Langsung ke konten utama

Postingan

Ini Beberapa Jenis Permainan Tradisional Anak Berkelompok yang Mulai Ditinggalkan

Gadget sudah mengambil perhatian mayoritas anak-anak. Sebagian waktu mereka telah tersita oleh layar warna-warni dari alat elektronik tersebut. Menurut penelitian dari lembaga riset Childwise yang berbasis di Inggris, anak-anak usia 5 – 16 tahun menghabiskan waktu 6,5 jam di depan layar gadget.  Sementara, normal penggunaan gadget pada anak-anak usia sekolah adalah 2 jam.   Ketika gadget belum beredar masif seperti sekarang, permainan tradisional anak merupakan wadah untuk para bocah bergembira dan bersosialisasi dengan teman sebaya. Sore hari, halaman rumah atau lapangan bermain penuh dengan tawa ceria mereka.  Kini, kegiatan tersebut mulai berkurang sejak gadget menjadi teman mereka menghabiskan waktu di rumah.   Oleh sebab itu, perlu kembali memperkenalkan beberapa permainan anak-anak tradisional pada generasi penerus ini.  Permainan tersebut merupakan warisan budaya yang patut  dijaga kelestariannya karena turut membentuk karakter anak-anak. Melalui permainan tradisional, mereka di

Selain Mengail Ikan, Ini Manfaat dari Memancing

Musim liburan atau akhir pekan merupakan waktu yang tepat untuk beraktivitas di luar rumah. Kebanyakan orang bepergian ke tempat wisata atau sekedar berkumpul dengan teman dan keluarga. Saat liburan, umumnya lokasi tongkrongan ramai dengan orang hilir mudik. Ada aktivitas yang mungkin jarang dipertimbangkan untuk mengisi masa liburan. Memancing, boleh jadi kegiatan luar rumah yang kurang populer dan dianggap membosankan. Bagaimana tidak, memancing berarti berjam-jam hanya duduk menatap permukaan air sambil mengawasi mata kail. Kapan, ya, ada ikan yang mau mampir? Walaupun demikian, memancing sepertinya menarik juga. "Ih, itu kan aktivitas cowok. Ngapain juga ikutan?"  Begitu tanggapan saudara perempuan ketika saya menceritakan rencana ikut memancing selama liburan sekolah. Sebenarnya cerita ini sudah cukup lama, yaitu saat masih remaja. Sibuk mencari jati diri sekaligus ingin tahu banyak hal, memancing membuat saya penasaran.  Waktu itu, teman Bapak saya di kantor mengajak me

Ini Manfaat Menonton Film Kartun untuk Orang Dewasa

" Ih, udah tua masih suka nonton kartun." Ceritanya bermula saat  booming film animasi Kung Fu Panda dulu. Saya yang tidak mau ketinggalan, ikut menyimak alur ceritanya di layar kaca. Pas sedang menonton, datanglah seorang kenalan untuk sesuatu keperluan.  Begitu melihat layar kaca, langsunglah dia melontarkan komentar di atas. Waktu itu saya ketawa saja mendengarnya. Kalau belum melihat Po, si panda gemuk dan pemalas yang bertransformasi menjadi Pendekar Naga, mungkin orang akan berkomentar demikian. Padahal, filmnya bagus, kok, menghibur sekaligus menginspirasi. Kerap dipandang sebelah mata, Po justru menjadi penyelamat desanya. Si teman ini belum melihat saya menonton Shrek , Ice Age , ataupun Toy Story . Mungkin dia bakalan lebih kaget lagi.  Apa sih, menariknya film beginian? Apa nggak ada film lain? Atau, masa kecilnya kurang bahagia, ya? Bukan begitu. Menonton animasi sekarang justru meneruskan hobi yang tertanam sejak dulu, yaitu menyimak kartun. Anak-anak sekarang