Langsung ke konten utama

Membangun Keceriaan dan Keakraban Keluarga bersama OREO Wafer


Ada yang masih mengingat permainan monopoli, ular tangga, dan ludo? Sebelum internet eksis, permainan ini digemari berbagai kalangan


Dulu keluarga saya sering bermain monopoli, ular tangga, dan ludo di rumah. Kami jarang pergi berwisata. Kota kecil tempat kami tinggal minim tempat seseruan bareng keluarga. Waktu itu, sekitar akhir dekade 90-an, objek wisata belum sebanyak sekarang. 


Kalaupun ada, jumlahnya masih sedikit dan terletak di pinggiran, agak jauh dari pemukiman kami yang berada di tengah kota. Fasilitas di sana pun serba terbatas bahkan terkesan seadanya. Daripada capek di jalan dan yang dikunjungi pun biasa-biasa saja, mendingan bermain ular tangga di rumah.


Jangan tanya tentang mal, supermarket saja masih terbatas. Cerita tentang minimarket masih khayalan. Kalau mau belanja, kami pergi ke pusat pertokoan yang berbentuk ruko. Setiap toko hanya menjual barang tertentu. Jadi, nggak digabungkan dalam satu bangunan seperti mal sekarang. Kalau mau belanja harus sabar menyusuri trotoar. Belanja model begini memang agak capek, apalagi siang hari panas terik. 

Permainan Ular Tangga

Karena sudah sering ke pertokoan, maka kalau nggak ada yang mendesak saat libur kami tetap di rumah saja. Biar nggak bosan, biasanya kami bermain monopoli, ular tangga, dan ludo. Sambil bermain, kami ngobrol ngalor-ngidul tentang berbagai topik. Karena sehari-hari punya kesibukan masing-masing, maka bermain di rumah menjadi kesempatan untuk bertukar cerita.


Walaupun namanya permainan rumahan, tetap seru karena ada aturannya. Meski ada ikatan keluarga, bukan berarti boleh sesuka hati bermain tanpa batasan. Peserta permainan harus saling menghargai. Berlebihan? Nggak juga.


Perlu, kan, dilatih demikian sejak kecil. Kebiasaan di rumah akan menjadi karakter saat bersosialisai di luar. Makanya, walau hanya bermain ular tangga, pesertanya harus tahu aturan. 


Apa saja peraturannya? 


Permainan bersama Keluarga untuk Membangun Karakter Anak 

Permainan sering dianggap sebagai aktivitas sambil lalu sekadar pengisi waktu luang. Padahal, permainan seperti ini bisa menjadi sarana membentuk karakter dan mental anak. Jadi, sebaiknya jangan sepelekan, ya, dengan permainan kelas rumahan. 


Kalau saya ingat kembali permainan monopoli, ular tangga, atau ludo zaman dulu, ada beberapa peraturan yang kelihatannya sepele, tapi perlu untuk menjaga permainan tetap akur. Peraturannya sederhana, kok, tapi kalau nggak dipatuhi, permainan bakalan kacau balau. 

Permainan Monopoli

Ini dia peraturan permainan ala keluarga kami :


¤ Hanya boleh bermain kalau tugas sudah selesai

Jadi, dulu di rumah nggak ada asisten rumah tangga. Kami bergotong-royong membereskan pekerjaan domestik. Pagi hari hanya ada si Mbok yang mencuci baju dan pulang setelah tugasnya selesai. Pekerjaan lainnya? Biasanya kami berbagi tugas, siapa yang cuci piring, masak, menyapu, mengepel, sudah ada 'petugasnya'. 


Nah, beragam permainan di atas hanya bisa dilakukan kalau urusan pekerjaan domestik sudah selesai. Rumah bersih, tugas tuntas, ayo, lanjut bermain. Jadi, nggak ada alasan menunda tugas dengan dalih mau main monopoli. Selesai dulu yang utama, baru boleh santai. Jangan dibalik. Nanti rumah berantakan. 


