Tinggal di kos tidak selalu identik dengan mi instan, karena banyak sekarang penghuninya yang sudah cerdas memilih makanan terjangkau. Bukan hanya perkara santapan, hidup mandiri sebagai anak kos berarti melalui fase yang penuh warna. Kadang menyenangkan, kadang menyebalkan.
Menetap di kamar petak-petak ini memberi kita rasa kebebasan mengatur hidup. Tiada yang menjadwalkan jam tidur atau mengomel jika kamar berantakan. Tetapi di sisi lain, menetap di kos juga bakalan diwarnai krisis kecil, kalau tidak mahir mengatur anggaran.
Jauh dari keluarga dan belajar bertahan hidup sendiri, awalnya mungkin menakutkan. Namun, setelah dijalani, meski tak mudah ternyata bukan perkara mustahil. Tinggal dalam ruangan sempit ini memberikan pilihan, mau hanyut dalam krisis kecil atau keluar sebagai pejuang tangguh.
Bermukim dalam kamar kos menawarkan kebebasan dalam menentukan pilihan dalam hal apa saja. Tepat memilih, semakin baik hasilnya untuk hari esok. Demikian pula sebaliknya. Masalah di kos-kosan mampu menjadi pengalaman untuk dikenang kelak.
Hidup di Kos-kosan
Kehidupan di kos memang cenderung bebas. Tetapi, kebebasan di sini dalam konteks positif, ya, bukan mencari kesempatan dalam kesempitan. Salah satu hal paling terasa saat tinggal di kos adalah kebebasan menentukan aktivitas sehari-hari, tanpa ada yang cerewet dan mencampuri urusan pribadi.
Apa saja yang bisa dilakukan anak kos minus rasa bersalah?
Bangun Telat tanpa Ada yang Marah
Kalau tinggal di rumah orang lain harus tahu posisi di depan pemiliknya. Menumpang, tapi hobi rebahan, namanya enggak tahu diri. Namun, kalau nge-kos beda. Pulau kapuk adalah salah satu tempat healing yang paling empuk, asalkan jangan kelamaan sampai lupa tugas..
Tidur larut
Siapa yang dulu pas tinggal sama keluarga, terus lampu dimatikan kalau nonton sampai malam? Terkadang memang ada aturan kalau kita masih tinggal rame-rame. Sementara kalau sendirian, bisa menentukan sampai jam berapa mau tidur. Cuma, kalau keseringan tidur larut malah membuat sakit kepala. Jadi, bijaklah mengatur waktu.
Menentukan Sendiri Mau Makan Apa (Walau Akhirnya Tetap yang Murah Meriah, Asalkan Tidak Sakit Perut)
Sewaktu tinggal bersama dengan keluarga mungkin ada menu yang tidak kita suka, tapi tetap disantap. Enggak mungkinlah minta keistimewaan. Memangnya kita siapa? Mau masak sendiri, rasanya segan. Pas sudah kos baru bisa memilih menu sendiri, walaupun tetap disesuaikan dengan anggaran.
Bebas Bepergian
Banyak tempat, bahkan di dalam kota, yang mungkin belum pernah kita kunjungi. Mulai kuliner hingga sekadar nongkrong, ada saja lokasi menarik yang muncul kalau kita rajin mencari di medsos. Tempat-tempat itu seakan memanggil untuk disinggahi.
Saat jadi anak kos, barulah bisa mengatur waktu menjelajah lokasi-lokasi menarik. Sementara kalau menumpang bersama di tempat lain, belum tentu dapat sering keluar. Minimal, di rumah pasti ada pembagian tugas yang tidak boleh diabaikan. Asalkan enggak lupa pulang, jalan-jalan sendiri tetap asyik.
Tetapi, gimana kalau anggarannya terbatas? Keluar rumah bukan berarti harus belanja. Hari ini lihat-lihat saja dulu sambil menahan perasaan. Apa boleh buat, lain kali kalau ada uang barulah belanja.
Hiasi Kamarmu Sesuka Hati
Kamar kos adalah lambang kebebasan berekspresi. Penghuninya boleh menghias sesuai selera dan karakter, supaya betah mendekam di dalam. Namanya daerah kekuasaan pribadi, segera keluarkan semua ide dan kreasimu. Jadi, kalau mau menilai karakter seseorang, lihatlah kamar kosnya.
Kehidupan Sosial, Antara Tetangga Kos dan Kucing Liar
Selain belajar mandiri, hidup di kos juga bikin kita belajar bersosialisasi. Siapa saja yang diajak kenalan? Tetangga kamar kos, atau tetangga rumah sebelah. Cuma, sebaiknya jangan terlalu berharap banyak dengan kenalan baru.
Kehidupan kos sebenarnya mengajar orang untuk pandai beradaptasi. Beragam karakter dapat kita temui di sana. Ada teman yang hobi mengadu ke pemilik kos tentang berbagai kejadian, padahal dia sendiri pun masih bermasalah.
Ada lagi yang suka membuka pintu utama sembarangan, yaitu pintu yang langsung terhubung dengan jalan umum. Kemudian, dia meletakkan barang-barangnya di luar tanpa pengawasan. Begitu ada yang hilang, semua temannya ditanyai. Kesal enggak ketemu orang yang begini?
Selain beragam karakter orang, di kos-kosan juga banyak kucing liar. Warnanya bervariasi, posturnya gemuk-gemuk pula. Sebagian memakai kalung tanda kepemilikan. Meski demikian, para meong ini suka mengintip dan curi-curi pandang ke rumah, persis kayak orang kasmaran.
Siapa tahu ada kesempatan mengais secuil rezeki, mungkin begitu dalam benak mereka. Kalau ada makanan, bolehlah berbagi. Cuma karena tinggal di kos, sebaiknya hindari terlalu sering memberinya santapan. Sesekali saja karena tidak semua penghuni kos suka kucing.
Belajar Bertahan Hidup dan Tumbuh Dewasa
Menetap di kos bukan hanya tentang tinggal di kamar sempit, tapi juga bagaimana belajar mandiri mengatur uang, mengelola waktu, mengatasi stres, serta bertahan walau jauh dari keluarga. Gaya dan perilaku anak kos adalah miniatur kehidupan nyata. Kita bisa kesulitan, kemudian belajar bangkit, ketawa, sedikit sedih, dan terus bertumbuh.
Setelah berdiri di antara kebebasan dan anggaran ketat, hidup di kos mengajarkan banyak hal. Mulai dari menghargai hal-hal kecil, belajar menunda keinginan, sampai memahami arti bertahan. Setiap krisis kecil di kamar sempit adalah cerita besar dalam perjalanan, menuju ketangguhan menghadapi hidup.
Komentar
Posting Komentar