Mengenal Indrakila, Keju Asal Boyolali Berstandar Internasional



Dulu keju identik dengan makanan impor dan hanya kalangan tertentu yang dapat mengonsumsinya. Makanan ini hanya tersedia pada tempat khusus. Produsen memasang harganya cukup mahal. Banyak orang menganggap kalau keju merupakan makanan warga luar negeri, serta jarang menambahkannya dalam penganan lokal.


Tetapi, itu dulu. Dengan semakin menjamurnya restoran, toko roti, serta aneka kuliner, pamor keju semakin meningkat pesat. Makanan ini telah menjadi kudapan sejuta umat. Masyarakat sekarang mudah memperoleh produknya di pasar, toko kelontong, hingga supermarket. Banyak jenis makanan memanfaatkan bahan ini sebagai topping, seperti roti, spaghetti, pizza, salad, kue kering, bolu, minuman, es krim, sampai kue pancong, serta pisang goreng.


Keju seperti orang supel yang mudah beradaptasi dengan berbagai lingkungan. Rasanya mulai familiar dengan lidah masyarakat. Harganya pun terjangkau sehingga semakin banyak warga mengonsumsi makanan gurih ini. Jika dulu produsen luar negeri menjadi pemasok keju, maka sekarang pengusaha keju tanah air ikut meluncurkan produk berkualitas.


Salah satu produsen keju lokal layak direkomendasikan adalah Noviyanto dengan keju Indrakila. Alumni Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ini, berasal dari Boyolali, daerah penghasil susu terbesar di Jawa Tengah. Karena potensinya, Boyolali mendapat julukan New Zealand van Java. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2021 kota ini menghasilkan 94.000 ton susu per tahun, atau sekitar 136 ton per hari. Angka tersebut menyumbangkan 49 % susu terbanyak di Jawa Tengah. 


Sayangnya, beberapa tahun lalu potensi susu Boyolali  sempat terbengkalai. Perahan susu sapi sering over produksi dan terbuang. Akhirnya, Pemerintah Daerah (Pemda) mengambil inisiatif mendatangkan ahli dari luar negeri demi membantu pengelolaan susu Boyolali. Pemda ingin menemukan solusi agar kekayaan daerah ini bermanfaat untuk mengangkat ekonomi masyarakat. Peristiwa tersebut yang kemudian menjadi cikal bakal pabrik Indrakila, keju lokal yang dinakhodai oleh Noviyanto.


Rekam Jejak Keju Indrakila 

Awal berdirinya pabrik keju ini dimulai sejak 2008, saat Noviyanto menjadi asisten dari ahli produk olahan susu asal Jerman, Benjamin Siegl, atau biasa disapa Mr. Ben. Pria ini bekerja pada Deutscher Entwieklungsdienst (DED), yaitu lembaga pemerintah asal Jerman yang membantu usaha atau proyek kecil di seluruh dunia. Noviyanto yang mendampinginya Mr. Ben selama menjalankan pekerjaannya di Indonesia.

Kiri : Logo keju Indrakila
Kanan: Pamflet toko keju Indrakila 
Sumber : IG @kejuindrakila

Tugas mereka adalah mencari solusi terkait pengelolaan susu Boyolali. Meskipun penghasil susu terbesar di Jawa Tengah, banyak susu terbuang dan merugikan peternak. Tenaga, waktu, dan biaya selama mengurus sapi menjadi sia-sia. Oleh karena itu, Pemda melalui Bappeda menggandeng DED untuk menemukan solusinya, yaitu mengangkat derajat susu sebagai sumber penghasilan rakyat.


Tahun pertama keduanya memetakan daerah mana yang memiliki kualitas susu yang baik,  dan yang tidak, serta melaporkannya pada bupati. Dari hasil penelitian itu, mereka memilih susu yang bisa diolah menjadi produk andalan. Tahun kedua mulailah pengelolaan susu menjadi keju. Mengapa dipilih keju, bukan jenis produk lain? Karena makanan jenis ini memiliki unsur susu yang paling banyak dan selalu dibutuhkan pengusaha kuliner.


Setelah berhasil memproduksi keju lokal, mereka mulai memasarkan produk tersebut. Sasaran pasar adalah sejumlah cafe tempat berkumpulnya kaum ekspatriat di Solo. Noviyanto dibantu oleh Mr. Ben memperkenalkan produk barunya pada orang-orang asing itu. Transaksi berjalan lancar dan pengunjung menikmati keju buatan mereka. Mr. Ben berpesan pada rekan-rekannya, agar tetap membeli keju karya Noviyanto jikalau suatu hari nanti dia kembali ke Jerman.


