Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan fakta prediksi ekonomi Indonesia pada tahun 2045. Dalam ulasannya pada Ministry of Finance Festival 2022 (MOFEST 2022) di Jakarta, Kamis 1 Desember , bendahara negara memperingatkan tentang jumlah populasi usia tua yang terus meningkat dibandingkan sekarang.
Menurut Sri Mulyani, dikhawatirkan setelah 100 tahun Indonesia merdeka, warga usia lanjut semakin banyak yang hidup dalam kemiskinan. Warga senior yang mempunyai kemampuan ekonomi di bawah rata-rata ini, menjadi tanggungan negara.
Saat ini penduduk tanah air sudah mencapai 270 juta jiwa. Diprediksikan pada tahun 2045 angka ini akan bertambah lebih dari 300 juta jiwa. Berbagai fasilitas umum harus ditambah seperti perumahan, sekolah, transportasi, hingga WC umum. Karena upaya tersebut, pemerintah akan kesulitan mengelola anggaran untuk pengadaan fasilitas masyarakat.
Jumlah warga yang terus meningkat ini tidak diikuti dengan peningkatan penduduk usia produktif, yaitu berusia 15 - 64 tahun. Menurut perkiraan dari Badan Kebijaksanaan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, pada saat Indonesia berusia 100 tahun, populasi usia produktif terus menurun. Dari total usia produktif sekarang sekitar 70,72%, pada tahun 2045 menyusut menjadi 52%.
Penduduk usia lanjut yang tidak produktif akan menambah biaya beban negara, terutama untuk fasilitas kesehatan. Jika mereka tidak mampu bekerja lagi dan tetap miskin, maka negara akan mengambil alih pembiayaan kesehatan mereka. Akibatnya, beban anggaran negara akan terus membengkak.
Tiga Alasan Investasi yang Perlu Kamu Tahu tentang Mempersiapkan Dana Hari Tua
Ada satu hal yang pasti di permukaan bumi ini. Suatu hari nanti kita semua akan menua. Usia tua identik dengan kemampuan produktivitas yang terus menurun. Produktivitas yang menurun akan mengurangi pendapatan finansial kita di kemudian hari.
Mungkin masih ada beberapa warga senior yang tetap produktif, bahkan memiliki penghasilan di atas generasi muda. Namun, jumlah mereka hanya segelintir dibandingkan dengan rekan-rekan sebayanya.
Telat mempersiapkan dana, bisa menimbulkan masalah baru di usia senja nanti. Uang memang bukan faktor utama untuk kebahagiaan pada usia lanjut, tapi tanpa uang sulit untuk menjamin hidup sejahtera. Oleh sebab itu, penting dari sekarang menyediakan dana untuk hari tua.
Berikut tiga alasan pentingnya mempersiapkan dana hari tua :
Fasilitas kesehatan
Seiring bertambahnya usia, daya tahan tubuh semakin menurun yang mengakibatkan lansia mudah terserang penyakit. Fungsi organ-organ berangsur mulai menurun, hingga membutuhkan waktu lama untuk penyembuhan ketika jatuh sakit.
Fasilitas Kesehatan Mumpuni untuk Lansia
Dengan daya tahan tubuh yang terus menurun, mereka perlu fasilitas medis untuk menjaga tubuh tetap sehat. Fasilitas medis terbaik membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Ada orang tua yang mempunyai asuransi yang disediakan pemerintah untuk kesehatan mereka. Namun, membayar biaya kesehatan tidak cukup hanya mengandalkan bantuan.
Dari pengalaman saya pernah merawat orang tua, bukan cuma obat-obatan yang menjadi kebutuhan mereka. Warga usia lanjut perlu makanan bergizi dan vitamin untuk mendukung tubuh tetap bugar. Dan lagi-lagi, kebutuhan ini memerlukan dana premium.
Banyak juga di antara orang tua yang tinggal terpisah dari anak-anaknya. Merekapun memerlukan kebutuhan sandang dan papan agar dapat hidup layak. Untuk menjaga dan mengawasi, dibutuhkan tenaga asisten rumah tangga untuk membantu mereka mengerjakan rutinitas di rumah.
Semua fasilitas di atas memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Orang Tua Perlu Berplesir
Hari tua identik dengan masa-masa tenang. Setelah bertahun-tahun sibuk dengan berbagai tanggung-jawab keluarga dan pekerjaan, inilah masanya menikmati usia senja dengan kegiatan bebas.
Ada faktor menarik dari hasil penelitian terhadap 112 wanita berusia antara 65 - 93 tahun yang dilakukan oleh James Sand dari South Coast Institute for Applied Gerontology. Menurut penelitian ini, berplesir pada wanita usia lanjut berhubungan dengan fungsi intelektual.
Ditemukan fakta kalau berlibur merupakan upaya agar fungsi intelektual mereka tetap tajam, seperti ketika masih berusia muda. Berplesir mengajak wanita usia lanjut untuk mengamati setiap tempat-tempat baru yang mereka singgahi. Pengamatan membuat pikiran mereka aktif menganalisis setiap peristiwa yang ditemukan selama perjalanan.
Liburan untuk Kesehatan
Berbeda dengan tinggal di rumah dengan suasana monoton, plesir berarti menemukan suasana yang membuat hati gembira dan bebas dari stres. Konon, hati gembira mampu mencegah lansia dari kepikunan.
Selain bebas dari stres, berplesir mengajak warga senior untuk rajin bergerak. Berjalan kaki dari satu lokasi ke lokasi lain, membuat otot kuat dan tubuh lebih sehat.
