Langsung ke konten utama

Postingan

Nongkrong Sendirian Tetap Seru Bersama Mie Ayam Jamur Haji Mahmud

Sendirian saja?"  Begitu pertanyaan yang sering dilontarkan pramusaji melihat saya datang seorangan ke tempat nongkrong. Duduk sendirian di tengah keramaian  mungkin kurang lazim bagi kebanyakan orang. Termasuk pramusaji yang menyodorkan daftar menu dengan wajah bingung.  Menanggapi pertanyaan tersebut, saya hanya tersenyum dan mengangguk sambil terus melihat daftar menu. Pura-pura cuek, tapi dalam hati saya sempat bertanya, emang kenapa? Nongkrong sendirian mungkin bukan pilihan menarik. Nongkrong asyik, ya,  harus rame-rame. Kalau perlu semua teman atau kerabat dibawa. Nanti di tempat tongkrongan, mereka berlomba berbagi cerita. Gelak tawa dan canda menjadi kemeriahan saat kumpul bersama. Tetapi, ada masanya orang-orang sibuk, sementara diri sendiri sudah suntuk ingin cuci mata sekaligus refreshing . Nggak mungkin, kan, harus menunggu orang lain saat pikiran sudah jenuh? Nongkrong sendirian bisa jadi solusi agar pikiran segar kembali.  Kalau lagi ingin santai,...

Ini Manfaat dan Efek Samping dari Konsumsi Daun Kelor

  Ada yang unik dari daun kelor. Jenis tumbuhan ini lebih terkenal dalam  buku - buku bahasa daripada di lapak pasar . Namanya kerap disebut dalam peribahasa populer . Siapa yang belum pernah mendengar peribahasa   Dunia Tak Seluas Daun Kelor ?   Ketika masih memakai seragam merah putih, guru bahasa pernah menjabarkan makna kalimat ini. Artinya sederhana, tapi memberi makna penyemangat. Murid-murid sebaiknya jangan melihat lingkungan dari sudut pandang sempit. Dunia ini luas. Selalu ada peluang dan kesempatan jika mau sedikit berupaya.  Meski populer dalam kalimat sastra, jenis sayuran ini nyaris tak pernah terlihat di lapak penjual. Daun kelor kalah pamor dari jenis sayuran lain. Ini fakta di pasar tempat saya biasa berbelanja. Kalau di lokasi lain, saya kurang tahu. Beda daerah bisa berbeda pula seleranya, kan? Saya jarang mendengar ada yang mencari daun kelor di pasar. Ibu-ibu cenderung memilih sawi, bayam, kangkung, dan kawan-kawannya. Dul...

Menikmati Makanan Tradisional Ikan Sulung-sulung pada Akhir Pekan

Ingin mencoba masakan tradisional berbahan ikan mungil yang unik? Suka dengan racikan bercita rasa pedas? Kalau berkunjung ke Medan, bolehlah memilih hidangan ikan sulung-sulung.   Sekilas tampilannya seperti gulai ikan biasa, atau di sini disebut arsik. Warnanya kekuningan kunyit, serta terselip potongan cabai kemerahan dalam balutan bumbu.  Namun,  jangan terkecoh dengan namanya, ya. Walaupun tertera kata 'sulung', tidak berarti ikan ini berasal dari spesies tertua. Itu hanya sepenggal nama pembeda identitas, bukan gambaran karakter. Jadi, ikan sulung-sulung tidak termasuk jenis langka dan dilindungi.  Sulung juga bukan berarti berukuran jumbo. Ikannya mungil sekali, sekitar 2 - 3 cm. Dulu saya mengira hidangan ini sejenis ikan teri yang dicampur bumbu gulai. Ternyata salah total. Sulung-sulung merupakan ikan segar air tawar yang dipanen dari kolam di pinggiran kota. Warna aslinya keperakan dengan sisik-sisik halus.   Saya membeli makanan ini dari Pa...