Pada 2010, Mr. Ben akhirnya pulang ke negara asalnya. Noviyanto memilih untuk meneruskan usaha itu dengan nama Keju Indrakila, dengan modal awal hanya Rp 240 ribu. Dia memulai bisnis melalui bentuk koperasi bersama teman-temannya. Stakeholder dari usaha ini adalah Dinas Peternakan dan pihak yang berkaitan dengan pengelolaan susu. Saat itu, jenis usaha koperasi yang lebih memungkinkan untuk dikelola. Perizinan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) masih sulit memperolehnya. 


Awalnya, pabrik hanya mampu mengolah 20 liter susu per hari. Perhitungan ini termasuk sedikit, karena 10 liter susu cuma menghasilkan sekitar 1 kg keju. Pemasaran pun sederhana karena masih menggunakan sepeda motor keliling Solo dan Yogyakarta. Seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai mengenal keju Indrakila. Olahan susu terus meningkat hingga 1.000 liter per hari biasa. Jika hari libur dan banyak wisatawan, produksi bisa mencapai hingga 3.000 liter per hari.


Jangkauan pemasarannya semakin luas. Walaupun fokus pasar tetap Jogjakarta dan Bali, terutama untuk hotel dan restoran yang menyediakan makanan untuk ekspatriat, Pengusaha kuliner mau menggunakan produk ini karena mengandung 100 % susu sapi, serta tahan lama jika disimpan dalam kulkas. Rasa kejunya lebih segar dan berbeda, sehingga digemari oleh kaum ekspatriat. Jenis makanan ini memang cocok untuk mereka yang sering menyantapnya sebagai sarapan dan camilan.


Produk susu Indrakila 
Sumber : IG @kejuindrakila

Namun, sekarang jangkauan pasar keju sudah melebar pada masyarakat lokal. Warga kita semakin banyak yang menyukai jenis penganan ini. Usaha kuliner yang terus berkembang, menawarkan inovasi menu pada konsumen. Keju menjadi salah satu pilihan campuran pada aneka hidangan. Noviyanto menangkap peluang ini. Pangsa pasar keju Indrakila semakin meluas. 


Perlahan, produknya yang dulu untuk mayoritas ekspatriat di Bali, akhirnya mulai menyasar pada warga lokal di Semarang, Wonosobo, Surabaya, Solo, Malang, Bali, Lombok, Pontianak, dan Samarinda. Pengiriman dilakukan dengan armada cargo dan bus travel yang sudah pasti tepat waktu agar kualitas tetap terjamin. Meskipun 80 % penjualan beredar di Jawa dan Bali, tapi Noviyanto pernah mendapatkan pesanan dari Papua. Kedepan, kiranya peminat keju ini langsung datang dari luar negeri.


Adapun ada beberapa jenis keju yang diproduksi oleh Indrakila, antara lain.


Keju Feta 

Merupakan keju asal Yunani dengan bentuk putih, rapuh, dan lunak. Rasanya tajam dan asin, serta digunakan untuk tambahan pada menu salad.


Keju Mountain 

Sesuai dengan namanya, jenis keju ini bertekstur keras. Berasal dari Swiss dan Austria, keju mountain dimanfaatkan sebagai topping kastengel ataupun jenis makanan lain.

Kiri : Keju mozzarella 
Kanan : Keju Feta 
Sumber : Instagram @kejuindrakila

Keju Mozzarella

Mozarella adalah produk keju lembut dan meleleh jika dipanaskan. Keju yang berasal dari Italia ini sering ditambahkan sebagai topping favorit pada menu pizza. Rasanya lumer di dalam mulut meninggalkan sensasi, asin, gurih, serta menyegarkan.


Keju Boyobert 

Namanya agak mirip dengan keju asal Prancis, yaitu camembert. Boyobert memang terinspirasi dari camembert, hanya saja teksturnya lebih keras. Namanya pun disesuaikan, yaitu Boyolali-bert, yang disingkat menjadi Boyobert. Jenis keju ini memiliki jamur putih seperti tempe.


Dalam bisnisnya Noviyanto menampilkan aneka rasa unik. Selain Boyobert, ada beberapa keju yang diproduksi dengan inovasi rasa, seperti mountain chili, feta black pepper, dan feta olive oil. Jadi, peminat keju dapat menikmati aneka rasa sesuai selera, seperti mountain chili yang menawarkan sensasi pedas. Soal harga bervariasi, mulai dari Rp 30 ribu sampai 200 ribu, tergantung jenisnya. 


