Gambar diedit oleh Canva
Februari adalah merah jambu, begitu yang sering terdengar saat bulan ke-2 ini tiba. Momen paling ditunggu tentu tanggal 14 Februari yang identik dengan hari kasih sayang atau Valentine Day. Bukan hanya yang dobel, persatuan jomblo juga ikut menyambut hari ini.
Namun, sampai sekarang masih banyak pro-kontra Valentine. Bagi yang pro berpendapat, wajar saja kalau anak muda merayakan hari kasih sayang. Namanya juga masa muda, masa yang penuh berkasih-sayang. Supaya lebih netral, ada yang beropini kalau Valentine bukan hanya untuk sepasang kekasih, tapi boleh juga untuk keluarga atau teman. Cinta itu sifatnya universal, bukan hanya untuk pasangan.
Tapi yang kontra mengatakan kalau Valentine bukan budaya kita dan tak pantas diterapkan di sini. Perayaan ini membuat banyak anak muda lupa diri dan akhirnya terjerumus ke luar batas kewajaran. Hanya saja, belum tentu semua anak muda berkelakuan demikian. Ada memang yang begitu, tapi kan enggak bolehlah disamaratakan.
Walaupun pro-kontra tetap ada setiap tahun, namun hari kasih sayang ini tak pernah dilewatkan. Toko-toko penuh dengan benda-benda yang menjadi simbol Valentine seperti coklat, boneka, dan bunga. Pusat perbelanjaan ikut bermerah jambu. Wah, ternyata Valentine bisa jadi momen yang tepat untuk marketing. Daripada pro-kontra mendingan cari uang. Iya, kan?
Gambar diedit oleh Canva
Sejarah Valentine Day
Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya kalau kita lihat dulu sejarah perayaan Valentine. Peringatan ini tidak muncul begitu saja, tapi didahului peristiwa yang terjadi berabad-abad yang lalu. Bukan hanya berkisah tentang cinta, Valentine juga menyimpan sisi kelam yang membuat merinding.
Legenda Lupercalia
Ini adalah sisi kelam perayaan Valentine sejak zaman kalender belum dicetak. Sekitar abad ke-6 SM ada perayaan Lupercalia, yaitu pesta pagan kuno yang diselenggarakan bertepatan pada tanggal 15 Februari. Perayaan ini ditandai dengan kekerasan, yaitu mengorbankan hewan dan darahnya digunakan untuk mengusir roh jahat.
Yang tak kalah seram, perayaan ini juga berkaitan dengan pesta liar dan brutal antara orang-orang muda. Kegiatan yang tahu sendirilah. Namun seiring berjalan waktu, pesta tersebut mulai berubah dengan kegiatan yang lebih sopan dan bertujuan untuk memberi persembahan pada Dewa Kesuburan.
Legenda Santo Valentine
Cerita tentang Lupercalia perlahan mulai menghilang dan diganti dengan cerita yang populer sampai sekarang. Apalagi kalau bukan kisah Valentine yang melanggar perintah Kaisar Romawi pada abad ke-3 M. Untuk persiapan perang, Kaisar melarang para pemuda menikah agar bisa fokus pada peperangan. Tapi, Valentine berani melanggar perintah itu dan menikahkan beberapa pasangan muda. Akibatnya dia dijebloskan ke penjara.
Di dalam penjara, Valentine bertemu dengan puteri sipir penjara dan menjalin pertemanan dengannya. Sayang, pertemanan mereka harus terputus karena Valentine dihukum mati. Sebelum dipenggal, dia sempat mengirim surat pada gadis itu dengan tertanda "From Your Valentine". Kata-kata yang viral sampai hari ini.
Gambar diedit oleh Canva
Valentine Zaman Sekarang
Sebagian orang menganggap merayakan Valentine itu aneh. Dari 365 hari setahun kenapa dipakai hanya 1 hari untuk merayakan kasih sayang? Apa enggak berlebihan pakai hari khusus segala? Menurut mereka kasih sayang itu setiap hari, bukan hanya hari tertentu.
Namanya juga perayaan, dirayakan satu hari saja. Kalau setiap hari namanya rutinitas. Jadi, anggap saja Valentine sebagai peringatan agar kita tak lupa mengasihi orang-orang di sekitar kita, seperti teman atau keluarga. Mungkin selama ini karena kesibukan, kita lupa menunjukkan kasih sayang kita pada mereka. Valentine bisa jadi waktu yang pas.
