliner lezat, tempat wisata menarik, atau komunitas warga yang akrab. Coba saja temukan pengalaman baru di sana.