Langsung ke konten utama

Postingan

Paket JNE untuk Kosumen yang Bahagia dan Kreatif

  Setuju atau tidak, menerima paket dari kurir menjadi hal menyenangkan, apalagi jika kiriman tersebut sudah ditunggu berhari-hari.  Dulu saya punya saudara yang bekerja di  luar kota. Jika dia baru pulang travelling dan sering membeli suvenir khas daerah setempat, dia sering kasih kabar.  “Eh, aku baru pulang liburan, lho. Nih, ada suvenir lucu-lucu dari dari sana. Mau?” Begitu dia bertanya melalui telepon sambil mengirimkan foto benda yang dimaksud.  Wow, suvenirnya memang bagus banget. Namanya suvenir secara fungsi palingan cuma jadi pajangan di rumah. Namun, benda tersebut enggak dijual pada sembarang tempat. Toh, benda bukan cuma dilihat dari fungsinya saja, tapi juga dari segi estetika. Jadi, apa alasan menolaknya? Beberapa hari kemudian, pak kurir sudah mampir di depan rumah. Sambil tersenyum-senyum seperti mendapatkan rezeki nomplok dari langit,  saya menerima paketnya. Akhirnya, bertambah juga koleksi benda pajangan di rumah.  Tetapi, bukan hanya saya saja yang senang menerima

Sekelumit Cerita dari Pendek Asisten Rumah Tangga

  Sekarang perlu kesabaran untuk menemukan asisten rumah tangga (ART) yang telaten, rajin, serta dapat dipercaya. Asisten yang tepat berarti mampu bekerja dengan majikannya dalam jangka waktu lama. Jika memiliki yang asisten jujur serta betah bekerja lama, berarti pemilik rumah beruntung. Urusan domestik sudah aman di tangan orang yang tepat. Dulu ketika kami perlu asisten untuk mengurus rumah, saya agak khawatir menunggu orang yang bakalan datang. Kira-kira, ada nggak yang bisa diandalkan, mengingat banyak berita negatif tentang perseteruan antara majikan dan asistennya. Apalagi melihat pengalaman tetangga yang kurang awet dengan asisten mereka, bertambah khawatirlah saya. Awalnya, keraguan saya mulai terbukti. Ini mungkin efek pikiran negatif, jadi sebaiknya hati-hati menjaga pikiran sendiri. Asisten pertama yang datang benar-benar menguras emosi. Ada saja kesalahan yang dilakukannya sejak awal bekerja di rumah. Diberitahukan baik-baik, tapi besoknya diulangi lagi. Akhirnya, dia

Kumpul Berfaedah ala Reuni Sekolah

  “Ayo, Nak, jangan malas berangkat sekolah. Kalau hari ini kamu enggak mau sekolah, suatu hari nanti kamu enggak bisa ikut reuni.” Percakapan di atas pernah dikirim salah seorang teman ke grup WA alumni. Walaupun mengundang senyum, tapi ada benarnya juga, kan. Sekolah bukan hanya sarana menuntut ilmu, tapi juga tempat mengumpulkan teman-teman untuk diajak reuni beberapa tahun yang akan datang. Minimal mereka mau bergabung di grup WA almamater, seperti sekarang.  Meskipun demikian, enggak semua alumni mau diajak bergabung dalam grup almamater. Saya sendiri ikut beberapa grup alumni sekolah, sementara ada teman lain yang menolak ikutan. Sebagian lagi hanya bertahan sebentar dalam grup. Mereka keluar dan menolak diajak kembali bergabung. Alasannya beragam.  Menurut mereka yang keluar, enggak penting amat acara kumpul-kumpul begitu. Toh, alumni cuma teman-teman lalu yang sudah lewat masanya. Ada lagi yang mengatakan kalau obrolan di grup enggak menyambung, alias pola pikirnya sudah berbed