Garda Pangan dan Gerakan Distribusi Makanan Layak Konsumsi

 


Ketidakadilan. Kata ini sering didengungkan saat melihat ketimpangan sosial di masyarakat. Salah satu jurang kesenjangan tersebut adalah pangan. Ketimpangan terjadi ketika sebagian orang mampu menyantap makanan lebih dari cukup, serta meninggalkan sisanya di piring yang kemudian dibuang. Sementara di tempat lain, ada warga yang kesulitan membeli makanan layak untuk sehari-hari.


Kesenjangan pangan ini mungkin kerap Kawan temukan dalam hajatan atau acara-acara besar lainnya. Makanan sisa sering berakhir di tong sampah dan dikerubuti lalat. Dikutip tentu tak layak lagi karena bekas konsumsi. Ampas penganan tersebut hanya teronggok menjadi tumpukan sampah yang terus menjulang.


Peristiwa demikianlah yang menggerakkan Kevin Gani, seorang relawan Garda Pangan Surabaya, untuk ikut berjuang mengelola kelebihan makanan agar tidak menjadi sampah. Gerakan ini bertujuan untuk mendistribusikan makanan berlebihan yang masih layak dikonsumsi, bagi warga yang berada pada tingkat sosial pra sejahtera.

Garda Pangan dan upaya food rescue 

Alasan Perlu Mengurangi Sampah Makanan

Mengapa sampah makanan dipermasalahkan? Bukankah sisa penganan ini sama seperti sampah-sampah lainnya? Kalau sudah tidak berguna lagi, tinggal dibuang saja. Begitu mungkin yang terbersit dalam pikiran Kawan. Tahukah Kawan kalau dari sekian banyak tumpukan sampah, 40% merupakan sisa makanan?


Menurut data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, bukan plastik yang menjadi sampah terbanyak, tapi makanan sehari-hari. Informasi ini mungkin berbeda dari kabar yang sering Kawan baca di media. Plastik sebenarnya menempati posisi ke -2, yaitu hanya sebanyak 18%, disusul kayu dan ranting 14%, kemudian kertas dan karton 11%, serta jenis sampah lain 7%.


Faktanya banyak makanan menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Situasi ini menjadi penting mengingat data dari United Nations Environment Programme (UNEP), bahwa ada sekitar 783 orang menderita kelaparan dan 150 juta anak mengalami stunting setiap tahun di seluruh dunia. Limbah pangan yang melimpah terbuang, sementara banyak warga dunia membutuhkan makanan layak untuk konsumsi sehari-hari.


Sampah makanan memang telah menjadi permasalahan global. Menurut data dari GoodStats pada tahun 2024, Indonesia merupakan urutan ke-8 sebagai negara penyumbang sampah makanan di dunia. Jumlah limbah pangan tersedia mencapai 14, 73 ton per tahun, atau sekitar 2,33% dari sampah makanan global.


Dampak Negatif Sampah Makanan

Selain mubazir, sampah makanan memberikan pengaruh buruk. Dampak tersebut bukan hanya pada lingkungan, tapi mencakup bidang lain, seperti.


Kerugian Ekonomi

Pada sepiring makanan, bahkan yang seharga Rp 5.000, ada banyak nilai ekonomi yang terkandung di dalamnya. Di sana terdapat jerih payah pak tani, harga bibit, pupuk, hingga pengairan yang harus dikerjakan hampir setiap hari. Perkirakan saja jika ada berton-ton makanan yang berakhir di tempat sampah.


Kerugian Sosial

Membuang makanan pun menambah kerugian hingga skala nasional. Mengutip data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), pada tahun 2021 penduduk tanah air membuang sekitar 23 – 48 juta ton makanan setiap tahun dalam kurun waktu 2000 – 2019. Jumlah itu setara dengan memberi makan 61 – 125 juta orang, atau hampir separuh populasi negeri ini.


Kerugian Lingkungan

Sampah makanan pun berbahaya bagi lingkungan. Seperti yang sudah ditulis di atas, sekitar 42% dari sampah tanah air berasal dari makanan. Jenis limbah ini menghasilkan gas metana yang 21x lebih berbahaya dari karbondioksida. Selain meningkatkan risiko kebakaran di TPA, gas ini pun memperparah krisis iklim.


Bencana akibat tumpukan sampah ini sudah pernah terjadi di Indonesia. Pada 21 Februari 2005 sekitar pukul 02.00 WIB, terjadi ledakan di TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat. Peristiwa tersebut menewaskan 157 warga yang tertimpa saat sedang terlelap, serta melenyapkan dua kampung, yaitu Cilimus dan Pojok.


