Langsung ke konten utama

Kumon Connect dan Pendidikan Online

 



Anak-anak sekarang memang beruntung. Fasilitas belajar di era digital lebih lengkap dibandingkan sekolah jadul. Jika dulu anak hanya menyerap ilmu dari buku-buku yang berjejeran di rak perpustakaan konvensional, maka sekarang isi buku dapat ditelusuri dengan ujung jari dalam bentuk ebook, pada layar gadget.



Sarana belajar pun beragam, bukan hanya dari ebook. Video pembelajaran atau tutorial bisa disimak dalam aplikasi. Belum lagi audio book yang membuat kita seperti didongengin pas masa kecil dulu. Cara belajar sudah serba praktis. Semua materi telah dimuat dalam gadget yang bisa dimasukkan ke kantong atau tas. 



Karena praktis, ada yang menganggap gadget membuat anak menjadi malas. Kalau perlu sesuatu, cukup klak-klik saja. Enggak perlu lagi repot membolak-balik buku seperti generasi sebelumnya. Padahal, belum tentu karena tergantung dari tontonan yang dilihat. Kalau cuma membaca cerita recehan atau video nge-prank nan lebay, boleh jadi karakter anak ikut terpengaruh. 


Manfaat Konten Edukatif

Sebaliknya, konten-konten yang edukatif justru memberi beragam manfaat untuk anak, seperti :





Mengasah Kreativitas

Dengan anak melihat beragam konten berkualitas, bisa memunculkan ide kreatif dalam benaknya. Dalam era digital, ide bukan hanya diasah melalui literasi. Tontonan visual pun bisa mengajak anak untuk ikut berkreasi dan mengukir karya-karya mereka. 



Dengan teknologi, beragam kreasi nan kreatif bertebaran di beranda layar gadget. Asal pandai pilah-pilih, ilmu kreatifnya akan menular dan menciptakan kreasi baru yang tidak kalah menarik. Menonton channel yang inspiratif sesuai dengan usia anak, bisa menjadi pembelajaran online untuk mereka.



Meningkatkan Antusiasme 

Belajar dengan gadget meningkatkan rasa antusiasme alias ingin tahu anak, sehingga enggak bosan-bosannya men-scroll layar. Rasa ingin tahu terus berkembang, apalagi jika pembelajaran pada layar gadget disertai gambar-gambar yang berwarna-warni. Antusiasme penting untuk menjaga semangat belajar. 



Mendekatkan Relasi Orang Tua dan Anak

Saking menariknya, gadget sering membuat anak lupa waktu dan situasi. Warna-warni dan gerakan objek dalam layar begitu memukau anak-anak dan menjadikan mereka abai untuk beristirahat sejenak dari layar gadget. Kesehatan mata, tubuh yang kurang gerak, hingga waktu bersosialisasi yang semakin berkurang, berdampak pada perkembangan fisik dan mental anak. 



Orang tua sebaiknya mendampingi anak-anaknya, serta mengingatkan mereka agar menetapkan batasan waktu menggunakan gadget. Hindari kebablasan waktu, apalagi sampai lupa kalau masih banyak pemandangan indah dan nyata di luar sana. Jangan melihat gadget melulu. Duduk mendampingi mereka merupakan salah satu upaya mengawasi penggunaan gadget pada anak. 



Melek Teknologi 

Perkembangan teknologi melesat seperti kecepatan cahaya. Fitur-fitur gadget yang berada dalam genggaman sekarang akan ketinggalan zaman pada tahun depan. Versi terbaru dengan aplikasi yang up to date segera mengisi rak gerai-gerai gadget pusat pertokoan. Beragam aplikasi serta fitur terbaru nan canggih terus bermunculan.  





Mengenalkan teknologi sejak dini pada anak menjadi kesempatan agar mereka cepat mengikuti perkembangan. Jangan sampai mereka gaptek seperti papa mama, serta om dan tantenya ketika dulu internet mulai menyebar. Apalagi sekarang sekolah atau kursus wajib menggunakan gadget sebagai sarana belajar. Ini sebenarnya kabar baik karena mempermudah mereka untuk mengenal teknologi. 