Fakta ini didukung oleh penelitian dari New York State yang melansir, jika pria yang mengambil waktu untuk berlibur akan menjadi lebih rileks. Hal ini mempengaruhi kesehatan, yaitu menurunkan resiko serangan jantung sampai 30%.
Menghapus Mata Rantai Generasi Sandwich
Aktivitas healing warga senior membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Fasilitas kesehatan layak hingga liburan rutin perlu menyediakan dana khusus, tanpa menganggu kebutuhan rumah.
Masalahnya, bagaimana memenuhi anggaran jika sudah pensiun? Bukan masalah kalau ada dana cadangan berupa tabungan atau investasi. Jika tidak memiliki dana cukup, biasanya akan mengandalkan pendapatan anak untuk keperluan mereka. Dari sinilah kemudian muncul istilah generasi sandwich.
Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh profesor Dorothy A. Miller, pada tahun 1981 dari Universitas Kentucky, Lexington, Amerika Serikat. Sampai sekarang, kelompok masyarakat tersebut masih jamak terutama di kota-kota besar.
Generasi sandwich berusia sekitar 30 - 55 tahun dan mempunyai tanggungan ganda, yaitu orang tua serta anak-anaknya. Nah, generasi sandwich ibarat isi dari roti. Mereka berada di tengah-tengah, terjepit di antara dua tanggung jawab finansial.
Umumnya, generasi sandwich sering didera keletihan secara fisik, juga kekuatiran pada kemampuan menjadi tulang punggung keluarga. Mereka bekerja keras, tapi tanggungannya berlipat hingga dana yang terkumpul sering tak mencukupi.
Generasi Sandwich
Apakah kita mau menjadi generasi sandwich berikutnya dengan menjadi tanggungan anak-anak kita? Jika ingin bebas secara finansial, yuk, rencanakan investasi mulai hari ini.
Melawan Inflasi
Inflasi kerap menjadi istilah menyeramkan dalam dunia keuangan. Inflasi merupakan sosok tanpa wujud yang mampu mengurangi nilai mata uang kita. Harga barang meningkat drastis, sementara pendapatan masih betah di posisi nyaman.
Indonesia mencapai tingkat inflasi tertinggi selama 5 tahun terakhir pada Juni 2022, yaitu sekitar 4,35%. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi inflasi di Indonesia, seperti suku bunga dan jumlah uang beredar.
Karena faktor-faktor ini sulit diprediksi, maka mulailah memasang jaring pengaman keuangan dengan konsisten berinvestasi. Daripada bergantung pada sistem yang sulit dikendalikan, bangunlah passive income secara mandiri.
Melihat uraian di atas, apa kita sudah merencanakan kemandirian finansial pada masa tua nanti? Mungkin di tahun 2045, kita masih berada dalam usia produktif. Namun, bagaimana dengan rencana tahun-tahun berikutnya?
Berinvestasi Sejak Usia Muda
Masa muda menjadi kesempatan mengumpulkan dana untuk persiapan hari tua. Kita nggak mau, kan, ketika usia lanjut nanti hanya menjadi beban bagi keluarga. Apalagi jika perlu menjaga kesehatan di tengah daya tahan tubuh yang terus menurun.
Rutin berinvestasi bisa menjadi salah satu cara agar keuangan tetap aman hingga usia senja. Berinvestasi ibarat menanam pohon, perlu waktu untuk melihatnya bertumbuh dan memberi penghasilan layak. Berbeda dengan mental instan, investasi membutuhkan ketekunan untuk memperoleh hasil maksimal.
Mendengar kata 'investasi' mayoritas orang mungkin langsung membayangkan deretan angka nominal yang membuat dahi mengernyit. Angka-angka berat yang sulit dijangkau oleh kalangan awam.
Dulu investasi identik dengan kalangan jetset yang punya uang mengalir seperti aliran sungai. Kalaupun ada yang terjangkau, fasilitas ini diperuntukkan bagi individu yang telah malang melintang di ranah pasar modal. Individu dengan penghasilan terbatas dan minim pengalaman, enggan ikut berinvestasi karena dianggap beresiko tinggi.
Namun, sekarang sudah banyak perubahan dalam dunia investasi.
Saat ini, sudah beragam pilihan investasi yang tersedia di pasaran. Nilai nominalnya ada yang terjangkau semua kalangan, yaitu dimulai dari Rp 100.000,-. Bersifat fixed income, investasi ini relatif aman untuk investor pemula.
Tertarik? Yuk, simak ulasan berikut.
Aman dan Cuan Bersama EBA Ritel melalui PT Sarana Multigriya Finansial Persero
Investasi tidak lagi berkaitan dengan usia mapan. Bukan hanya milenial, orang yang sudah berusia lebih matang tapi belum berpengalaman, cenderung mencari investasi yang lebih mudah dipantau. Investasi beresiko rendah serta tetap cuan, bisa menjadi pilihan bagi kelompok ini.
Sekarang sudah ada EBA Ritel yang dikeluarkan oleh PT Sarana Multigriya Finansial Persero (SMF) dengan modal awal terjangkau. Dengan berinvestasi di EBA Ritel, investor bisa memperoleh fixed income yang minim resiko, cukup dengan modal Rp 100.000.
Bagaimana kriteria investasi ini? Supaya lebih jelas, bisa dilihat pada Instagram SMF berikut :
EBA merupakan singkatan dari Efek Beragunan Aset atau Asset Backed Security. Sesuai namanya, EBA berupa surat berharga yang bisa diperjual belikan untuk memperoleh keuntungan di pasar modal.
Supaya lebih jelas, kita rangkum dulu perusahaan yang menaungi EBA Ritel ini.
