Review Novel Anak Narnia : The Horse and His Boy

 

Membaca cerita anak menyenangkan karena tidak dibatasi usia. Siapa saja boleh membacanya selama masih tertarik dengan dunia mereka. Alur cerita anak pun banyak yang kocak, menantang, serta masih relevan dari sudut pandang orang dewasa.


Saya sampai sekarang masih membaca cerita anak. Kenapa tertarik dengan genre ini? Kisah-kisah mereka memiliki pola pikir yang polos dan ceria. Sementara orang dewasa telah mengalami pahit getir hidup, hingga menjadi pesimis melihat dunia anak yang sepertinya lurus saja. Memang ada permasalahan muncul, tapi cerita anak mengingatkan masih ada hal baik di sekitar kita, termasuk karakter para bocah yang periang.


Walaupun dianggap menggelikan untuk sebagian orang, membaca cerita anak tetap menarik bagi saya. Keceriaan, kejenakaan, imajinasi, semangat, bahkan ide kreatif dalam cerita menjadi hiburan di tengah gonjang-ganjing hidup. Menarik melihat mereka menghadapi masalah dengan antusias dan berani, bahkan tanpa mengenal lelah.


Banyak novel anak fantasi menarik dan sudah diangkat ke layar lebar. Salah satunya adalah Narnia. Familiar dengan namanya? Kalau belum, siapa yang pernah mendengar film berjudul The Chronicle of Narnia : The Lion, The Witch, and The Wardrobe? Film laris ini pernah diputar di bioskop pada tahun 2005. The Horse and His Boy (Kuda dan Anak Manusia) adalah salah satu dari 7 seri The Chronicle of Narnia.

Novel anak fantasi, Narnia : The Horse and His Boy


Sekilas tentang Penulis Narnia Series

The Chronicle of Narnia ditulis oleh C.S. Lewis pada tahun 1950 – 1956. C.S. Lewis yang berasal dari Belfast, Irlandia Utara, merupakan dosen Oxford University, pemikir, akademisi, serta penulis sastra yang berpengaruh. Karya-karyanya masih dibaca penggemar literasi sampai sekarang.


Pernah membaca buku atau menonton film The Lord of The Ring? Pengarang buku ini, yaitu JRR Tolkien, adalah teman baik sekaligus rekan diskusi C.S. Lewis di Oxford University. Mereka sering membahas ide menulis, serta saling mengkritik karya temannya. Oleh sebab itu, tulisan mereka agak mirip karena penuh dengan kreasi fantasi.


Yang sering dipertanyakan, apakah CS Lewis kenal dengan J.K. Rowling, pengarang Harry Potter? Adakah keterkaitan karena alur ceritanya juga mirip? Oh, tidak. C.S. Lewis meninggal tahun 1963, sementara serial Harry Potter terbit sekitar tahun 1990-an. Para pengarangnya tidak saling mengenal. Mirip-mirip sedikit wajarlah dalam berkarya. Pembaca yang menyukai genre fantasi jadi memiliki banyak pilihan buku.

Novel anak karangan C.S. Lewis


Sinopsis The Horse and His Boy

Seorang anak lelaki yatim piatu miskin bernama Shasta, tinggal bersama nelayan berkarakter kasar. Awalnya, Shasta berpikir bahwa pria itu adalah ayah kandungnya. Belakangan, terbongkar bahwa dia hanya anak yang dipungut dari perahu terdampar di pantai.


Shasta tahu dia akan dijual sebagai budak kepada bangsawan Calormen. Tak ingin mengalami nasib yang sama seperti dengan nelayan, dia pun segera melarikan diri bersama seekor kuda yang bisa berbicara. Hewan bernama Bree itu merupakan tunggangan milik bangsawan Calormen tersebut.