Pendidikan Era Digital dan Belajar Online

Membahas belajar online jadi ingat masa pandemi dulu. Kelas online sempat menjadi perdebatan mengingat kurangnya interaksi antara murid dan guru. Ketemu setiap hari saja belum tentu kemampuan muridnya betkembang, apalagi jika hanya bertatapan melalui layar gadget. Guru sulit mengawasi murid-muridnya agar fokus pada pelajaran. 



Namun, setelah pandemi mereda, ternyata kelas online tetap ada peminatnya. Belajar online membantu anak untuk tetap produktif, meskipun tidak hadir langsung di kelas. Situasi setiap orang, kan, berbeda. Ada yang tinggal jauh, sehingga tidak ada yang mengantar anak ke lokasi belajar. Anak pun sulit hadir di kelas offline sesuai jadwal.  Kelas online memungkinkan siapapun bisa belajar tanpa terhambat lokasi. 



Kelas online juga menghemat waktu karena anak tidak perlu melewati perjalanan lama, apalagi jika terkena macet. Waktu luang tersebut bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Orang tuanya pun lebih hemat ongkos transportasi karena tidak perlu mengantar anaknya.





Jangan memandang sebelah mata manfaat kelas online. Asalkan siswanya memang fokus dan serius, dijamin kualitasnya tidak kalah dengan kelas offline. Yang penting bukan lokasi belajar, tapi kemauan belajar dan fokus pada materi serta tugas-tugas yang diberikan oleh pembimbing. 



Cuma, yang namanya kelas, baik online maupun offline rentan menjemukan apabila penyampaiannya kurang menarik. Apalagi jika pelajarannya termasuk rumit, seperti matematika dan bahasa Inggris. Sudah dahi berkerut-kerut, cara belajarnya membuat mengantuk lagi. Nah, supaya anak-anak semangat  belajar, perkenalkan mereka dengan metode pembelajaran yang sudah terbukti kualitasnya, yaitu Kumon. 



Kumon Matematika dan Bahasa Inggris 

Kurang tertarik dengan metode belajar lama? Apalagi jika belajar subjek rumit, seperti matematika yang menjadi momok bagi banyak siswa Jadi ingat zaman sekolah dulu.  Rasanya minder kalau teman-teman lain sudah selesai mengerjakan soal, tapi saya masih pusing tujuh keliling memandang kertas ujian. Duh, kenapa kemampuanku cuma segini? 



Sekarang sudah ada metode Kumon yang memungkinkan anak belajar matematika dan bahasa Inggris sesuai dengan kemampuan, bukan usia mereka. Anak tidak perlu lagi dibanding-bandingkan dengan teman sebaya mereka. Setiap anak unik dan berbeda, termasuk dalam kemampuan matematika dan bahasa Inggris. 



Supaya tahu kemampuannya, sebelum mendaftar kelas Kumon anak akan mengikuti tes penempatan. Hasilnya menentukan peringkat dalam pembelajaran Kumon. Jadi, jangan heran kalau ada anak-anak yang berusia sama, tapi mengerjakan soal Kumon yang berbeda.  





Kemampuan dan perkembangan setiap anak terus dievaluasi. Mereka dipantau oleh Pembimbing Kumon. Jika kesulitan mengerjakan soal, maka mereka dibimbing hingga mampu menyelesaikan soal-soal dengan benar. Anak pun semakin percaya diri, bukan minderan, karena ternyata mereka mampu menyelesaikan masalah rumit. 



Kumon mendukung anak untuk lebih mandiri dan mampu mengatasi tantangan. Mereka terus dibimbing hingga mampu menyelesaikan sendiri soal-soal yang diberikan. Selain kemandirian, mereka pun dididik untuk konsisten. Setiap hari, anak menerima lembar kerja baru, hingga mereka mampu untuk menyelesaikan tugas yang belum pernah dilakukan.