PT Sarana Multigriya Finansial Persero (SMF) merupakan BUMN di bawah pantauan Kementerian Keuangan Republik Indonesia. SMF berfokus pada Pengembangan Pasar Pembiayaan Perumahan di Indonesia melalui berbagai aktivitas, seperti sekuritas dan penyaluran pinjaman kepada bank KPR. Segmen yang dituju adalah masyarakat berpenghasilan rendah.
SMF bukan hanya menyalurkan dana guna menyokong masyarakat memiliki rumah sendiri. Perusahaan juga menghimpun dana dari investor sebagai modal untuk pembiayaan perumahan terjangkau bagi masyarakat.
Nah, perhimpunan dana dari masyarakat dilakukan melalui Efek Beragunan Aset - Surat Partisipasi (EBA - SP) Ritel. Sesuai dengan namanya, yaitu efek atau surat utang, mempunyai dasar penerbitan dari KPR dan diperdagangkan pada pasar modal (sekuritas).
Lebih ringkasnya, begini skema EBA :
Perbankan
Nasabah membeli rumah dengan KPR dan membayar cicilannya melalui bank.
Tagihan KPR
Tagihan KPR yang berpotensi anti macet dipantau dan dikumpulkan.
Seleksi SMF
SMF memilih tagihan KPR terbaik dan premium melalui 32 syarat uji kelayakan. Kemudian, tagihan tersebut diikutsertakan pada proses sekuritisasi.
Proses Sekuritisasi
Sekuritisasi merupakan proses untuk mengubah tagihan KPR menjadi efek (surat utang) yang bisa diperjualbelikan di pasar modal.
EBA Ritel
Setelah melalui proses sekuritisasi, EBA Ritel siap diperdagangkan pada investor yang berminat.
Pada penerbitan awal 2009, EBA Ritel hanya diperdagangkan pada perusahaan-perusahaan besar. Pada tahun 2018, produk ini mulai diperjualbelikan untuk masyarakat umum.
Selain bernaung pada Kemenkeu RI, SMF berada di bawah pengawasan OJK dengan nomor 23/POJK.4/2014. Jadi, seperti efek atau surat utang lainnya, EBA Ritel merupakan produk legal dan sudah diawasi oleh badan independen yang berwenang.
Mengenai kredibilitas, EBA Ritel mendapat rating idAAA dari Pefindo. Rating terbaik ini berarti EBA Ritel termasuk dalam surat utang yang tidak gagal bayar. Fakta ini dijamin oleh Pefindo yang merupakan lembaga negara yang berwenang mengeluarkan peringkat surat utang.
Keuntungan Berinvestasi di EBA Ritel
Berbeda dengan deposito, EBA Ritel menawarkan bunga yang lebih tinggi, yaitu 8,75% per tahun. Aset ini juga sangat likuid, bisa dicairkan kapan saja tanpa penalti. Asalkan, pencairannya sesuai dengan jam dan hari kerja pasar modal.
Pembelian EBA Ritel cukup mudah, yaitu melalui sekuritas dari bank yang ditunjuk pihak berwenang. Calon investor pun tidak perlu repot antri di kantor sekuritas untuk berinvestasi. Dengan aplikasi Bions yang bisa diunduh di Play Store atau App Store, kita sudah dapat berinvestasi di EBA Ritel.
Soal keamanan pun sudah diprioritaskan. Dana investor tersimpan aman pada Rekening Dana Nasabah (RDN). Jika sekuritas tutup, investor tidak perlu khawatir jerih payahnya menguap. RDN menjamin dana investasi terpisah dari sekuritas.
Harga pokok dan bunga investor dibagikan setiap tiga bulan sekali melalui kupon. Setelah memperoleh kupon, investor bisa me-reinvestasi dana tersebut atau menambah nominal EBA Ritel. Rutin dan konsisten merupakan kunci kesuksesan berinvestasi.
EBA Ritel berkarakter low risk, minim resikotapi bisa tetap cuan. Jenis investasi ini tidak volatile (bergejolak) dan cenderung stabil. Saat investasi di EBA Ritel, investor tidak perlu rutin mengecek grafik harga. Menawarkan fixed income, investor memperoleh keuntungan yang rutin.
Apakah ada resiko dari EBA Ritel?
Seperti manusia, investasi juga mempunyai celah kekurangan. Gejolak ekonomi bisa mempengaruhi stabilitas perdagangan EBA Ritel. Artinya, pasang surut ekonomi berdampak pada kemampuan nasabah pada pembayaran cicilan KPR.
Namun, problem ini sudah diantisipasi oleh lembaga berwenang. KPR premium yang terpilih sudah melalui seleksi berlapis, hingga kecil kemungkinan nasabah mengalami gagal bayar. Dengan demikian, investor tidak perlu khawatir karena karena dana mereka tetap terjamin.
Mulailah Berinvestasi Sejak Dini
EBA Ritel cocok untuk investor dari berbagai usia, terutama untuk yang belum berpengalaman di bidang pasar modal. Dengan harga terjangkau, minim resiko, dan sesuai untuk investasi jangka panjang, EBA Ritel tepat sebagai passive income masa kini yang #AmanNyamanCuan.
Dengan modal awal cukup Rp 100.000,-, anak-anak muda yang baru bekerja mampu mulai membangun investasi hari tua. Hindari kata 'tunggu dulu' dalam berinvestasi karena kita tidak pernah tahu kebutuhan di masa yang akan datang.
