Langsung ke konten utama

Postingan

Kokoh Bersama Semen Tonasa

Lahan hijau di pinggir sungai keruh telah berubah menjadi pemukiman padat penduduk. Sisa-sisa areal sepi hanya meninggalkan jejak tanah kosong yang terus terjepit dengan pembangunan perumahan. Jalanan masa lampau yang bersemak dan becek ketika hujan, kini sudah beralih menjadi susunan rapi batako putih. "Dulu di sini sunyi sekali, jarang orang melintas.  Tanah cuma ditanami dengan pohon-pohon yang tidak terlalu tinggi, serta pembibitan kelapa sawit.  Selebihnya hanya semak-semak belukar sekaligus sarang hewan melata."   Begitu dikisahkan seorang warga yang sudah tinggal hampir dua puluh tahun di areal tersebut. Penasaran dengan masa lalu tempat pemukiman sekarang, saya mencoba mencari tahu dari warga yang telah lama menetap di sana. Kisah yang dituturkan di atas terbukti dengan pemandangan yang kami lihat pada awal pindahan kemari hampir tujuh belas tahun yang lalu. Rumah-rumah warga masih bisa dihitung jari. Keluar malam pun agak takut karena banyak tanah kosong dengan ilala

Menghalau Selimut Polusi untuk Mencegah Hujan Asam yang Merusak Pohon Buah-buahan

Konon hari hujan adalah waktu yang penuh dengan ide kreativitas. Banyak karya puisi, lagu, tulisan, bahkan film yang terinspirasi dari rinai air yang jatuh membahasi bumi. Bahkan ada yang menganggap kalau hujan mempunyai nilai seni karena ada kenangan yang tercipta saat tercurah. Akan tetapi bagi orang lain,hujan menakutkan karena membawa ancaman banjir.  Bukan cerita kenangan, yang ada justru berbasah-basah bersama keluarga sambil membersihkan rumah yang terendam air.  Hujan turun membuat penghuninya waspada karena perlu memantau ketinggian air, serta bersiaga menyelamatkan barang-barang kalau terjadi hal yang tak diinginkan. Sementara ada yang menganggap hujan adalah harapan karena airnya menyuburkan tanaman. Tetumbuhan mengeluarkan hasil bumi terbaik yang siap dipanen. Hujan menjadi berkah karena menumbuhkan sayur atau buah-buahan yang kita konsumsi. Panen buah-buahan adalah masa yang paling ditunggu di musim penghujan.  Pada saat itu, rambutan, duku, hingga durian mulai tampak dija

Uang Kuno Indonesia dan Jajanan Anak-anak Jadul

Walaupun berpenampilan kusam dan lusuh, uang kuno Indonesia masih dicari oleh para kolektor. Dari penjual offline hingga online, banyak yang menawarkan berbagai koin ataupun lembaran kertas berharga yang pernah beredar di masyarakat bertahun-tahun lalu. Benda-benda mungil ini bolehlah disebut sebagai saksi bisu sejarah bangsa kita, terutama di bidang perekonomian. Uang identik dengan kenaikan harga.  Seperti awal September 2022 lalu, penduduk Indonesia dikejutkan dengan kenaikan harga BBM. Masyarakat resah mengingat sebelumnya harga kebutuhan rumah tangga, seperti minyak goreng, sudah duluan melonjak. Penyesuaian  ini seperti aba-aba yang menuntun harga-harga barang kembali melejit. Bukan hanya persoalan harga barang, para orang tua juga memikirkan bagaimana dengan isi kantong si buah hati.  Banyak anak sekolah, termasuk saya dulu, yang harus mengantongi uang jajan kalau mau berangkat. Padahal, lokasi sekolah sebenarnya tidak jauh dari rumah dan nggak perlu ongkos naik angkutan.   Uang