Dari kuda itu, Shasta mengetahui negeri Narnia, daerah asal Bree, tempat hewan yang mampu berbicara seperti manusia. Bree bercerita tentang keindahan negerinya yang sudah lama dia tinggalkan. Shasta juga pernah mendengar negara lain yang damai bernama Archenland. Karena ingin memiliki hidup yang lebih baik, keduanya pun mulai bertualang mencari tanah impian.


Di perjalanan, mereka bertemu Aravis, seorang gadis bangsawan Calormen, yang melarikan diri demi menghindari kawin paksa. Aravis pun memiliki kuda yang mampu berbicara bernama Hwin. Shasta dan Bree menceritakan tentang Narnia dan Archenland pada gadis itu. Aravis tertarik dan mau ikut menetap di sana. Meski kerap tak akur, bersama mereka mencari negeri impian.

Dalam perjalanan, keempat sekawan itu mengetahui persekongkolan bangsa Calormen untuk menyerang Narnia dan Archenland. Mereka bertekad memberitahu warga negeri tersebut. Banyak tantangan yang menghadang, tapi semangat Shasta maju tanpa ragu. Ternyata, bukan hanya tantangan yang dihadapi. Di Archenland mereka menemukan rahasia tak terduga.

Ilustrasi klasik hitam putih klasik dalam novel


Alasan Perlu Membaca Buku The Horse and His Boy

Alur cerita The Horse and His Boy mengingatkan pembaca pada dongeng klasik. Latar belakang cerita dituturkan melalui istana padang pasir dan petualangan melewati gurun. Tokoh-tokohnya lintas budaya. Shasta yang berkulit putih bersanding dengan Aravis, yang merupakan keturunan kulit berwarna. Walaupun sering berselisih paham, tapi mereka memiliki tujuan sama untuk memiliki hidup lebih baik di tanah impian.


Di balik latar belakang menarik, novel anak dan remaja ini menawarkan pesan relevan tentang kebebasan dari perbudakan, upaya untuk memperbaiki masa depan, keberanian dan pertumbuhan pribadi, serta persahabatan yang saling membantu.


Cerita Anak dan Pahlawan-pahlawan Belia

Beberapa kali mengikuti pelatihan cerita anak, saya mengetahui beberapa perbedaan antara cerita anak dan dewasa. Faktor utama tentu saja tokoh-tokoh dalam cerita, yaitu para sosok generasi penerus. Mereka ingin meraih impian, menghadapi tantangan, dan berusaha menemukan solusinya. Upaya, keberanian, kerja sama, serta kemauan untuk bertumbuh, menjadi karakter untuk mampu bertahan dan mengatasi tantangan.


Bolehkah mereka dibantu orang dewasa? Tentu boleh. Hanya saja, bantuan itu sebagai pendukung. Pahlawan utamanya tetap anak-anak atau remaja tersebut, misalnya karakter Shasta, Bree, dan Hwin. Orang-orang di sekitar mereka cuma sebatas figuran.

Bertualang melewati gurun bersama karakter Shasta, Bree, dan Hwin

Seperti dalam kisah The Horse and His Boy, Shasta dan Aravis mendapatkan bantuan dari binatang-binatang yang bisa berbicara, Pertapa Perbatasan Selatan, hingga Raja serta Ratu Narnia dan Archenland. Tetapi, petualangan Shasta dan Aravis bersama dua ekor kuda yang bisa berbicara, menjadi fokus dari novel ini.


Meskipun ditujukan pada pembaca anak-anak dan remaja, kisah dalam novel ini mampu menghibur pembaca segala usia. Negeri fantasi dengan hewan yang bisa berbicara, seperti sejenak mengingat kita pada dongeng masa kecil yang tak lekang ditelan usia.


Tertarik dengan buku terbitan Gramedia Pustaka Utama ini? Sekarang produknya telah tersedia di toko online maupun offline. Versi ebook juga juga sudah dapat diakses. Alur buku ini ringan dan tepat untuk mengisi waktu luang. Yuk, menjelajah negeri fantasi bersama Narnia.


Tidak ada komentar