Paparan yang disampaikan Ibu Menteri Keuangan Sri Mulyani di atas, bisa menjadi motivasi generasi muda. Mulailah berinvestasi sedini mungkin, agar di usia lanjut nanti kita mampu mandiri secara finansial.
Bersama EBA Ritel, kita dapat berinvestasi walaupun minim pengalaman. Asalkan rutin dan konsisten, investasi ini sesuai untuk target kesejahteraan jangka panjang. Sambil mengerjakan aktivitas sehari-hari, dana kita bekerja menghasilkan cuan di masa depan.
Yuk, segera siapkan dana dan mulai membeli EBA Ritel dari sekarang.
Referensi :
Gambar oleh Canva
Membangun dan mengembangkan Pasar Pembiayaan Sekunder.
Inflasi Tahunan RI Capai 4,35% di Juni 2022. Tertinggi dalam 5 Tahun Terakhir. Penulis : Vika Azkiya Dihni, 01 Juli 2022.
Berstatus
sebagai pejuang mandiri, atau lajang, alias jomblo, di usia yang tak lagi muda
agak menakutkan terutama bagi wanita. Berbagai tudingan ditujukan pada individu
yang masih betah melajang. Ada yang mengatakan karena tidak pandai bergaul,
kurang menarik, hingga omongan lain yang cukup menggigit. Hadeh!
“Sudahlah, asal
ada yang mau langsung menikah aja. Nggak usah tanya ini itu segala macam. Mau
tunggu apalagi? Daripada kelamaan sendirian.”
Omongan pedas seperti
ini sudah sering hinggap di telinga saya. Biasanya, kalau ketemu yang beginian,
saya cuma bisa menghela napas sambil berlalu.
Dalam hidup, ada hal yang tak perlu ditanggapi serius.
Walaupun banyak
omongan pedas berseliweran, banyak kok para pejuang mandiri yang tetap kalem.
Biasanya, kicauan ramai justru datang dari orang-orang yang tidak
berkepentingan. Repotnya, kalau ada keluarga yang terprovokasi dan langsung kepanasan,
hingga mendesak untuk segera menikah. Padahal, keputusan menikah sebaiknya
jangan dipilih karena keterdesakan. Ini menyangkut masa depan pribadi bukan
kolektif.
Ribet, kan.
Kita nggak punya masalah, tapi orang lain yang heboh.
Namun, ada saja
lajang yang menyerah pada tekanan dan mau mengikuti permintaan keluarga. Mungkin
mereka capek didesak dan terus menerus jadi bahan omongan. Daripada puyeng,
sudahlah tancap gas saja kayak mobil.
Dari beberapa
orang saya kenal yang mengambil keputusan demikian, ada pernikahannya memang
baik-baik saja. Akan tetapi, ada juga
yang menghadapi masalah rumit.
Pejuang mandiri
Sebaliknya, ada
pejuang mandiri yang tetap bertahan dengan prinsipnya. Menikah itu urusan
pribadi, bukan musyawarah untuk mufakat. Menikah bukan masalah kompromi
sekadar mengikuti desakan dari orang lain.
Kalau
dipaksakan menikah dan kemudian muncul masalah pelik dalam keluarga, apakah orang
yang mendesak tadi mau ikut bertanggung jawab? Hayo!
Memilih
keputusan yang tepat nggak mudah apalagi di tengah gunjingan. Supaya para
lajang nggak resah, berikut ada tips untuk menghindari cuitan menjengkelkan.
·Menjauhi Lingkungan Toxic
Pernah, kan,
mengobrol dengan orang-orang yang sibuk mempertanyakan status kita?
Walaupun kita menjawab dengan sabar sambil tersenyum, eh, dia tetap mendesak
agar kita segera menghalalkan diri. Padahal, status kita sekarang nggak mengganggu
siapapun.
Repotnya,
lingkungan begini kebanyakan dari keluarga dan pas acara kumpul bareng.
Mau nggak datang ke acara ke, nanti dibilang sombong. Sebaliknya, kalau datang
telinga seperti berdenging-denging mendengar obrolan mereka.
Sebaiknya, bergaul
seperlunya saja dengan mereka. Tarik garis tegas antara obrolan yang patut
ditanggapi dan yang nggak perlu dimasukkan ke hati. Kalau sudah nggak
nyaman dengan topik pembahasan, pamit saja dan katakan ada kegiatan penting
yang harus dihadiri.
·Menemukan Kegiatan Sesuai Passion
Sebelum kita
meminta dihargai oleh orang lain, cobalah belajar menghargai diri sendiri.
Salah satu cara untuk menghargai diri adalah memiliki kegiatan baru yang sesuai
passion. Kegiatan yang membuat hati gembira dan lupa waktu.
Hidup sendirian
rentan dengan kesepian, apalagi jika melihat teman-teman lain sibuk dengan
keluarga masing-masing. Mau mengajak kawan nongkrong di luar, eh, dia ada
acara dengan keluarga mertuanya. Kesal, kan.
Cara terbaik
supaya tidak suntuk, temukanlah aktivitas yang sesuai minat. Lebih pas lagi
kalau ketemu aktivitas baru yang ternyata cocok untuk kita. Percaya diri
bakalan bertambah. Wah, ternyata ada
bakat terpendam, nih. Siapa tahu jadi cuan. Mengerjakan sesuatu yang membuat
bahagia, bisa menghindari kita dari mengeluhkan masalah.
Kegiatan sesuai passion
Orang yang suka
mengeluh agak menjengkelkan, karena itu janganlah menjadi sosok yang dihindari
orang lain. Walaupun belum ketemu orang yang membuat bahagia, setidaknya kita
masih bisa membahagiakan diri sendiri.
