Langsung ke konten utama

Postingan

Stasiun Bandar Khalipah, Batang Kuis, Araskabu, dan KA Bandara Medan

  Naik kereta api, tut ... tut ... tut .... Siapa hendak turut? Ada yang belum pernah menyanyikan lagu di atas? Zaman TK atau awal SD, lagu tersebut populer di kalangan sejuta anak-anak. Liriknya sederhana, mudah diingat, dan dipahami. Siapapun bisa melantunkannya dengan versi dan gaya masing-masing. Sejak dulu kereta api sudah menjadi salah satu alat transportasi populer. Kendaraan ini bebas macet dan kerap dipilih sebagai angkutan ke luar kota. Hanya saja,  tidak semua lokasi pas untuk dilalui kereta api, seperti daerah pegunungan misalnya. Situasi tersebut tentu berbeda dengan bis, mobil, atau motor yang lebih fleksibel dan tersedia di mana saja. Karena tidak semua daerah menyediakan fasilitas ini, naik kereta api bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan. Bersama kereta, tidak ada penumpang yang hampir 'jantungan' karena sopir bis membawa kendaraan dengan kecepatan super jet.  Atau di pesawat ada turbulensi yang menyebabkan orang ketakutan dan harus memakai seat belt . Dala

Ini Perbedaan Hoarder dan Penyayang Hewan Sejati

  Bertemu dengan orang yang peduli dengan hewan terlantar merupakan hal langka. Bagaimana tidak? Di zaman yang cenderung mendahulukan kepentingan pribadi, masih ada yang mau merawat makhluk yang kerap diabaikan. Padahal, hewan tersebut tidak mungkin membayar biaya hidup. Namun, tetap ada yang mau mengurusnya tanpa pamrih. Meskipun kelihatan mulia, tapi ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan pada individu yang suka mengumpulkan hewan. Segala sesuatu yang terlalu biasanya kurang baik, termasuk terlalu banyak mengurus binatang. Akibatnya, bukan hanya berdampak pada pemiliknya, tapi juga masyarakat sekitar dan hewan yang tinggal dalam rumah. Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan memelihara hewan di rumah, asalkan terjamin kebersihan dan kesehatannya. Mahluk-makhluk itu sebaiknya dirawat dan tidak menimbulkan keresahan warga. Hewan hendaknya memperoleh makanan cukup dan keadaan rumah penampungan tetap bersih. Ini baru namanya pemilik bertanggung-jawab. Peliharalah hewan

Pengalaman Menumpang Bis Listrik Pertama Medan

  Terkadang sesuatu yang tidak direncanakan justru menjadi kegiatan seru. Kebetulan yang menyenangkan, kata orang. Hanya spontan, tapi menjadi pengalaman baru, seperti menumpang bis listrik pertama di Medan.  Tanpa direncanakan, akhirnya saya bisa menumpang bis yang akhir-akhir ini jadi topik di berbagai media. Ceritanya, saya ada sedikit keperluan di sekitar Jl.  A. H. Nasution,  Medan Johor. Selesai urusan, saya duduk bersama sebungkus es dawet.  Sambil menikmati kesegaran es, saya heran, kok, banyak bis pariwisata yang lewat? Tampilannya pun unik, ada lampu-lampu di bodi bis. Boleh juga penampilannya yang meriah. Kendaraan ini berbeda dengan bis-bis pariwisata yang biasa berseliweran.  Saya teringat berita di medsos yang sempat dibaca kemarin. Menyusul Makassar,  Semarang,  Bali, Surabaya, serta Jakarta, Medan sudah memiliki bis listrik. Tanggal 4 Januari 2024, Pemko Medan resmi meluncurkan bis listrik dari stasiun di J-City, tak jauh dari Jl. A. H. Nasution lokasi saya menikmati es