Meski unggul dalam kualitas dan rasa, penjualan produk tidak menyasar Jakarta. Pabrik belum mampu bersaing dengan merek-merek raksasa yang sudah memasarkan aneka keju. Dalam bisnis ini, kompetitor sebagian berasal dari luar negeri dan sanggup menawarkan harga lebih terjangkau. Noviyanto memilih bersaing dalam kualitas, bukan harga. Jadi, keju Indrakila tetap menjaga kualitas dengan harga kompetitif karena modalnya pun besar.


Produk andalan Indrakila 
Kiri : Keju Mountain 
Kanan : Keju Boyobert 
Sumber : Instagram @kejuindrakila

Tantangan yang Dihadapi Noviyanto Selama Mengelola Keju Indrakila 

Indrakila telah menjadi salah satu keju lokal yang memiliki pasar yang cukup luas di tanah air. Di balik kesuksesan mengelola pabrik ini, Noviyanto telah menghadapi banyak tantangan. Semua rintangan tersebut yang datang silih berganti, telah memperkuat posisi Indrakila sebagai salah satu keju lokal terkemuka.


Izin Usaha

Pada awal berdirinya, Noviyanto kesulitan mendapatkan izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Mengurus perizinan dari lembaga berwenang ini membutuh waktu lama agar produknya bisa beredar di pasaran. Dia harus mengikuti segala aturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh BPOM, seperti standar produksi, tempat pengolahan, uji laboratorium, dan sebagainya.


Perlu waktu sekitar setengah tahun untuk mengurus sertifikat. Bukan hanya waktu panjang, Noviyanto juga harus menguras kantong lebih dalam. Keju Indrakila akhirnya berhasil memperoleh izin usaha setelah campur tangan pemerintah daerah. Namun, meski sering bersinergi dengan dinas, Noviyanto hanya mau mendapatkan sokongan berupa teknis dan perizinan. Pabrik tidak pernah meminta bantuan materi. 


Bukan tanpa alasan Noviyanto menolak bantuan materi, walau cuma berupa peralatan. Terkadang bantuan berupa perlengkapan tidak sesuai dengan kebutuhan pabrik. Jadi, daripada mubazir karena peralatan hanya teronggok di gudang, Noviyanto menolak bantuan tersebut. Dia memilih menyediakan sendiri perlengkapan dan mesin pabrik untuk mengolah susu, daripada mengandalkan bantuan pihak lain.


Lokasi Pabrik Terkena Proyek Jalan Tol 

Pabrik pertama Indrakila yang terletak di Dukuh Karangjati, Desa Karanggeneng, terimbas proyek jalan tol Semarang – Solo. Pihak berwenang menggusur bangunan tersebut. Usaha keju sempat kelimpungan karena membangun pabrik baru membutuhkan dana besar. Beruntung saat itu ada lomba kewirausahaan dari sebuah bank berhadiah pinjaman 1 M. Noviyanto mengikutinya dan memenuhi persyaratan. 


Noviyanto tidak melewatkan kesempatan. Dia menggunakan hadiah tersebut untuk membeli sebidang tanah di Jl. Prof. Soeharso 41, Desa Kiringan, Kec. Boyolali, Kab. Boyolali, Jawa Tengah. Di lokasi ini kemudian Noviyanto mendirikan pabrik Keju Indrakila yang baru. Sampai sekarang dia menjalankan bisnisnya dari tempat ini.


Badai Covid19 

Sama seperti badan usaha lain, keju Indrakila ikut tergoncang akibat pandemi Covid19. Saat itu, bepergian ke luar rumah saja dilarang, apalagi antar negara. Jumlah ekspatriat yang berkunjung ke tanah air menurun drastis. Wisatawan sepi. Masyarakat lokal pun harus tinggal di rumah. Hotel, restoran, serta cafe tutup, padahal orang-orang dan tempat seperti ini yang menjadi pangsa pasar keju Indrakila.


Pandemi Covid19 dan pembatasan kontak sosial berdampak pada penjualan keju. Saat itu, omzet menurun hingga 80 %. Agar jangan sampai memberhentikan karyawan, Noviyanto dan rekan-rekannya mencari solusi. Mereka menjual beberapa armadanya dan menyisakan dua mobil pick up. Dua armada tersisa diubah menjadi bisnis baru, yaitu berjualan keliling tahu bulat, ikan segar, hingga nasi berkah. 


Noviyanto dan karyawan-karyawannya melakoni bisnis ini hingga pabrik buka kembali dan memproduksi keju. Walaupun tidak langsung meningkat drastis, permintaan produk keju mulai membaik. Perlahan, situasi masyarakat kembali normal. Ketika pandemi mereda, usaha keju Indrakila mampu bangkit seperti sedia kala.