Namun, tak semua berpikir demikian. Valentine sudah terlanjur diidentikkan dengan kasih sayang hanya antara sepasang kekasih. Pro-kontra pun biasanya mulai dari sini.
Ada kekuatiran orang tua pada anak muda yang merayakan Valentine. Dulu ketika masih usia sekolah, orang tua sudah melarang anak-anaknya untuk datang ke pesta Valentine. Penyebabnya karena muncul isu bakalan ada penggerebekan oleh polisi pada acara beginian. Segitunya kekuatiran orang tua, sampai bawa-bawa polisi segala.
Citra negatif Valentine tetap tidak bisa ditutupi dengan coklat dan bunga-bunga indah. Tahu sendirilah, kadang di antara hadiah coklat dan bunga itu, ada benda-benda tertentu yang disisipkan. Benda ajaib ini yang mungkin membuat banyak orang tua kuatir.
Tak perlu dibahas panjang lebar, banyak kabar negatif yang beredar tentang Valentine di luaran. Dengan meng-google, kita dapat beragam berita mengejutkan seputar Valentine, yaitu kabar yang kurang pas dibahas di sini.
Daripada melihat hanya dari sisi negatif, kenapa tidak mencari kisah positif dari Valentine? Enggak semua kok, cerita Valentine itu tentang hal-hal buruk. Ada juga sisi baiknya, terutama untuk para jojoba alias jomblo-jomblo bahagia.
Pernah dengar cerita tentang cerita para cewek yang seragam memakai pita merah jambu ke sekolah di hari Valentine? Karena masih masuk kategori normal, mereka enggak bakalan dibawa ke kantor kepala sekolah gara-gara pakai pita merah jambu. Aman rencana mereka, yaitu merayakan Valentine bisa kompakan dengan teman memakai pita seragam.
Terus, ada lagi acara tukar kado bersama kawan, jadi bukan hanya dengan pasangan saja. Valentine bisa tentang kasih sayang dengan teman, kan? Tukaran kadonya juga sudah ditentukan harganya. Bukan harus mewah, hanya seseruan saja dengan kawan-kawan. Hitung-hitung cuma sekali setahun.
Ada lagi cerita tentang seorang teman yang ingin memberikan susu merah jambu untuk hewan peliharaan. Katanya, selama ini dia jarang meluangkan waktu untuk para anabul. Jadi, Valentine adalah kesempatan untuk menunjukkan kalau dia tetap menyayangi mereka. Caranya dengan memberi susu merah jambu. Tapi, apa benar ada susu merah jambu untuk hewan?
Valentine bisa juga jadi sumber ide, misalnya untuk para blogger. Enggak susah bagi lagi cari ide tulisan karena temanya muncul sendiri. Tinggal menentukan topik apa yang enak dibahas tentang Valentine. Tiap-tiap blogger tentu ingin menulis topik menarik.
Ada banyak cara merayakan Valentine, tapi dalam batas yang wajar-wajar saja. Untuk penggemar coklat, Valentine adalah waktu yang tepat untuk menemukan aneka ragam coklat dengan berbagai bentuk dan rasa. Perhatikan saja, menjelang 14 Februari banyak coklat yang selama ini jarang kelihatan, tiba-tiba muncul di pasaran. Dibungkus pula dalam kemasan yang lucu-lucu. Kadang melihat kemasannya saja jadi pingin beli.
Untuk yang hobi menanam bunga, Valentine boleh jadi kesempatan untuk memasarkan bunga. Momen begini biasanya banyak permintaan, harganya pun bisa menanjak. Bulan Februari paling cocok untuk jualan bunga, karena di bulan April bunganya sudah layu.
Gambar diedit oleh Canva
Valentine identik dengan cinta, tapi bukan cinta sesaat. Valentine bisa jadi acara bersenang-senang dalam batas kewajaran. Bergembira bersama teman, keluarga, atau pasangan, tanpa mengganggu atau merugikan siapapun.
Akhir kata, selamat merayakan Valentine Day. Jangan lupa jaga diri baik-baik.
Komentar
Posting Komentar