¤ Harus Jujur

Siapa yang pernah memindahkan bidak ketika lawan lengah? Pas bermain ular tangga, misalnya, saat giliran kena ekor ular yang diwajibkan turun, tapi malah pura-pura nggak tahu. Kalau nggak ada yang lihat, maka bidaknya langsung digeser selangkah. Hayo ngaku siapa yang pernah begitu?  


Kalau di rumah kami dulu yang beginian bakalan ketahuan. Soalnya, sudah sama-sama tahu belang masing-masing. Mau trik gimanapun, lawan sudah mengerti strateginya. Jadi, supaya nggak kecolongan, buka mata lebar-lebar dan awasi lawan nonstop. 


Namanya juga anak-anak dengan segala kebandelannya. Ada saja tingkah laku kami saat itu. Namun, dari sini kami belajar untuk jujur. Namanya kebohongan cepat atau lambat pasti ketahuan. Kalau sudah keseringan bohong, orang lain akan sulit percaya lagi. Di permainan saja berdampak, apalagi dunia nyata. 

Permainan Ludo

¤ Nggak Mudah Baperan

Namanya permainan pasti ada yang kalah dan menang. Biasa begitu, kan? Cuma kalau terlalu serius, kalah dua tiga kali bisa langsung baperan dan malas melanjutkan lagi. Payahlah kalau permainan kelas rumahan saja sudah langsung menyerah. Bagaimana dengan dunia nyata? 


Monopoli dan kawan-kawannya bisa menjadi latihan mental agar nggak mudah ambruk saat gagal. Minimal dari kecil sudah diajarkan, jarang ada kegiatan yang mulus-mulus saja. Gelombang dan riak-riak mungkin menghambat, tapi jangan mudah menyerah. Jadi, nggak boleh baper kalau bermain bersama keluarga, apalagi merajuk karena kalah


¤ Ngobrol Santai, Jangan Topik Berat

Hampir setiap hari anggota keluarga sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang sekolah, kerja, les, sampai sekadar nongkrong bareng teman. Kalau ada kesempatan berkumpul, kami bisa mengobrol tentang beragam topik. Ada saja topik obrolannya, mulai dari kisah lucu hingga saling curhat. Kalau bukan ngalor-ngidul dengan orang terdekat, sama siapa lagi? 


Jika ada terhimpit masalah, kami bisa saling minta tolong. Siapa tahu ada solusi yang meringankan beban. Jadi, keseruan mengutak-atik bidak permainan, bisa dimanfaatkan untuk tempat bertukar cerita dengan anggota keluarga. Momen kumpul begini pas banget untuk berbagi keceriaan, serta masalah kalau ada. 


Sambil mengubek-ubek bidak, kami bisa berbagi cerita apa saja termasuk hal-hal receh. Biasanya, cerita serba receh justru menarik dibahas pada waktu luang. Kalau yang berat-berat cukup untuk hari kerja. 


Nah, supaya lebih seru, di rumah nggak lupa disediakan cemilan ringan. Dulu kami sering membeli makanan di warung terdekat. Maklumlah, zaman lampau belum ada minimarket. Tapi nggak masalah karena warungnya bersih dan lengkap, kok.


Situasi dulu berbeda dengan sekarang. Kalau sekarang pilihan cemilan lebih seru dan beragam. Minimarket dan warung sudah menjamur, variasi makanan ringan siap menghangatkan obrolan keluarga. Salah satu rekomendasinya adalah OREO Wafer. 


OREO Wafer yang terdiri dari dua rasa, yaitu vanila dan coklat, pas untuk sajian di rumah ataupun di perjalanan. Maksudnya, perjalanan ke bioskop. Yap, sekarang ada film yang sedang hits. OREO Wafer merupakan sponsor utama untuk film yang sedang hits tersebut, yaitu Petualang Sherina 2 yang dibintangi Sherina Munaf dan Derby Romero. 


Kolaborasi OREO Wafer dan Petualangan Sherina 2

Bosan di rumah saja atau berulang kali mengunjungi tempat wisata yang sama? Berbeda dengan masa kanak-kanak saya, sekarang sudah ada beragam pilihan menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga. Salah satunya beramai-ramai menonton Petualangan Sherina 2 di bioskop favorit. Berkolaborasi dengan OREO Wafer, film ini mengajak keluarga untuk menjaga kedekatan di tengah kesibukan.