·Memperluas jaringan pertemanan
Jaringan
pertemanan membuat kita belajar banyak dari pengalaman orang lain, terutama
dengan teman yang memiliki status yang sama.
Selain untuk menemukan kandidat yang tepat (Hihihi), jaringan pergaulan mudah-mudahan
membuat kita mampu berhenti mengkhawatirkan nasib sendiri.
Banyak lho,
teman-teman yang produktif walaupun masih berstatus sendirian. Menurut mereka, melajang justru membuat kita
memiliki banyak waktu luang untuk beraktivitas.
Kita nggak perlu bergegas pulang ke rumah karena tak ada kewajiban sebagai
orang tua. Pikiran juga lebih fokus pada pekerjaan tanpa terdistraksi dengan urusan
lain.
Oya, saran ini
bukan ajakan untuk betah melajang, lho. Walaupun sendirian, senantiasa
buka mata lebar-lebar untuk menemukan pasangan yang tepat. Jangan pasrah pada
nasib dan tetaplah berusaha memiliki kepribadian menarik. Siapa tahu, kan?
Sambil menunggu
pasangan yang tepat datang, sebagai pejuang mandiri tak ada salahnya jika kita
rajin menyimak kegiatan rumah tangga suami istri. Kita bisa mengetahuinya
melalui bahan bacaan atau melihat video-video yang banyak beredar di internet.
Sekarang Kecap
ABC sedang menyelenggarakan kampanye #SuamiIstriMasak. Kampanye Kecap ABC
menyampaikan pesan, bahwa kesetaraan di keluarga dapat diwujudkan saat memasak
bersama pasangan. Dari kegiatan ini kita bisa belajar tentang cara
berkomunikasi dan kesetaraan dalam rumah tangga melalui dapur.
Pandangan Masyarakat pada Kolaborasi Suami Istri di Dapur
Berdomisili di
keluarga dengan latar budaya patriarki, peran pria sangat berpengaruh
di masyarakat kami. Pria adalah tonggak keluarga, mulai dari penerus
keturunan (marga), warisan, sampai pengetua adat. Begitu penting peran kaum
Adam, hingga sebuah keluarga tak lengkap jika belum memiliki anak lelaki.
Peran pria
sebagai kepala keluarga cukup dominan. Istri melayani suami dan
menanyakan setiap kebutuhannya, mulai dari makanan, menyediakan pakaian dan
keperluan lainnya. Apakah ini petanda kelemahan? Menurut saya
tidak.
Saya pernah
melihat seorang teman wanita menanyakan tentang makan malam suaminya di tengah
acara keramaian. Dia meninggalkan kumpulan koleganya hanya untuk
menyiapkan hidangan bagi pendampingnya. Ini bukan petanda kelemahan, tapi
kelembutan seorang wanita.
Suami istri memasak
Namun, berbeda
lagi kalau berbicara masalah dapur. Saya jarang melihat ada pria yang mau
membantu istrinya memasak. Pria masuk dapur seperti menurunkan nilai
kebapakannya. Kepala keluarga hanya bertugas mencari uang dan jangan diganggu
tentang urusan domestik. Mereka sudah kelelahan
saat tiba di rumah.
Sebenarnya,
belum tentu juga suaminya enggan membantu karena sudah capek sepulang
kerja. Boleh jadi karena istrinya sendiri yang menolak dibantu.
Menurut sebagian Ibu, keberadaan suami mereka di dapur hanya menambah
keribetan.
Pria yang
jarang memasak mungkin kurang hapal bumbu dapur. Mereka bingung
membedakan antara jahe dengan lengkuas. Mengajari suami mengenali bumbu sambil
memasak? Repot, kata ibu-ibu. Waktu keburu kesiangan dan makanan belum matang.
Tapi, kalau
bukan sekarang, kapan lagi ya mengajari suami memasak. Jika ditolak
terus, sampai kapanpun mereka tidak kenal dengan daun salam, rimbang,
kunyit, serai, hingga perbedaan antara merica dan ketumbar.
Bersama pasangan meramu bumbu dapur
Kalau istri
yang melarang, sebenarnya masih petanda baik karena suami berkemauan untuk
membantu. Lain persoalannya jika disebabkan oleh budaya partriaki yang
menganggap fungsi wanita hanya sebatas dapur, kasur, dan sumur. Mengiris cabai
dan bawang dianggap merendahkan posisi pria sebagai kepala keluarga.
Beda dengan
chef atau koki di hotel berbintang. Kalau profesi ini dinilai bergengsi
dengan nominal gaji berkilau. Sementara kalau memasak di rumah, suami
dianggap takut istri. Nggak jarang suami yang membantu istri di dapur menjadi
omongan miring keluarga besar.
Benarkah
demikian?
Pernikahan dan Kolaborasi
Psikolog Chaterine
Aponte menulis di psychologytoday,
bahwa pernikahan bisa membuat dua individu menjadi lebih baik. Hubungan suami
istri memerlukan kolaborasi untuk berproses dan bekerja sama, bukan hanya
mencari hasil akhir, demi rumah tangga harmonis.
Chaterine telah
menikah dengan suaminya seorang psikolog analis, Joseph F. Aponte sejak tahun
1960. Walaupun mereka berprofesi sebagai
psikolog profesional, menjalani pernikahan demikian lama bukanlah perkara mudah.
Ada banyak ombak dan riak-riak yang menghantam
bahtera mereka. Namun, pasangan ini mampu melewati pasang surut rumah
tangga dengan baik.