Kumon bukan sekadar kumpulan angka atau huruf, tetapi membantu membangun karakter anak untuk mengembangkan keterampilan hidup. Mereka dididik untuk tekun dan bertanggung-jawab menyelesaikan tugas. Anak diajak berani menghadapi dan mengatasi rintangan, serta mau berupaya mengejar dan mewujudkan impian mereka.



Untuk yang berminat, tidak ada batasan usia mendaftar sebagai siswa Kumon. Mulai dari usia pra sekolah hingga SMA, boleh mengikuti Kumon. Semakin dini usianya, tentu semakin baik. Kumon merupakan jenjang pendidikan jangka panjang, bukan hasil instan. Perlu waktu 12 bulan untuk memantau perkembangan anak. Ini baru awal dan perlu jenjang tingkat, serta waktu bertahun-tahun untuk terus berkembang. 



Apa saja subjek yang tersedia? Pada Kumon Indonesia, ada subjek matematika dan bahasa Inggris yang bisa didaftarkan oleh anak. 



Kumon Matematika 

Matematika berkorelasi dengan pekerjaan yang semakin banyak muncul di era teknologi ini, seperti programmer. Profesi ini banyak dicari oleh perusahaan besar karena bertugas menangani perangkat lunak. Peminat profesi ini cukup banyak, sehingga persaingannya pun semakin ketat. 





Jika anak kurang berminat bergelut di bidang teknologi, matematika tetap dibutuhkan untuk aktivitas hitung menghitung setiap hari. Jadi, matematika tetap penting dipelajari.

 


Masalahnya, matematika sering menjadi momok bagi anak yang kurang mahir dalam hitung menghitung, termasuk saya dulu pada zaman sekolah. Rasanya, lebih baik disuruh berlari keliling lapangan sepak bola daripada mengerjakan soal-soal ujian matematika.



Saya pun sudah mengikuti les, membahas banyak soal, membaca banyak buku matematika, tapi hasilnya tetap standar. Memang enggak bakat kali, ya. Nilainya pun biasa-biasa saja.



Padahal, belajar matematika bukan sekadar mencari nilai akademik. Ada banyak manfaat pelajaran matematika untuk anak, seperti membantu berpikir sistematis dan logis, otak menjadi lebih sehat karena aktif, membantu anak lebih percaya diri karena mampu mengatasi masalah rumit, melatih kemampuan kognitif, menjadi teliti, cermat, dan sabar. 



Gimana caranya agar anak tertarik belajar matematika? 



Sekarang ada Kumon matematika yang memungkinkan anak belajar matematika dengan cara menyenangkan. Soal-soal yang dikerjakan, disesuaikan dengan kemampuan anak, bukan usia seperti di sekolah. Supaya lebih transparan, ada tes penempatan untuk mengetahui kemampuan anak. 



Jika anak kesulitan dalam menjawab soal-soal, kakak Pembimbing Kumon yang siap membantu. Anak dituntun hingga mampu menyelesaikan soal dengan baik. Mereka pun semakin percaya diri karena mampu menghadapi pengalaman rumit. Jadi selain mengasah kemampuan matematika, karakter anak berkembang semakin mandiri, teliti, dan tangguh.



Kumon Bahasa Inggris 

Dengan Kumon Bahasa Inggris, anak dididik untuk memperbaiki kemampuan pemahaman bahasa, serta memupuk ketertarikan pada bacaan. Banyak membaca buku berkualitas akan membangun karakter yang cerdas dan percaya diri. Kosa kata anak semakin luas dan berani berkomunikasi dengan baik. 





Kumon bahasa Inggris menuntun anak untuk mampu berkomunikasi sebagai warga dunia. Memang sekarang sudah ada aplikasi penerjemah bahasa, tapi lebih baik jika anak mampu mandiri berkomunikasi cas cis cus tanpa bantuan gadget. Dengan kemampuan bahasa Inggris mumpuni, kelak mereka mampu bersaing dunia pekerjaan hingga antar negara. 



Jadi. Kumon bukan sekadar angka, huruf, dan lembaran kerja yang setiap hari harus dikerjakan, seperti di sekolah. Kumon membentuk karakter anak agar mandiri, percaya diri, konsisten, bertanggung-jawab pada tugas-tugasnya, berani mengatasi rintangan demi mencapai impiannya. 