Penyebabnya adalah penumpukan sampah organik yang menimbulkan ledakan gas metana, hingga nyawa dan kerugian material menjadi taruhannya. Kawan tentu tidak mau peristiwa yang sama terulang lagi. Ayo, mulailah mengurangi sampah makanan dari menu sehari-hari. Caranya, dengan mengenali pola makan masing-masing. Ambil secukupnya agar jangan ada yang terbuang di piring.


Kalau masih ada yang tersisa, bagaimana? Ada beberapa cara lain agar makanan tidak mubazir. Jika masih layak konsumsi, berikanlah pada pada orang lain, misalnya tetangga. Tetapi , kalau sudah sempat disantap, makanan tersebut bisa diberikan pada hewan, seperti ayam atau ikan. Kompos untuk tanaman pun dapat dihasilkan dari makanan terbuang. Terakhir, baru letakkan ampasnya pada TPA.


Jika ingin mengetahui lebih banyak tentang pengelolaan sampah makanan, sebaiknya Kawan ketahui gerakan Garda Pangan sebagai Food Bank. Bersama sukarelawan Garda Pangan, makanan yang tersisa baik yang masih layak konsumsi atau tidak, diubah menjadi bermanfaat untuk masyarakat.

Webinar Jumat, 26 September 2025 bersama ketua Garda Pangan Surabaya, Kevin Gani

Pada Jumat 26 September lalu, saya mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh Good News From Indonesia (GNFI) dan ketua Garda Pangan Surabaya, Kevin Gani. Melalui kegiatan online ini, banyak informasi yang saya peroleh tentang food bank sekaligus food rescue yang jarang dibahas.


Sekilas tentang Garda Pangan

Kevin Gani bukan pendiri Garda Pangan. Yayasan Garda Pangan dirintis oleh pasangan suami istri Dedhy Trunoyudho dan Indah Audivita, pengusaha katering di Surabaya. Awalnya, mereka gerah melihat makanan yang terbuang pada setiap acara tertentu. Indah Audivita mengambil inisiatif dengan menjalankan aksi donasi makanan yang berlebihan, bersama Eva Bachtiar. Gerakan ini dimulai sekitar 2016 - 2017.


Awalnya, Kevin bergabung pada tahun 2017 sebagai relawan, hingga sekarang dipercayakan sebagai ketua Garda Pangan Surabaya. Selama bergerak sebagai relawan, ada satu peristiwa yang menyentuh benaknya. Dulu ada seorang nenek yang menerima bantuan makanan dalam gayung. Ternyata nenek sebatang kara itu tidak mempunyai piring. Wanita renta itu menyantap makanan langsung dari gayung.


Kevin bertekad untuk terus menolong nenek tersebut. Sayangnya tak lama kemudian, beliau menghembuskan napas terakhir. Kevin melanjutkan bantuannya karena yakin masih ada penduduk seperti mendiang yang membutuhkan uluran tangan. Dia tahu banyak orang mengalami nasib yang sama. Baginya, membuang makanan adalah hal yang perlu segera dicegah. Terbukti, warga terbantu melalui kegiatan ini.


Gerakan Garda Pangan untuk Warga Pra Sejahtera

Garda Pangan memiliki banyak relawan yang aktif mengumpulkan makanan layak konsumsi. Makanan tersebut disalurkan untuk masyarakat yang membutuhkan. Sedangkan makanan yang sudah tidak layak dikonsumsi lagi, Garda Pangan pun mampu memberikan solusi tepat.

Kegiatan Garda Pangan 

Berikut kegiatan Garda Pangan


Food Rescue

Gerakan ini merupakan food bank yang mengumpulkan makanan berlebihan dan layak disantap. Bahan makanan ini kemudian disalurkan bagi masyarakat golongan pra sejahtera secara door to door. Adapun manfaat yang telah diberikan antara lain 577 porsi makanan pada sekitar 28 ribu warga.


Garda Pangan telah mengolah sekitar 500 – 800 kg kelebihan makanan dari bisnis dan rumah tangga. Dalam menjalankan gerakan ini, yayasan telah menjalin kemitraan dengan perusahaan ternama, seperti Nestle, Sayurbox dan Hotel Sheraton. Tempat-tempat lain yang menjadi sumber food rescue adalah bakery, toko buah, supermarket, dan event besar.