Menurut
Chaterine, walaupun berstatus menikah bukan berarti individu kehilangan
identitas diri. Sebagai individu, suami
atau istri tetap punya keinginan, cita-cita, dan impian yang perlu dikomunikasikan
dengan pasangan. Kolaborasi merupakan cara agar identitas pribadi bisa
diselaraskan dengan tujuan pernikahan.
Beliau menekankan
rumah tangga sebaiknya menerapkan kolaborasi seimbang antara suami istri. Salah satu cara berkolaborasi yang tepat
adalah pembagian tugas rumah tangga tanpa memandang gender. Sebagai kepala
keluarga bukan berarti suami tidak boleh melakukan aktivitas bersih-bersih,
atau memasak di rumah. Saling bekerja sama mengurus rumah tangga bisa menjaga
keharmonisan.
Cincin pernikahan
Dalam
berkolaborasi kedua belah pihak saling mendengarkan, mau mengerti, menghargai pasangannya.
Mencari solusi masalah rumah tangga dilakukan dengan kepala dingin, bukan
mencari siapa yang benar atau salah. Menunjukkan
keakuan masing-masing hanya membuat suasana semakin memanas.
Kedengarannya
mudah ya, tapi mungkin sulit untuk dijalani. Seperti tema tulisan ini, memasak
bersama di dapur boleh menjadi langkah awal berkolaborasi. Ajaklah suami memasak bersama. Sambil meracik bumbu, istri bisa mengobrol
ringan dengan pasangannya. Komunikasi
untuk kolaborasi yang dimulai dari dapur.
Beragam Kisah tentang Kolaborasi #SuamiIstriMasak di Dapur
Selama ini saya hanya mendengar kisah orang lain
tentang acara memasak bareng pasangan di dapur. Ada yang bilang seru,
tapi ada juga yang mengatakan kalau memasak bareng itu agak merepotkan.
Mengajak suami ke dapur bisa menjadi ide menarik, Moms.
Pernah nggak mendengar cerita suami yang kesal sepulang dari kantor saat
menemukan rumah masih berantakan? Letih karena pekerjaan, dia masih melihat
kekacauan setiba di kediaman, termasuk dapur yang seperti dihantam badai.
Kalau sudah begini, biasanya sering terjadi
kesalahpahaman. Suami mengatakan istrinya tidak gesit membereskan rumah. Istri
tersinggung dan menganggap suami tidak mengerti dengan kesibukannya mengurus
rumah.
Jadi, penting juga membawa suami sesekali ikut repot
di dapur. Ajak dia mengupas bawang merah dan merasakan pedihnya mengiris
bumbu dapur tersebut. Atau merasakan panasnya minyak goreng yang berkecipratan saat
menumis bumbu.
Dapur berantakan
Kemudian ajak lagi suami memikirkan mau memasak apa
hari ini. Memilih resep kelihatannya saja remeh, tapi sedikit
membingungkan. Bukan mudah menemukan masakan yang digemari oleh semua anggota
keluarga. Umumnya ada yang suka hidangan tertentu, tapi anggota keluarga
lain enggan menyantapnya.
Nah, kalau sudah begini, biasanya harus menyiapkan
lebih dari satu hidangan, Repot, kan? Belum lagi setelah masak harus
membersihkan dapur dan seluruh rumah.
Mudah-mudahan suami bisa paham keletihan istrinya
bekerja di dapur, sekaligus membersihkan rumah. Jadi, dia nggak cepat
emosi ketika melihat rumah masih berantakan sepulang kerja. Minimal, bisa
membicarakannya baik-baik dengan istri tercinta.
Rangkaian Kampanye #SuamiIstriMasak 2018 -2022
Kecap ABC telah
beberapa tahun menyelenggarakan kegiatan kampanye yang mendukung suami istri
untuk berkolaborasi di dapur. Kegiatan ini diikuti oleh pasangan suami
istri dari berbagai kota, organisani non pemerintah, hingga
selebritas.
Diharapkan
aktivitas ini dapat menularkan virus kesadaran bagi suami untuk ikut membantu
istrinya, sang ratu rumah tangga, bertahta di dapur sambil merebus makanan.
Soal rasa, ada kecap ABC yang menjadi resep rahasia untuk menghadirkan hidangan
menggoyang lidah.
2018
Pada tahun ini, kecap ABC mulai memperkenalkan
kampanye Suami Sejati Mau Masak, Terima Kasih Perasan Pertama, pada
publik. Tema kampanye ini dipilih berdasarkan fakta yang dikutip dari
studi HILL ASEAN, tahun 2018 tentang kesetaraan gender.
Data dari HILL ASEAN menjadi acuan perlu dikampanyekan
persamaan gender di tanah air. Dari data tersebut diketahui bahwa di Indonesia
secara umum tingkat kesetaraan gender sudah memuaskan. Namun, kesetaraan
tersebut tidak berlaku pada aktivitas domestik, yaitu kegiatan dapur.
Diteliti dari 10 orang suami, hanya 3 yang mau membantu istrinya repot-repot di
dapur.
Kemana bapak-bapak yang lain?
Dulu, sewaktu masih kecil dan Ibu saya sakit, Bapak
pernah turun ke dapur. Waktu itu, saya
bingung melihat Bapak menggiling cabai dan bawang. Itu kan pekerjaan perempuan,
begitu saya berpikir. Geli juga melihat
laki-laki bisa menumis bumbu. Terus, gimana
rasanya nanti?
Bumbu-bumbu dapur
Tapi, setelah masakannya matang? Wuih,
enak! Ternyata Bapak saya punya
bakat terpendam yang belum disalurkan.