Merebak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

Setelah Covid19 mereda, penyakit baru pada hewan peternakan muncul. PMK merebak dan mengakibatkan banyak ternak yang mati, terpaksa disembelih, hingga harga jual anjlok. Populasi sapi perah menurun drastis dan bahan baku susu anjlok hingga 2.000 liter per hari. Peternak merugi. Penghasilan berkurang. Produk keju ikut terkena dampaknya. Konsumen enggan mengonsumsi turunan susu, termasuk keju. 


Keju Indrakila kembali menghadapi tantangan. Bahan baku menurun akibat jumlah sapi berkurang drastis. Penjualan terganggu. Untuk sementara masyarakat menghindari membeli produk susu, apalagi sempat beredar isu kalau virus PMK dapat menular pada manusia. Meskipun lembaga berwenang telah membantahnya, tapi warga tetap khawatir. Perdagangan produk keju mengalami penurunan hingga penyakit ini mereda.


Noviyanto berhasil mengatasi satu per satu tantangan tersebut, dan keju Indrakila tetap berproduksi sampai sekarang.


Memberdayakan Masyarakat melalui Pabrik Keju Indrakila 

Dengan berdirinya pabrik keju Indrakila, para peternak dapat bernapas lega. Industri ini mampu menyerap susu sapi dari warga setempat, sehingga tidak ada lagi over produksi atau hasil perahan terbuang. Pabrik mengolah hasil kerja mereka tidak hanya menjadi keju, tapi juga beragam produk minuman. Harga susu pun cenderung stabil, sehingga membuat peternak semakin tenang. Indrakila mampu menjadi sumber mata pencaharian bagi warga. 


Noviyanto tidak mau menikmati sendirian hasil kerja kerasnya. Pabrik memperkerjakan penduduk setempat sebagai karyawan, apalagi mesin-mesinnya masih menggunakan tenaga manusia. Selain itu, dia merangkul sejumlah mitra usaha untuk berpartisipasi mengisi toko. Pengusaha lokal memperoleh kesempatan menjual produk susu, selain keju, di tokonya. Jadi, di etalase Indrakila tidak hanya menyediakan keju, tapi tersedia nugget keju, es krim, yogurt, permen susu, hingga sabun susu.

Toko Indrakila menjual produk kue kering dan sabun susu 
Sumber : IG @kejuindrakila

Bukan hanya berjualan, pabrik keju Indrakila juga membuka pelatihan pembuatan keju natural untuk masyarakat umum. Noviyanto bersedia membagi ilmu dengan warga yang ingin mengetahui proses pengolahan penganan lezat ini. Pelatihan sudah diikuti oleh sekitar 1.000 orang yang tertarik dengan pembelajarannya. Tujuan dari pelatihan ini adalah membangun jejaring dan rekan kerja sama untuk mendominasi pasar lokal. 


Untuk menahan gempuran produk impor dan memperkuat pasar dalam negeri, maka pengusaha lokal diajak berkolaborasi menghasilkan bahan berkualitas. Kompetitor keju dalam negeri sebenarnya adalah produsen luar. Maka, perlu kerja sama dari wirausaha tanah air untuk mengimbanginya. Jadi, pengusaha lokal memperkuat jaringan, bukan berkompetisi yang membuat pasar semakin terpecah belah.


Noviyanto memilih berkolaborasi dengan UMKM setempat, termasuk dengan Forum Brand Lokal Boyolali. Forum ini mencakup beragam UMKM dari seluruh Boyolali, tidak hanya produsen susu. Mereka bekerja sama dan saling membantu untuk memperkenalkan produknya. Tujuan dari kerja sama ini adalah memperkuat pangsa pasar masing-masing, termasuk dengan sistem konsinyasi, hingga menitipkan komoditas ke rekan UMKM yang mengikuti pameran. 


Dari Irisan Keju hingga Penghargaan SATU Indonesia Awards (SIA) 

Pada 2012, Noviyanto bersama keju Indrakila meraih SATU Indonesia Awards (SIA) dari Astra Internasional Tbk, dalam kategori wirausaha. Dedikasi pria Boyolali ini sebagai produsen keju lokal telah memberikan inspirasi bagi wirausaha lain. Bisnisnya telah membuka peluang bagi peternak Boyolali untuk meningkatkan taraf ekonomi lebih baik. Setelah meraih penghargaan, dia kerap mendapatkan undangan sebagai narasumber dan ikut mendampingi pelaku usaha lain. 