Gleaning on Farm

Kegiatan ini adalah food rescue langsung dari lahan pertanian. Gleaning biasanya dilakukan waktu tertentu, seperti berikut.


Panen Raya

Pada saat panen, petani merasa dilematis mengutip hasil pertanian. Harga anjlok, sementara biaya panen cukup besar. Ongkos tersebut hanya mengurangi pendapatan pak tani. Padahal, hasil penjualannya tidak seberapa karena harga di pasar turun drastis.


Struktur Tanaman

Petani membiarkan hasil bumi yang kurang menarik, seperti terlalu besar, terlalu kecil, atau struktur yang aneh, misalnya wortel berkaki, tergeletak di tanah. Petani mengabaikannya karena tanaman seperti ini memang tidak terserap pasar.


Pada situasi demikian, relawan Garda Pangan datang langsung ke lahan pertanian. Di sana mereka mengumpulkan dan mengangkat sisa panen. Kemudian, relawan secepatnya membagikan hasil sayur dan buah pada warga agar tidak membusuk.


Black Soldier Fly (BSF) atau Maggot

Untuk ampas makanan, Garda Pangan mengolahnya menjadi black soldier fly (BSF) atau dikenal dengan maggot. Hasil dari maggot ini dapat diberikan sebagai pakan ayam atau ikan. 


Jadi, baik makanan layak konsumsi atau sisanya dapat diolah menjadi bahan bermanfaat bersama Garda Pangan.


Penghargaan SATU Indonesia Award 2024 untuk Kevin Gani dan Garda Pangan

Upaya Kevin dan tim menyalurkan bantuan telah diapresiasi secara nasional. Gerakannya bersama Garda Pangan layak menerima anugerah SATU Indonesia Award 2024, untuk bidang lingkungan dari Astra Internasional Tbk.


Jika tertarik mengenal lebih dekat dengan Garda Pangan, silakan memantau media sosial yayasan, yaitu.


Website       :  Garda Pangan 

Instragram  :  Garda Pangan 

YouTube      :  Garda Pangan 

Tiktok           :  Garda Pangan 


Kevin Gani dan Garda Pangan telah mengolah kelebihan makanan, serta mendistribusikan yang layak konsumsi bagi warga pra sejahtera. Dalam sehari-hari, Kawan juga dapat membantu mengurangi sampah makanan. Caranya sederhana. Sebaiknya, Kawan mengambil makanan secukupnya saat bersantap agar tiada yang terbuang.


Dengan tindakan simpel ini, Kawan sudah ikut berkontribusi mengurangi sampah makanan, demi #kabarbaiksatuindonesia.


Referensi :

  • Webinar bersama Good News From Indonesia (GNFI) pada Jumat 26 September 2025, pukul 19.00 WIB.
  • Gambar di unduh dan diedit oleh Canva
  • Dari Sisa Jadi Berkah: Kisah Kevin Gani bersama Garda Pangan. Penulis : Cynthia, pada Senin 22 September 2025, pukul 22.10 WIB. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/09/22/dari-sisa-jadi-berkah-kisah-kevin-gani-bersama-garda-pangan
  • Deretan Negara Penghasil Sampah Makanan Terbesar di Dunia, ada Indonesia? GoodStats. Penulis Raka B. Lubis, 5 April 2024 pukul 04.00. https://goodstats.id/article/deretan-negara-penghasil-sampah-makanan-terbesar-di-dunia-ada-indonesia-ImFUk
  • Gayung untuk Sepiring Nasi, Kisah Garda Pangan Melawan Sampah Makanan Garda Pangan. Penulis Akbar Evandio, Minggu, 28 September 2025, pukul 19:07 WIB. https://ekonomi.bisnis.com/read/20250928/99/1915431/gayung-untuk-sepiring-nasi-kisah-garda-pangan-melawan-sampah-makanan
  • Kevin Gani, Ketua Garda Pangan Penyelamat Kelaparan di Surabaya, Tempo, 15 Juli 2025 pukul 11.11 WIB. https://www.tempo.co/info-tempo/kevin-gani-ketua-garda-pangan-penyelamat-kelaparan-di-surabaya--2005737
  • Kevin Gani, Kedaulatan ala Garda Pangan, Kompas.id, Penulis Ambrosius Harto, 08 September 2025 pukul 17.17 WIB. https://www.kompas.id/artikel/kevin-gani-kedaulatan-ala-garda-pangan

Tidak ada komentar