Kesibukan di kantor menyita waktunya untuk berkutat di dapur. Sekali turun gunung, boleh juga racikannya.
Jadi, jangan pandang sebelah mata kemampuan pria. Siapa tahu mereka bisa membuat kejutan. Memasak di dapur bersama pasangan, bisa jadi
kesempatan suami menunjukkan kebolehannya.
Untuk menggiring suami ke dapur, perlu ada kampanye
mengajak mereka ikut mengurus rumah tangga.
Kecap ABC melihat peluang ini dan memulainya sejak 2018. Kampanye ini
mengajak pria nggak perlu malu, apalagi gengsi bersama istri mengolah makanan
di dapur. Aroma bawang tidak mengurangi tingkat ke-maco-an.
Kecap ABC pun berinisiatif mengajak suami untuk
bergabung dengan Akademi Suami Sejati, sebagai dukungan kesetaraan
dengan istri. Dari dapur, mereka berkolaborasi menghidangkan sajian lezat
dan bergizi untuk keluarga bersama kecap ABC.
Bapak-bapak yang tergerak hatinya mendukung istri
memasak, jangan kuatir bakalan berjalan sendirian. Kampanye ini didukung
oleh Aliansi Laki-laki Baru, yaitu organisasi independen yang
melibatkan para pria untuk menularkan gerakan kesetaraan gender. Kegiatan
tersebut dimulai pada tiga kota, yaitu Bandung, Semarang, dan Malang.
2019
Bertepatan dengan Hari Kesetaraan Perempuan pada Senin
26 Agustus 2019, Kecap ABC kembali mengusung kampanye yang bertajuk kesetaraan
gender. Melalui kampanye ini, masyarakat diajak mendukung kesetaraan yang dimulai
dari dapur.
Bertema Koki
Muda Sejati, kegiatan ini dilaksanakan bersama remaja pria yang berasal
dari 50 SMA. Mereka belajar memasak berbagai hidangan dengan menggunakan
kecap ABC.
Melalui program tersebut diharapkan para pria muda
tidak alergi turun ke dapur. Di rumah pun mereka mau membantu Ibu atau
saudara perempuan untuk menghidangkan sajian untuk keluarga.
Pria muda memasak
Terus, apa keuntungan pria muda belajar masak untuk
masa depan?
Jika suatu saat nanti berkunjung ke rumah calon
mertua, ada nilai lebih yang bisa mencuri perhatian keluarga kekasih. Ketika sudah sukses nanti, adalah hal biasa
membelikan bunga dan coklat untuk pujaan hati, atau oleh-oleh lain untuk keluarganya. Catat sekali lagi, b-i-a-s-a.
Tapi, coba kalau pria tersebut datang sambil membawa
rendang olahan dari rumah, terus ngomong begini.
“Malam, Om dan Tante, ini saya bawakan rendang ayam hasil
masakan saya sendiri. Saya dengar Om dan
Tante senang dengan rendang ayam. Jadi,
saya sediakan waktu untuk memasaknya.
Semoga rasanya cocok, ya.”
Nah, kalau begini unik, kan. Buah tangan hasil racikan dari dapur. Jarang-jarang,
lho. Mudah-mudahan bisa menjadi nilai tambah di mata calon mertua.
Tidak berhenti pada pria muda, Kecap ABC terus
mempopulerkan kampanye ini. Pada Hari Ibu dan Bulan Ramadan, kegiatan
tetap digelar agar semakin dikenal masyarakat.
Diselenggarakan pada bulan Ramadan, diharapkan kampanye
Kecap ABC mampu mempererat keharmonisan keluarga. Suami berkesempatan turun ke
dapur pada bulan suci dan bisa membantu meringankan beban istri.
Bayangkan kalau ada suami ngomong begini.
“Ma, selama bulan Ramadan kita gantian masak Sahur. Hari ini Papa, besok giliran Mama. Supaya Mama nggak terlalu capek dan waktu
tidurnya cukup, yuk Papa bantuin
menyediakan makanan.”
Istri mana yang klepek-klepek mendengar ucapan begini?
Pasti langsung mengucek-ngucek mata untuk meyakinkan diri kalau memang berada
di dunia nyata.
Pria Memasak
Begitu juga pas Hari Ibu, para istri cuti masak dan
menikmati hidangan racikan suaminya. Wow!
Soal rasa jangan khawatir, Moms. Sediakan saja Kecap ABC di dapur untuk resep masakan tertentu, agar hidangan kaya rasa dan digemari keluarga.
2020
Tahun 2020, Kecap ABC kembali mengadakan program yang
mendukung kesetaraan gender di tanah air. Isu kesetaraan masih menjadi
perdebatan hangat, mengingat masyarakat cenderung mengkotak-kotakkan pekerjaan rumah
tangga menurut jenis kelamin.
Berlatar dari situasi tersebut, Kecap ABC mengadakan
program suami memasak bersama istri dengan tema baru. Tahun ini mengambil
tema Koki Muda Sejati, yaitu mengajak pria sejak usia muda peduli pada kegiatan
dapur.
Pandemi menyebabkan program diselenggarakan secara daring
melalui platform Ruang Guru. Dalam program ini, ada berbagai macam konten yang
bisa disimak oleh generasi muda.
2021
Dilansir dari data Global
Gender Gap Index 2020 yang dipublikasikan oleh World Economic Forum, negara kita belum memperoleh pemahaman
kesetaraan gender. Kaum muda menjadi target yang pas dari program
ini. Edukasi sejak dini dibutuhkan untuk membangun mindset yang tepat
tentang kesetaraan.
