Review Soliter : Kumpulan Cerpen Ringan dan Bermakna

 


Di tengah derasnya informasi  hiburan yang serba instan dan visual, karya sastra masih memiliki tempat istimewa di hati pembaca. Sastra dapat menjadi hiburan, terutama jika disajikan dalam bentuk cerita pendek (cerpen) yang ringkas dan menyentuh. Bacaan ringan layaknya kapas bisa ini menemani mengisi waktu luang.


Sebagai seorang penggemar cerpen, saya tertarik untuk ikut meramaikan genre ini. Salah satu caranya adalah dengan menulis kumpulan cerpen (antologi)  berbentuk ebook. Dalam buku digital ini, saya menyajikan beragam kisah dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Melalui cerita-cerita pendek tersebut, saya mengajak pembaca menelusuri ragam pengalaman orang-orang di sekitar kita.


Kisah-kisah dalam ebook Soliter mengangkat beragam tema, seperti konflik batin, ketegangan dalam hubungan keluarga, memori masa kecil, misteri, hingga dinamika relasi yang tak selalu bisa ditebak. Semua cerita relevan dengan peristiwa-peristiwa di sekitar kita, yaitu sederhana dan ringan.


Kumpulan Cerpen dengan Sedikit Sentuhan Emosi

Soliter merupakan karya yang istimewa karena ini adalah buku solo pertama saya. Sebelumnya, saya hanya memiliki buku antologi hasil kolaborasi dengan beberapa penulis lain. Biasanya proyek ini berawal dari lomba. Karya peserta yang lolos seleksi, dikumpulkan menjadi satu antologi dan kemudian diterbitkan.

Cover ebook Soliter, kumpulan cerpen ringan

Sekarang saya telah mampu menyelesaikan buku pertama. Berapa lama menyelesaikannya? Mungkin sekitar dua tahun. Rentang waktu yang cukup lama karena termasuk barisan pemula. Saya mengerjakannya tidak sekaligus, tapi tahap demi tahap. Terkadang berbulan-bulan ide terasa buntu. Namun saat ide mengalir, dua cerpen bisa rampung dalam sebulan.


Upaya ini belum seberapa dibandingkan dengan penulis yang lebih berpengalaman. Saya pernah mendengar seorang cerpenis (julukan untuk penulis cerpen), yang dapat menyelesaikan tulisan hanya dalam hitungan jam. Saat menulis Soliter, kemampuan saya belum selevel itu. Kiranya suatu hari nanti level setaraf mereka dapat dicapai.


Bagaimana saya membentuk tokoh-tokoh dalam Soliter? Ebook ini berisi cerpen-cerpen yang berdiri sendiri, tanpa keterkaitan alur atau tokoh. Meski demikian, setiap kisah memiliki daya tarik. Tokoh-tokohnya memang mayoritas wanita dari beragam latar belakang. Namun, cerita mereka boleh jadi pernah dialami oleh orang-orang di sekitar kita, atau mungkin juga pengalaman kita sendiri.


Sebagian kisah menyentuh tema keluarga, yang lain mengangkat konflik batin atau kenangan masa lalu. Ada yang terasa hangat, tapi ada pula yang masih menyisakan tanda tanya. Meski menyangkut konflik hidup, semua cerita dituturkan dengan bahasa ringan demi menyampaikan pesan-pesan bermakna. Cerpen yang menarik memang sebaiknya mampu menyampaikan pesan, bukan membuat kening semakin berkerut.

Kumpulan Cerpen Soliter

Dalam kumpulan antologi ini, saya menulis 9 judul cerpen, yaitu Soliter, Selubung Kesumat, Minoritas, Tangisan dari Balik Cermin, Teman Lama, Firasat, Seniman Paruh Baya, Kepakkan Sayap Safir, dan Impian Semu.


Mengapa hanya sembilan, sementara ada penulis lain memuat hingga 14 cerpen? Dalam Soliter, beberapa cerpen dapat mencakup hingga 9-10 halaman, sementara cerpen dari penulis lain biasanya hanya sekitar 6-7 halaman. Jadi, 9 cerpen dalam ebook ini sudah memuat 91 halaman.


Saya pernah mengikuti webinar penulisan ebook. Menurut narasumber yang telah berpengalaman, ebook sebaiknya tidak lebih dari 100 halaman. Alasannya, membaca ebook melalui gadget menyebabkan mata pembaca cepat lelah. Karena kelelahan, pembaca cenderung menunda, bahkan tidak menyelesaikan ebook. Jadi, demi kenyamanan, ebook cukup ditulis hingga 100 halaman saja.


Alasan Soliter Layak Dibaca

Ada beberapa alasan mengapa kumpulan cerpen Soliter perlu ditambahkan pada daftar bacaan.

Ebook cerpen 

Cerita Ringkas, tapi Padat

Setiap kisah menuturkan masalah yang kerap ditemui sekeliling kita. Alur cerita dimulai dengan uraian narasi yang sederhana dan tenang, sampai permasalahan tokohnya pelan-pelan muncul. Kemudian konflik mencuat, hingga mencapai gejolak emosi. Pembaca pun ikut terhanyut dalam alur kisahnya.


Bermakna dan Relevan

Buku ini cocok bagi orang yang suka mengamati kehidupan di sekitarnya. Cerita-cerita dalam ebook memberi ruang untuk berhenti sejenak, serta mengajak kita untuk memikirkan hal-hal kecil dalam hidup yang sering terlewatkan.


Ringan Dibaca

Meski bertema pergolakan batin, menyimak kisah-kisah dalam Soliter tidak melelahkan atau membuat dahi mengernyit. Kumpulan cerpen ini cocok dibaca saat santai sore sambil menyeruput kopi, atau pada malam hari menjelang tidur.


Cerita Sederhana dalam Edisi Digital

Produk digital kini semakin populer. Beragam produk fisik yang biasa dijual secara offline, seperti buku, saat ini sudah dapat didistribusikan hanya melalui gadget. Cara tersebut praktis dan lebih cepat sampai ke tangan konsumen. Soliter menjadi bukti bahwa cerita fiksi pun bisa menjadi produk digital yang menarik, serta mudah didistribusikan.

Bacaan ringan dan bermakna 

Hadir dalam format digital yang terdiri dari 91 halaman, termasuk beberapa ilustrasi, buku ini telah tersedia di Lynk.id. Pembaca dapat langsung membacanya pada gadget, hingga lebih praktis tanpa perlu menunggu pengiriman edisi cetak.


Namun, kekurangan ebook adalah tidak menebarkan aroma kertas, seperti ketika kita baru membeli buku. Bagi saya, aroma khas ini mampu menambah semangat membaca. Tetapi, seiring perkembangan zaman, penulis dan pembaca buku perlu ikut beradaptasi.


Tertarik dengan kumpulan cerpen Soliter?


Sekarang ebook ini sudah dapat dimiliki hanya dengan Rp 35.000. Link.id pembelian langsung diakses melalui tautan berikut


Kumpulan Cerpen Soliter


Yuk, jangan lewatkan kesempatan untuk menyimak karya-karya tulisan ringan dan bermakna.


Tidak ada komentar