Dalam Press Conference Petualangan OREO Wafer, Dian Ramadianti, selaku Senior Marketing Mondelez Indonesia mengatakan OREO Wafer merupakan bagian dari keluarga Indonesia. Target dari kolaborasi ini adalah keluarga. OREO Wafer mengajak untuk menyediakan waktu berkualitas bersama keluarga. Jangan terjebak rutinitas kesibukan, bangun kenangan indah kebersamaan bersama keluarga.


Menonton bersama Petualangan Sherina 2 juga mampu membangun keceriaan dalam keluarga. Papa Mama bisa menceritakan nostalgia kesuksesan film terdahulu yang mampu menciptakan antrean panjang di bioskop. Anak-anak pun bisa belajar melihat kesetiakawanan Sherina dan Sadam yang tak lekang menembus jarak dan waktu. 


Keselarasan keluarga diilustrasikan persis seperti keakraban Sherina dan Sadam. Dua sahabat ini sudah lama berpisah, tugas dari pekerjaan yang mempertemukan mereka kembali. Walaupun lama berpisah, mereka dapat kembali merekatkan tali persahabatan. Bahkan Sherina membantu Sadam membebaskan Sayu, abak orang utan yang diculik. Kebersamaan bisa menjadi solusi untuk mengatasi setiap tantangan yang menghadang.


Bersama #PetualanganOreoWafer semua masalah ada solusinya.


Banjir Hadiah dari Kolaborasi OREO Wafer dan Petualangan Sherina 2

Bukan sekadar hiburan, Petualangan Sherina 2 dan OREO Wafer juga menawarkan beragam hadiah menarik dan bikin mupeng. Wow, apa saja hadiah dan syarat-syaratnya?


Mudah, kok, cara mengikutinya. Belilah varian OREO Wafer mulai 1 September hingga 31 Oktober 2023 pada toko terdekat. Kemudian ambil foto produk OREO, atau pindai kode QR pada kemasan dan kirim ke nomor WA 0812-6888-1259. 


Ada beragam hadiah menarik yang menanti, seperti iPhone 14, Nintendo Switch, merchandise eksklusif OREO Wafer X Petualangan Sherina 2, hingga hadiah utama Meet and Greet bersama Sherina dan Sadam (Derby Romero)


Penarikan undian diselenggarakan setiap dua minggu sekali. Lumayan sering pengundiannya. Dengan hadiah 'Wow' begitu, tunggu apalagi. Ingat, ya, masukkan OREO Wafer ke dalam daftar belanjaan. Jangan sampai kelewatan. Kesempatan belum tentu datang dua kali. Semakin banyak mengirim, semakin besar kesempatan untuk menang.


Supaya lebih lengkap, yuk, klik link berikut.


https://www.instagram.com/p/CxISQpsr8Dh/


Petualangan Sherina 2, Reuni dan Nostalgia Dua Mantan Bintang Cilik Top 

Tahun 2000, jagad sinema Indonesia digemparkan dengan peluncuran film musical Petualangan Sherina, yang dibintangi Sherina Munaf dan Derby Romero. Awalnya, film ini direncanakan berjudul Petualangan Vera dan Elmo. Namun, mengingat pamor Sherina, penyanyi cilik dengan album Bila Aku Besar Nanti yang sedang melejit, judul film diganti sesuai dengan nama sang bintang.


Ternyata strategi ini berhasil. Petualangan Sherina booming dan diperkirakan ditonton oleh 1,6 juta orang. Pemutarannya tidak hanya membuat antrean panjang di bioskop, tapi juga pemandangan anak-anak yang menangis di lobi bioskop. Saking ramainya, mereka tidak kebagian karcis dan harus kembali lagi besok. Para bocah itupun terisak sambil dibujuk orang tuanya.