Dalam kampanye tahun 2021, Kecap ABC menggandeng
selebritis Titi Kamal dan Christian Sugiono. Sejak masih berstatus sepasang
kekasih, pasangan ini sudah mencuri perhatian media. Keharmonisan mereka
menjalin hubungan, menjadi acuan bagi pasangan lain yang sedang membina kasih.
Kini setelah menikah dan mempunyai dua putera,
pasangan ini masih kerap disorot karena kekompakan mereka membangun keluarga
harmonis. Keduanya pantas diusung sebagai bintang dan influencer Kecap ABC tentang kesetaraan gender. Dalam
kampanye ini, Christian diperlihatkan tidak sungkan membantu istrinya memasak.
Inspirasi Tulisan dari Video #SuamiIstriMasak Bersama Kecap ABC 2022
Tahun ini Kecap ABC tetap menggelar kampanye
kesetaraan gender. Kampanye ini membawa pesan kalau tugas memasak tidak hanya tanggung
jawab Ibu, tapi juga kolaborasi bersama suami termasuk anak.
Kecap ABC kembali mengusung pasangan Titi Kamal dan
Christian Sugiono. Program #SuamiIstriMasak kali ini bertemakan Together at The Table (Bersama di
Meja).
Apa pengertian bersama di meja?
Bersama di meja bukan hanya duduk sambil saling
bertatapan. Bersama di meja berarti menyiapkan isi (hidangan) di meja
secara berbarengan, sekaligus menyantapnya sambil mengobrol santai. Mengobrol bukan
menggunakan emosi seperti ketika membahas masalah penting, tapi dengan kepala
dingin untuk kepentingan bersama. Dari meja keluarga, pasangan menemukan
titik komunikasi antara mereka.
Untuk mendukung kampanye tahun ini, Kecap ABC telah
meluncurkan video bertemakan #SuamiIstriMasak beberapa waktu yang lalu. Ada
perasaan lucu saat menyaksikan video tersebut. Ternyata ada istri yang
risih masak di dapur bersama suaminya sendiri. Kebayang ribetnya,
alasan mereka.
Nah, tulisan ini terinspirasi dari video
#SuamiIstriMasak Kecap ABC seperti yang tertera di atas. Yuk, para Ibu,
ajaklah suami masak bersama dan harap menerima kecanggungan pria di
dapur. Bayangkan saja kalau wanita disuruh memperbaiki mesin mobil, mungkin
seperti itu juga kekakuan mereka selama mengulek bumbu.
Tapi, salut juga melihat usaha para suami yang mau
berusaha membantu istri di dapur. Tidak mudah lho, memilah-milih bumbu
segitu banyak, kemudian harus mengolahnya menjadi masakan. Apalagi
kalau jarang terjun ke dapur. Perlu kesabaran dari kedua belah pihak
untuk berkolaborasi menyelesaikan masakan.
Supaya acara masaknya lebih seru, kenapa nggak
sediakan resep yang mudah dan sudah banyak dipraktekkan orang, misalnya ayam
semur. Bumbu resep ini banyak tersedia di dapur, yaitu bawang merah, bawang
putih, jahe, merica, serta jahe. Jadi,
masaknya bisa langsung spontan tanpa bela-beli dulu.
Resep ayam semur
Selain semur ayam, ada resep rumahan lain yang oke
dicoba bareng suami. Resep ini sudah familiar dan cocok untuk lidah
kita. Yuk, memasak nasi goreng, mie
goreng, dan semur daging. Bahannya cukup
mudah diperoleh dan umumnya para Ibu pun sudah hapal.
Nasi goreng, mie goreng, dan semur daging
Soal rasa, jangan cemas. Bersama Kecap ABC, semua
resep di atas bisa diolah hingga menggugah selera di meja makan.
Yuk, Masak bareng Suami
Berasal dari lingkungan yang menjunjung pria sebagai
pemimpin, saya jarang melihat ada suami yang mau membantu pasangannya di dapur.
Bagi sebagian warga, nggak pantas suami bekerja di dapur. Membantu istri seperti mengancam wibawa
kepala keluarga.
Kalau menurut saya, pria yang berani berkotor-kotor
berarti punya pribadi unik. Dia berani
menyenangkan pasangannya serta mengabaikan omongan miring orang lain. Pria demikian
termasuk Limited Edition, kata orang sekarang. Dipesan langsung
pun belum tentu ada.
Pasangan suami istri yang kompak di dapur jadi
pemandangan menarik bagi seorang lajang.
Menarik melihat keduanya saling bahu-membahu menyelesaikan tugas rumah
tangga. Dari urusan dapur saja, mereka kompak. Mudah-mudahan pasangan demikian tetap
kompak menyelesaikan problem apa pun yang timbul dalam keluarga.
Nah, untuk para pejuang mandiri yang masih nyaman
dengan kesendiriannya, jangan sampai lupa mencari pasangan. Yuk, masing-masing
dari kita mau berusaha menemukan teman hidup terbaik. Syukur-syukur yang bisa
diajak kompakan mengolah hidangan semur ayam.
Kata orang, pernikahan terdiri dari beribu macam
problematika, sekaligus sukacita dari dua orang yang sepakat menua bersama.
Segala sesuatu bisa dikelola berbarengan termasuk, mengolah makanan dan beragam
bumbunya. Memasak bersama mampu menjadi jalur komunikasi untuk mempererat
jalinan kasih di rumah tangga.
Untuk pasangan suami istri, ayo berkolaborasi melalui
masakan. Dapur pun boleh menjadi tempat yang serasi untuk berdiskusi tanpa
memancing emosi. Jadi, jangan segan-segan memasak bersama.