Langsung ke konten utama

Postingan

PPKM Diperlonggar, Percut Menanti Kunjungan

Perkampungan Nelayan Percut Sei Tuan, Deli Serdang Akhirnya, Bisa Jalan-Jalan Lagi      Yessss!  Itu yang terlontar ketika mendengar PPKM mulai dipelonggar.  Setelah hampir dua tahun dikepung pandemi dan dua bulan terkena PPKM level 4 kemudian level 3, pemerintah sudah mulai memperlonggar ke level 2.  Ruang-ruang publik sudah dibuka. Berwisata ke luar kota mulai diizinkan.     Bersama beberapa teman, yang hanya bisa berkomunikasi secara digital selama masa karantina massal, dibuat rencana untuk menarik napas sejenak. Berwisata bersama! Tentu setelah divaksin dan mentaati prokes. Enggak usah jauh-jauh, cukup di pinggir kota saja.  Pilihan kami jatuh pada kecamatan Percut Sei Tuan, kabupaten Deli Serdang, Sumut.     Dari kota tercinta, Medan, perjalanan menempuh 1,5 jam melalui tol Helvetia menuju tempat ini.  Letaknya berdekatan dekat muara laut.  tentu senang sekali bisa menghirup napas segar ke pinggiran kota. Berwisata sambil melihat rumah-rumah penduduk nan asri, karena masih banyak

Bersama ASUS VivoBook 15 A516, Penulis pun Bisa Ikut Berinovasi

Hari-hari Bersama ASUS VivoBook 15 A516,      "Hari gini masih hobi nulis?" Seorang teman keheranan melihat saya sibuk ketak-ketik di atas keyboard laptop.     "Memangnya kenapa?"  Saya balik bertanya.     "Tahu kan, kalau anak-anak sekarang lebih suka foto dan video daripada tulisan,"  paparnya.  "Mereka udah enggak hobi baca.  Enggak semuanya, sih.  Cuma ... gimana prospek dunia tulis-menulis ke depan, ya?"     Sempat juga kuatir mendengar ucapan teman saya barusan.  Opininya boleh jadi benar. Media visual, seperti video dan foto-foto, sedang populer di media sosial.  Banyak orang lebih suka nonton video berbagai tema seperti film, tarian, musik, hingga cara nge- prank teman.      Sekarang tulisan sudah jarang jadi berita viral. Ini karena tulisan dianggap terlalu panjang dan makan waktu lama untuk mengerti isinya. Foto dan video dipandang lebih ringkas dan praktis. Banyak orang lebih suka serba instan. Apalagi dari dulu  minat baca  masyarak

Festival Pasar Rakyat

 Pasar Rakyat Sebagai Penggerak Roda Ekonomi     Sumber  :  Istockphoto.com      "Tomat hari ini enggak dibeli? Biasanya bawa tomat juga. "     "Masih ada, Kak."     "Jadi, cuma cabe sama bawang saja?"     "Iya, Kak, hari ini itu dulu.  Besok-besok aku belanja ke sini lagi."     "Ah, kok sedikit belanjamu hari ini?"   Begitulah percakapan yang lumrah terdengar di pasar rakyat. Akrab, apalagi kalau kita sudah berlangganan. Terkadang si penjual hapal jenis belanjaan yang sering kita beli.  Mereka akan protes kalau kita belanja tak sebanyak biasanya. Namun, bukan dengan suara marah, tapi dengan nada yang santai. Sumber : Istockphoto.com         Saat ini di wilayah Indonesia terdapat 13.450 pasar tradisional (rakyat) yang tersebar di seluruh penjuru tanah air, dari jumlah tersebut menampung sebanyak 12,6 juta pedagang belum termasuk para pemasok dan pengelola pasar. (Sumber:  bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Laporan_Akhir_Analisis_