Walaupun telah meraih penghargaan tingkat nasional, langkah Noviyanto tidak berhenti hanya di Boyolali. Keju Indrakila kemudian membuka cabang usaha di Desa Senduro, Kab. Lumajang, Jawa Timur. Pada cabang baru ini, Noviyanto menggandeng Astra yang membantu peralatan, serta mengikutsertakan desa setempat lewat BUMDes. Noviyanto membentuk CV sebagai pihak ke-3 yang bertugas melakukan penjualan keju. Hasil penjualan dibagi rata antara CV dan BUMDes.


Melewati perjalanan panjang sejak 2008, Noviyanto dan keju Indrakila terus berkembang. Kuncinya adalah mau bekerja keras, jujur, disiplin, dan tekun. Pabrik tidak hanya berhenti sampai menghasilkan keuntungan, tapi memaksimalkan potensi daerah, memberdayakan ekonomi rakyat, serta berkolaborasi dengan pengusaha setempat, demi memperkuat kewirausahaan lokal. Bersama pengusaha setempat Noviyanto ikut memperkuat pasar produk tanah air dari gempuran barang impor.


Masyarakat menunggu berita selanjutnya dari keju Indrakila. Kiranya suatu hari nanti, produk ini mampu menembus pasar internasional dan membawa #kabarbaiksatuindonesia.



Referensi :

  • Foto diambil dari akun Instagram @kejuindrakila dan diedit oleh Canva 
  • Belajar Kuat dari Keju Indrakila, Usaha Lokal yang Terus Berkarya Walau Ditempa Pandemi dan PMK. Penulis: Garudea Prabawati. Editor: Whiesa Daniswara Tayang: Sabtu, 31 Desember 2022 23:35 WIB. https://m.tribunnews.com/regional/2022/12/31/belajar-kuat-dari-keju-indrakila-usaha-lokal-yang-terus-berkarya-walau-ditempa-pandemi-dan-pmk?page=3
  • Dijuluki Kota Susu, Ternyata Segini Sumbangan Jumlah Produksi Susu Boyolali di Jawa Tengah. Penulis : Noor Atiyan Puji Lestari. Tayang : Senin, 27 Mei 2024. Pukul : 12.51 WIB. https://www.suaramerdeka.com/jawa-tengah/0412766963/dijuluki-kota-susu-ternyata-segini-sumbangan-jumlah-produksi-susu-boyolali-di-jawa-tengah?page=2
  • Ebook 14th SATU Indonesia Awards 2023. https://fliphtml5.com/lsnfk/dcnr/E-Booklet_14th_SATU_Indonesia_Awards_2023/
  • Keju Indrakila Harapan Baru Peternak Sapi Perah di Boyolali. Penulis : Syahdan Nurdin, Maha Liarosh (Bali). Tayang: Jumat, 8 November 2024. Pukul : 17:18 WIB. https://www.viva.co.id/gaya-hidup/inspirasi-unik/1769906-keju-indrakila-harapan-baru-peternak-sapi-perah-di-boyolali?page=2#goog_rewarded
  • Kisah Noviyanto, Penggagas Pabrik Keju Lokal dari Boyolali, Produk Menasional Rasa Internasional. Penulis : Sri Juliati, Editor : Pravitri Retno W. Tayang : Senin, 30 Desember 2019. Pukul : 19:33 WIB. https://m.tribunnews.com/bisnis/2019/12/30/kisah-noviyanto-penggagas-pabrik-keju-lokal-dari-boyolali-produk-menasional-rasa-internasional?page=4
  • Mengapa Boyolali Dijuluki Kota Susu? Editor : Puspasari Setyaningrum. Tayang : 29 Mei 2023. Pukul : 18.22 WIB. https://regional.kompas.com/read/2023/05/29/182202878/mengapa-boyolali-dijuluki-kota-susu?page=all

  • Mengintip Dapur Keju Indrakila, Keju Lokal Asli Boyolali yang Wajib Jadi Oleh-oleh. Penulis: Idam Rosyda. Tayang : Kamis, 22 September 2022. Pukul : 13:25. https://sajiansedap.grid.id/read/103490710/mengintip-dapur-keju-indrakila-keju-lokal-asli-boyolali-yang-wajib-jadi-oleh-oleh?page=all
  • Melihat dari Dekat Proses Pembuatan Keju Indrakila Boyolali. Tayang : Jumat, 29 November 2019. https://indonesiatripnews.com/perjalanan-wisata/melihat-dari-dekat-proses-pembuatan-keju-indrakila-boyolali/#google_vignette




Tidak ada komentar