Kumon Connect

Dulu, soal-soal Kumon hanya bisa dikerjakan dengan cara konvensional, yaitu menulis di kertas dengan alat-alat tulis. Anak perlu membawa tas berukuran besar untuk mengangkut semua keperluan tersebut. Sekarang  sudah tersedia Kumon digital atau lebih dikenal dengan Kumon Connect yang memfasilitasi anak belajar. 



Sekarang enggak perlu lagi peralatan tulis yang demikian ribet untuk belajar Kumon. Dengan Kumon Connect anak dapat belajar secara praktis dan enggak repot. Cukup dengan tablet dan stylus dalam genggaman, maka kertas dan peralatan tulis tidak diperlukan lagi. Kapan dan dimanapun, anak dapat mengerjakan soal-soal Kumon, bahkan dalam perjalanan liburan sekali pun. 





Mengaktifkan aplikasi Kumon mudah. Cukup bawa saja tablet si kecil pada guru kelas. Mereka akan meng-install aplikasi dan anak bisa mengerjakan soal-soal saat itu juga. Hebatnya lagi, hasil kerjanya langsung dikoreksi. Guru memantau pekerjaan siswanya, kemudian langsung mengkonsultasikannya pada orang tua.



Kumon Gratis 

Agar semakin yakin kalau program ini pas untuk anak, Kumon rutin menyelenggarakan COBA GRATIS untuk pengalaman belajar bagi calon siswa.  Program ini berlaku di seluruh Indonesia dan cara pendaftarannya mudah sekali. 



Hubungi kelas Kumon terdekat atau cek lokasinya di https://id.kumonglobal.com/ Orang tua sebaiknya konsultasi dulu dengan pembimbing tentang test penempatan anak. Jangan lupa membawa peralatan tulis sendiri dan datang tepat waktu. Yap, kedisiplinan adalah kunci awal kesuksesan anak. 



Untuk program coba gratis ini, anak bisa belajar gratis 4 kali selama dua minggu. Jadi, mereka langsung tahu bagaimana aktivitas di kelas Kumon. Hasil kerja anak juga dipantau oleh pembimbing, agar mereka mendapatkan tes penempatan sesuai dengan kemampuan. 



Kumon Indonesia dan Era Digital 

Pendidikan era digital mempermudah anak memperoleh informasi yang lebih cepat dan tepat. Dengan jaringan stabil dan gadget dalam genggaman, kapan dan di mana saja materi pendidikan diakses. Tidak ada lagi istilah anak kota besar pasti eksis. Di daerah pelosok sekalipun, anak mampu bertumbuh tidak hanya secara fisik, tapi juga daya nalar dan kreativitasnya.





Kumon Indonesia ikut memanfaatkan era pendidikan digital dengan Kumon Connect. Belajar materi Kumon sekarang bisa langsung melalui aplikasi yang ditanamkan dalam tablet. Anak-anak tidak lagi membutuhkan kertas dan peralatan tulis yang kerap menyesakkan tas mereka. 



Selain praktis, Kumon Connect juga bisa dipelajari saat bepergian. Semua materinya sudah dimuat dalam aplikasi. Anak bisa mengerjakannya dalam perjalanan, kemudian dikoreksi pembimbing secara online, dan segera dikonsultasikan pada orang tua. Semua hanya dalam satu tablet. 



Yuk, segera daftarkan anak pada Kumon terdekat. Banyak manfaat yang diperoleh anak selain memperdalam pemahaman materi bahasa Inggris dan matematika. Selain menguasai subjek pembelajaran, melalui Kumon karakter anak dibentuk agar lebih mandiri, konsisten, berani menghadapi tantangan, serta percaya diri karena mampu menangani soal-soal rumit. 



Kumon merupakan miniatur kerasnya kehidupan yang kelak dihadapi anak. Namun, dengan ketekunan dan tuntunan dari Kakak Pembimbing Kumon, tantangan tersebut dapat diatasi, hingga memperoleh nilai 100. Demikian pula dengan tantangan berikutnya pada esok hari. 