Kesuksesan Petualangan Sherina kerap menimbulkan pertanyaan dari penggemarnya. Apakah ada rencana membuat sekuel? Riri Reza yang duduk di bangku sutradara, serta Mira Lesmana sebagai produser, belum pernah memberi jawaban atas pertanyaan para penggemar. Waktu terus melintas. Perlahan, keingintahuan tersebut sirna dan film-film baru bermunculan di bioskop.


Hingga 23 tahun berlalu.


Tanggal 28 September 2023 kemarin, Petualangan Sherina 2 resmi dirilis di bioskop-bioskop seluruh tanah air. Masih dipimpin oleh Riri Reza dan Mira Lesmana, para penggemar bisa mengobati kerinduan mereka melihat aksi Sherina dan Sadam. Bagaimana kelanjutan persahabatan mereka setelah berpuluh-puluh purnama berlalu, bisa disimak dalam film ini. 


Petualangan Sherina 2 berkisah tentang dua sahabat masa kecil yang sudah berpisah selama bertahun-tahun. Tugas dari kantor mempertemukan kembali Sherina (Sherina Munaf) dan Sadam (Derby Romero) di Kalimantan. Sherina, salah seorang jurnalis terbaik di Jakarta, ditugaskan meliput konservasi orang hutan Kalimantan yang dipimpin oleh Sadam. 


Pertemuan mereka mengingat kembali kenangan indah masa kanak-kanak. Kedua sahabat ini juga membahas mengapa dulu sempat berhenti berkomunikasi. Tak disangka, pekerjaan justru mempertemukan dua tokoh pemberani ini.


Namun, reuni mereka sejenak terusik oleh penculikan anak orang hutan, Sayu, dari komplotan orang-orang tak bertanggung-jawab. Mengetahui hal ini Sherina dan Sadam segera bahu membahu menyelamatkan Sayu. Adegan kejar-kejaran dan berhadapan dengan pelaku kriminal, seperti masa kecil dulu, terulang kembali. 


Keseruan petualangan Sherina dan Sadam cocok disaksikan oleh anak-anak. Selain kesetiakawanan, film ini mendidik mereka untuk mencintai alam dan menjaga ekosistem. Orang utan merupakan satwa dilindungi. Membawa mereka keluar dari habitat, bukan hanya melanggar hukum, tapi juga menyiksa hewan yang seharusnya menetap di alam bebas. Biarkan satwa hidup di habitatnya.


Pesan-pesan dari Petualangan Sherina 2 untuk Keluarga Indonesia

Agak rumit membangun kedekatan dan keceriaan keluarga di sela-sela kesibukan masing-masing. Nah, jika ada waktu luang, ayo, berkumpul dan bersama membangun keceriaan. Seperti Sherina dan Sadam yang sempat lama berpisah, tapi mampu kembali menjalin keakraban masa kanak-kanak. 


Selain hiburan, ada pesan-pesan dari Petualangan Sherina 2 yang layak disimak anak-anak Indonesia.


¤ Anak Berani Terbuka Berkomunikasi dengan Orang Terdekat

Menonton film bersama orang tua bisa menjadi waktu berkualitas bersama anak-. Mereka mau bertanya tentang hal-hal yang kurang dipahami, apalagi jika berkorelasi dengan adegan di film. Kalau terbiasa mengobrol dengan orang tua, mereka nyaman terbuka membahas permasalahan teman, sekolah, cita-cita, dan sebagainya.


Tanggal 10 Oktober kemarin, kita memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia. Tahukah sekarang anak-anakpun bisa mengalami gangguan mental? 


Hasil survei kolaborasi UGN dan I-NAMHS (Indonesia National Adolescent Mental Health Survey) menyatakan kalau 1 dari 3 anak remaja berusia 10 - 17 tahun memiliki gangguan mental. Kemudian, 1 dari 20 remaja mengalami gangguan mental dalam 20 tahun terakhir.


Dari jumlah tersebut, hanya 2,6% remaja yang mengakses fasilitas kesehatan mental, seperti konseling. Situasi ini semakin rumit dengan ditemukannya data, 4,3% dari orang tua atau pengasuh yang mengatakan anak mereka membutuhkan bantuan profesional untuk mengatasi masalah kesehatan mental.


