Langsung ke konten utama

Postingan

Atasi Depresi untuk Mencegah Demensia pada Lansia

Tetap sehat di hari tua merupakan impian banyak orang. Sayangnya, tidak semua memperoleh kesehatan di masa senja. Sebagian lansia menghabiskan hari tua dengan menanggung berbagai penyakit, termasuk demensia atau kepikunan. Meskipun demikian, ada juga yang senantiasa sehat hingga ajal menjemput. Saat Nenek saya masih ada, beliau termasuk beruntung karena sehat hingga hari tua. Pada usia senja, beliau tetap dikelilingi orang-orang terkasih. Di kampung, Nenek setiap hari ditemani anak dan cucu yang menetap di sana. Setiap hari ada keluarga yang menjenguk dan memantau keadaannya. Akan tetapi, apakah itu cukup?  Ternyata tidak. Nenek sering merindukan anak dan cucu yang tinggal di luar kota. Beliau sangat terharu, bahkan sampai menangis, apabila ada sanak saudara dari jauh yang berkunjung. Kedatangan anak cucu yang rutin menjenguk merupakan kegembiraan bagi Nenek. Hati yang gembira ternyata bukan hanya untuk orang sehat. Dulu saya sering membawa Ibu yang telah memiliki hipertensi, berobat j

Menjalin Komunikasi Bertetangga Bersama Paket Internet Cepat

Hidup bertetangga itu unik. Kalau sudah akrab, kita sering mengobrol tentang topik receh dengan mereka. Pinjam meminjam keperluan rumah, seperti panci dan kuali, sudah biasa. Kedekatannya lebih daripada dengan sepupu, apalagi jika telah saling mengenal selama bertahun-tahun. Namun, kita pun bisa berselisih paham dengan tetangga.   Tren sekarang, mayoritas lingkungan bertetangga tidak selalu akrab, terutama di kota-kota besar. Penyebabnya, warga sudah lebih individualis dan sibuk dengan aktivitas masing-masing. Rumah hanya tempat singgah, tetangga cuma orang-orang yang kebetulan tinggal berdekatan. Mereka jarang bertegur sapa, apalagi saling mengenal. Kebanyakan begitu karakter masyarakat saat ini.   Akan tetapi, situasinya berlainan dengan tempat pemukiman saya. Meski berlokasi di dalam salah satu kota terbesar di tanah air, perumahan tempat saya tinggal agak berbeda. Walaupun berasal dari berbagai latar belakang, warganya masih menjaga kekerabatan antar tetangga. Di sini, ada

Sekelumit Pengalaman Bersama Rantangan

Berlangganan rantangan itu unik, seperti memecahkan teka-teki setiap hari. Biasanya, pelanggan tidak tahu jenis menu apa yang akan diantar hari ini. Membuka tutup rantangan ibarat menemukan jawaban teka-teka tersebut. Di situlah terletak keunikannya. Ada rasa penasaran sekaligus kelaparan berkolaborasi sebelum menyantap hidangan. Konon, di Indonesia rantangan mulai beredar sejak tahun 1950 . Beragam informasi tersebar tentang asal muasal rantangan. Ada yang mengatakan berasal dari Amerika, India, atau China karena bentuknya mirip wadah dimsum. Darimanapun asalnya, p anci bertingkat ini telah menjadi penyelamat untuk orang yang tidak sempat memasak.  Tanpa ribet, para pekerja di kantoran hingga sawah, bisa menikmati bekal rutin.  Simpel karena dalam satu paket rantang,  bisa memuat berbagai menu secara terpisah mulai nasi hingga lauk pauk.  Umumnya, nasi selalu disusun pada panci paling bawah. Paling atas biasanya diletakkan lauk pauk. Mungkin maksud penataan ini agar pengguna lebih sem