Ingin anak cerdas secara akademik dan emosi? Kumon cocok menjadi tempat pendidikan anak untuk masa depan yang lebih baik. 




Referensi :
  • Website Kumon Indonesia
  • Instagram Kumon Indonesia
  • Gambar diedit oleh Canva

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prioritaskan Kesehatan Mata Sebagai Investasi Seumur Hidup

Kaca mata identik dengan orang tua dan kakek nenek lansia. Penglihatan yang mulai mengabur karena faktor usia ataupun penyakit, membuat para warga senior banyak yang bermata empat. Namun, apa jadinya kalau anak-anak sudah menggunakan kaca mata? Berkaca mata sejak usia 12 tahun, saya paham bagaimana risihnya dulu pertama kali memakai benda bening berbingkai ini. Saat masuk ke kelas, ada beragam tatapan dari teman-teman, mulai dari yang bingung, merasa kasihan, sampai yang meledek.  "Ih, seperti Betet!" Begitu gurauan seorang anak diiringi senyum geli. Hah, Betet? Sejak kapan ada burung Betet yang memakai kaca mata.  Cerita beginian cuma ada di kisah dongeng. Terlalu berlebihan. Candaannya diabaikan saja Waktu itu,  bukan perkara mudah menjadi penderita rabun jauh atau miopia. Apalagi di sekolah saya tidak banyak anak yang memakai kaca mata. Kalau kita beda sendiri, jadi kelihatan aneh.  Padahal, siapa juga yang mau terkena rabun jauh? Walaupun risih, keluhan mata tidak boleh

Konservasi Hutan untuk Ekonomi Hijau bersama APRIL Group

Gerakan ekonomi hijau atau Green Ekonomy mulai disosialisaikan oleh United Nation Environment Program (UNEP) pada tahun 2008. Konsep ini menitikberatkan pada kegiatan ekonomi untuk kemajuan negara, dengan memperoleh keuntungan bersama antara produsen dan konsumen, tanpa merusak lingkungan. Salah satu lingkungan yang dipantau adalah hutan. Sebagai salah satu pabrik pulp dan kertas terbesar di dunia,  pengalaman APRIL Group , melalui anak perusahaannya PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Riau, Indonesia, dapat menjadi referensi untuk pelestarian lingkungan. Perusahaan tetap konsisten mengelola pabrik, tanpa mengabaikan alam, bahkan  melalui program APRIL2030 , ikut meningkatkan  kesejahtearaan masyarakat  dan turut mengurangi emisi karbon . Yuk, kita simak aktivitas ekonomi hijau bersama perusahaan ini. Ekonomi Hijau untuk Menjaga Keanekaragaman Hayati  Sumber : Pixabay  Konservasi Hutan untuk Mencegah Deforestasi Setiap tahun, perusahaan mampu memproduksi 2,8 jut

Ketika Konten Blog Menggeser Sistem Marketing Jadul

Dahulu kala ketika internet belum semasif sekarang, rumah sering didatangi Mbak-mbak atau Mas-mas  berpenampilan menarik. Dengan senyum menawan, mereka mengulurkan tangan menawarkan produk dari perusahaannya. "Maaf, mengganggu sebentar. Mari lihat dulu sampel produk kami dari perusahaan XYZ." Begitu mereka biasanya memperkenalkan diri. Mayoritas pemilik rumah langsung menggeleng sambil meneruskan aktivitasnya. Sebagian lagi acuh sembari mengalihkan perhatian. Ada juga yang masuk ke rumah dan menutup pintu. Respon para salesman tersebut pun beragam. Beberapa orang dengan sopan berlalu dari rumah, tapi ada pula yang gigih terus mendesak calon konsumen.  Walaupun upayanya nihil karena tetap dicuekin. Saat dulu masih kanak-kanak, saya pernah bertanya pada orang tua. Kenapa tidak membeli produk dari mereka? Kasihan sudah berjalan jauh, terpapar sengatan sinar matahari pula. Mereka pun sering diacuhkan orang, bahkan untuk salesgirl beresiko digodain pria iseng. Jawaban orang tua