Penyebab gangguan kesehatan mental pada anak menurut UNICEF adalah kekerasan di sekolah atau kehilangan anggota keluarga. Berkomunikasi santai dan menghabiskan waktu bersama anak, bisa mengajak mereka berbicara terbuka tentang kondisinya sekarang. Jadi, jika ada yang mengganggu emosi anak, orang tua mampu mendeteksinya dan mencari bantuan jika dibutuhkan.


Sumber : ugm.ac.id dan katadata.co.id

Menonton film dan menghabiskan waktu bersama keluarga, bisa mencegah gangguan mental pada. Yuk, ajak anak ngobrol nyaman sambil menonton film agar mereka lebih terbuka curhat pada orang tua.


¤ Peduli Pelestarian Hutan

Film Petualangan Sherina 2 mengambil lokasi di Pulau Kalimantan. Hutan Kalimantan merupakan paru-paru dunia yang menghasilkan oksigen untuk mahluk hidup. Setelah Amazon dan Afrika Tengah, Kalimantan berada pada urutan ketiga hutan tropis terbesar di dunia. Sayangnya, laju deforestasi (kerusakan hutan) mulai mengurangi luas paru-paru dunia ini. 


Menurut data dari Departemen Kehutanan, luas hutan Kalimantan mencapai 40,8 juta hektar. Namun, angka deforestasi pun terus meningkat selama tahun 2000 - 2005, yaitu mencapai 1,23 juta hektar. Akibatnya, luas hutan terus berkurang. Dirilis dari Greenpeace, deforestasi pada tahun 2010 menyebabkan hutan Kalimantan hanya tersisa 25,5 juta hektar.


Adegan dalam Petualangan Sherina 2 menampilkan kehijauan pepohonan yang menyejukkan mata. Dedaunannya menghasilkan oksigen sebagai bagian dari kelangsungan hidup manusia dan hewan. Sebagai generasi penerus yang kelak akan mewarisi bumi, kelak anak-anak diharapkan mampu untuk ikut melestarikan alam. Tidak ada yang mampu menggantikan naungan hutan tropis paru-paru dunia. 


¤ Menolak Perdagangan Satwa Dilindungi

Dalam film dikisahkan tentang penculikan Sayu, anak orang utan, oleh orang tak bertanggung jawab. Hewan tersebut akan dipelihara untuk koleksi pribadi. Padahal, tempat terbaik untuk Sayu adalah hutan, bukan rumah megah pemukiman manusia.


Sudah banyak tersebar berita tentang satwa dilindungi yang diperjualbelikan untuk kepentingan pribadi. Bahkan tidak sedikit yang diburu hingga mati secara brutal demi segepok materi. Jika tidak segera diselamatkan, maka satwa-satwa ini akan punah dan menjadi sejarah. 


Menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature/Uni Internasional untuk Konservasi Alam), Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam satwa endemik. Satwa endemik berarti, spesies tersebut hanya ada di Indonesia. Jika punah di Indonesia, berarti lenyap jejaknya dari seluruh bumi. 


Pada 2013, jumlah mamalia endemik yang tercatat mencapai 259 jenis, disusul burung 384 jenis, dan ampibi sebanyak 173 jenis. Data yang membanggakan, ya? Ternyata negeri kita kaya akan beragam spesies unik.


Namun, perlu diingat kalau Indonesia juga dikenal dengan fakta bahwa sudah banyak hewan yang terancam punah. Penyeludupan, perdagangan satwa ilegal, perburuan liar, hingga deforestasi, merupakan faktor-faktor utama tingginya angka kepunahan hewan.


Dari data yang dihimpun IUCN tahun 2011, ada 184 jenis mamalia, 119 jenis burung, 32 jenis reptil, dan 32 jenis ampibi yang terancam punah. Jika tidak diselamatkan dari sekarang, kelak hewan-hewan tersebut hanya bisa kita lihat di layar gadget.


