Langsung ke konten utama

Postingan

Yuk, Cicipi Cemilan Legit Khas Sumatera Utara

  Singgah pada daerah tertentu rasanya kurang lengkap kalau belum mencicipi kuliner khas setempat. Ada beragam hidangan yang mungkin tidak kita temukan di daerah asal.  Soal rasa atau selera memang  relatif, tapi tak ada salahnya dicoba dahulu.  Kalau ke Sumatera Utara, jangan lupa mencicipi kue khas Batak Toba, seperti ombus-ombus, lapet, hingga  pohul-pohul. Kenapa saya sarankan mencobanya? Karena saya suka rasanya dan penjual makanan ini seminggu sekali pasti lewat depan rumah. Iyalah, kita sebaiknya menyarankan makanan yang sering kita temukan. Kalau bukan penduduk setempat, siapa lagi? Sebelumnya saya juga pernah menulis tentang cemilan makanan khas Sumatera Utara lain, yaitu cimpa dan kue jagung di sini . Kalau jenis ini merupakan makanan khas dari Batak Karo, sub suku yang lain. Suku Batak itu ada beragam ya, bukan hanya satu. Uniknya, karena berasal dari daerah yang sama, maka bentuk dan rasa beragam cemilan di atasnya agak beti-beti, beda tipis.  Tanpa perlu berpanjangan, yuk

Pandemi Mereda, Kelas Online Tetap Eksis

Kalau berbicara tentang kelas online, saya jadi teringat masa pandemi dulu. Karena harus di rumah saja, maka kelas jenis ini menjadi sarana untuk belajar. Awalnya, aneh ikut kelas yang enggak bertemu dengan semua pesertanya secara langsung, seperti belajar di awang-awang.  Dulu pertama kali membuka aplikasi zoom, saya lumayan gaptek. Lucu kalau ingat gimana gugupnya pertama kali menggunakan zoom. Begitu dipasang, lho, suaranya kok hilang? Akhirnya, setelah bertanya pada saudara di rumah, ternyata ada fitur yang harus ditekan.  Belum lagi karena iseng, jari saya menekan fitur yang menampilkan telapak tangan. Akibatnya, moderator langsung sigap mempersilakan saya bertanya. Daripada malu karena ketahuan gaptek, akhirnya asal tanya saja. Untung pertanyaannya masih masuk akal. Hehehe.  Sempat berseliweran opini kalau kelas online hanya bertahan pada masa pandemi. Siapa juga yang mau belajar di ruangan virtual terus menerus? Untuk sebagian orang mungkin iya, tapi beda dengan saya. Sampai sek

ASUS Zenbook DUO (UX8406) untuk Kecerdasan Linguistik dan Visual Spasial

" Jangan banyak menonton film atau membaca komik. Gambar-gambar tidak pernah membuat pintar. Ayo, sana baca buku." Untuk anak-anak sebelum era internet, kalimat tersebut mungkin tidak asing lagi. Dulu, saat televisi dan beragam stasiunnya menembus pagar rumah-rumah, biasanya ada jadwal pembatasan menonton, termasuk melihat film kartun. Bermain di luar masih dipandang lebih baik daripada terus menatap layar kaca.  Film dianggap membawa pengaruh buruk, padahal belum tentu karena tergantung genrenya. Kalau filmnya banyak adegan tak senonoh atau kekerasan yang mengucurkan darah, memang kurang baik ditonton anak-anak, karena nanti bisa ditiru. Slogan iklan saja sering ditiru, apalagi adegan film.  Tetapi beda kalau yang ditonton kartun atau film petualangan seru. Gambar yang beginian saya senang sekali menontonnya dan bisa betah sampai berjam-jam. Pikiran rasanya rileks dari tugas sekolah maupun pe-er yang menumpuk. Apalagi ketika melihat tokoh-tokoh kartun bertindak lucu, rasanya