Dalam Petualangan Sherina 2, keberanian dan keteguhan Sherina dan Sadam dalam menyelamatkan anak orang utan diharapkan dapat menginspirasi anak-anak. Kelak, mereka ikut melestarikan satwa-satwa liar, terutama yang terancam punah. Generasi penerus mampu menolak segala upaya dan tindakan yang membahayakan keselamatan hewan. Siapa tahu di tangan mereka, satwa bisa hidup layak dan lebih sejahtera. 


Selalu Ada Waktu untuk Keceriaan dan Keakraban bersama Keluarga

Monopoli, ular tangga, dan ludo, populer sebelum zaman internet. Walaupun masih dijual secara fisik di toko-toko, sekarang permainan ini eksis melalui aplikasi di gadget. 


Bermain monopoli

Kalau dulu membutuhkan dadu dan bidak untuk bermain, sekarang cukup menggeser jari selama permainan. Lawannya pun bukan harus orang, tapi komputer. Jadi, untuk yang sendirian, bisa dijadikan pengisi waktu luang. 


Bedaannya mesin hanya menjalankan tugasnya hingga selesai. Ya, jadi kalau memungkinkan, carilah teman bermain yang bernapas. Jangan mesin. Kurang seru kalau hanya bermain melawan mesin. Benda itu nggak bisa diajak ngobrol seperti anggota keluarga.


Setiap orang mungkin berbeda seleranya. Ada yang hobi sendiri, ada pula yang perlu teman curhat supaya ramai. Seperti keluarga saya dulu, kami sering berkumpul mengutak-atik permainan jadul bersama. Keceriaan bisa dimulai dari aktivitas sederhana. Nggak perlu mahal, yang penting semua senang bisa ikutan. 


Walaupun cuma permainan yang dilengkapi karton, dadu, serta bidak, peserta wajib jujur selama bermain. Kalau ketahuan bohong, bakalan di-blacklist sama yang lain. Jika dari rumah saja sudah hobi memutarbalikkan fakta, gimana lagi nanti di luar?


Dengan kumpul bersama, kami juga bisa diskusi kecil-kecilan, saling curhatan jika ada masalah di sekolah atau pergaulan. Siapa tahu ada yang bisa kasih solusi. Intinya, problem jangan dipendam sendiri, nanti malah kepikiran terus dan mengganggu. 


Bercengkerama bersama anak

Dengan situasi terbatas, kami bisa berbagi keceriaan dan keseruan bersama dari rumah. Mau gimana lagi, objek wisata masih terbatas dan jauh pula. Kalau saja dulu sudah diproduksi film Petualangan Sherina 2, mungkin kami akan pergi beramai-ramai ke bioskop. 


Petualangan Sherina 2 yang berkolaborasi dengan OREO Wafer, merupakan tontonan yang tepat untuk keluarga. Reunian Sherina dan Sadam menjadi cerminan masa kecil yang indah dan terus dikenang hingga mereka dewasa. Keceriaan, kekompakan, dan keberanian dua sahabat itu, terbukti mampu mengatasi masalah dan menemukan solusi di tengah suasana yang mengancam. 


Ke depan, semoga muncul kembali film-film bermutu anak negeri hasil kolaborasi OREO Wafer dan rumah produksi. Penonton perlu tontonan berkualitas yang memberikan pesan moral, terutama untuk generasi muda. Pendidikan bukan harus diperoleh dari sekolah. Tontonan bermutu bisa menjadi media pembelajaran tepat bagi anak. 



Referensi :


* Fakta tentang Satwa Liar di Indonesia

https://www.profauna.net/id/fakta-satwa-l


* Hasil Survei I-NAMHS : Satu dari Tiga Remaja Indonesia Memiliki Masalah Kesehatan Mental

https://ugm.ac.id/id/berita/23086-hasil-survei-i-namhs-satu-dari-tiga-remaja-indonesia-memiliki-masalah-kesehatan-mental/


* Jutaan Remaja Indonesia Disebut Terdiagnosis Gangguan Kesehatan Mental, Ini Jenisnya

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/04/14/jutaan-remaja-indonesia-disebut-terdiagnosis-gangguan-kesehatan-mental-ini-jenisnya


* Tentang Hutan Kalimantan

https://www.profauna.net/id/kampanye-hutan/hutan-kalimantan/tentang-hutan-k


* Ilustrasi : Dokumen Pribadi, Pixel, Pixabay, dan editan Canva.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prioritaskan Kesehatan Mata Sebagai Investasi Seumur Hidup

Kaca mata identik dengan orang tua dan kakek nenek lansia. Penglihatan yang mulai mengabur karena faktor usia ataupun penyakit, membuat para warga senior banyak yang bermata empat. Namun, apa jadinya kalau anak-anak sudah menggunakan kaca mata? Berkaca mata sejak usia 12 tahun, saya paham bagaimana risihnya dulu pertama kali memakai benda bening berbingkai ini. Saat masuk ke kelas, ada beragam tatapan dari teman-teman, mulai dari yang bingung, merasa kasihan, sampai yang meledek.  "Ih, seperti Betet!" Begitu gurauan seorang anak diiringi senyum geli. Hah, Betet? Sejak kapan ada burung Betet yang memakai kaca mata.  Cerita beginian cuma ada di kisah dongeng. Terlalu berlebihan. Candaannya diabaikan saja Waktu itu,  bukan perkara mudah menjadi penderita rabun jauh atau miopia. Apalagi di sekolah saya tidak banyak anak yang memakai kaca mata. Kalau kita beda sendiri, jadi kelihatan aneh.  Padahal, siapa juga yang mau terkena rabun jauh? Walaupun risih, keluhan mata tidak boleh

Konservasi Hutan untuk Ekonomi Hijau bersama APRIL Group

Gerakan ekonomi hijau atau Green Ekonomy mulai disosialisaikan oleh United Nation Environment Program (UNEP) pada tahun 2008. Konsep ini menitikberatkan pada kegiatan ekonomi untuk kemajuan negara, dengan memperoleh keuntungan bersama antara produsen dan konsumen, tanpa merusak lingkungan. Salah satu lingkungan yang dipantau adalah hutan. Sebagai salah satu pabrik pulp dan kertas terbesar di dunia,  pengalaman APRIL Group , melalui anak perusahaannya PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Riau, Indonesia, dapat menjadi referensi untuk pelestarian lingkungan. Perusahaan tetap konsisten mengelola pabrik, tanpa mengabaikan alam, bahkan  melalui program APRIL2030 , ikut meningkatkan  kesejahtearaan masyarakat  dan turut mengurangi emisi karbon . Yuk, kita simak aktivitas ekonomi hijau bersama perusahaan ini. Ekonomi Hijau untuk Menjaga Keanekaragaman Hayati  Sumber : Pixabay  Konservasi Hutan untuk Mencegah Deforestasi Setiap tahun, perusahaan mampu memproduksi 2,8 jut

Ketika Konten Blog Menggeser Sistem Marketing Jadul

Dahulu kala ketika internet belum semasif sekarang, rumah sering didatangi Mbak-mbak atau Mas-mas  berpenampilan menarik. Dengan senyum menawan, mereka mengulurkan tangan menawarkan produk dari perusahaannya. "Maaf, mengganggu sebentar. Mari lihat dulu sampel produk kami dari perusahaan XYZ." Begitu mereka biasanya memperkenalkan diri. Mayoritas pemilik rumah langsung menggeleng sambil meneruskan aktivitasnya. Sebagian lagi acuh sembari mengalihkan perhatian. Ada juga yang masuk ke rumah dan menutup pintu. Respon para salesman tersebut pun beragam. Beberapa orang dengan sopan berlalu dari rumah, tapi ada pula yang gigih terus mendesak calon konsumen.  Walaupun upayanya nihil karena tetap dicuekin. Saat dulu masih kanak-kanak, saya pernah bertanya pada orang tua. Kenapa tidak membeli produk dari mereka? Kasihan sudah berjalan jauh, terpapar sengatan sinar matahari pula. Mereka pun sering diacuhkan orang, bahkan untuk salesgirl beresiko digodain pria iseng. Jawaban orang tua