Langsung ke konten utama

Postingan

Selain untuk Kesehatan, Ada Manfaat Lain dari Pohon Jambu Klutuk

Sore hari ini, tampak beberapa anak kecil berlarian riang di lapangan terbuka. Setelah letih bermain, kemudian mereka melompat dan duduk bersama di batang pohon jambu klutuk yang rindang.  Batang pohon yang tumbuh rendah, memungkinkan para bocah itu bercengkerama, sambil mengamati, siapa tahu ada buah jambu klutuk yang bisa dipetik.   Pohon jambu klutuk (Psidium Guajava) yang dikenal juga dengan sebutan jambu biji atau jambu batu, banyak tersebar di seluruh wilayah  Indonesia.  Batangnya tidak terlalu tinggi, umumnya sekitar 4 - 5 meter, terkesan lebih mungil dari pohon-pohon buah lainnya, seperti mangga. Pohon ini berbatang licin dengan lapisan kulit tipis kecoklatan, yang mudah terkelupas. Jika terkelupas, maka akan kelihatan bagian dalam batang yang halus dan kehijauan.  Tidak terlalu tinggi dan berbatang halus, bagi  yang hobi manjat, pohon ini cenderung lebih mudah ditaklukkan. Hanya saja, perlu dijaga jangan sampai jatuh tergelincir. Kadang-kadang, karena kelihatan mudah, orang

Resensi Buku Antologi Kecewa dan Tips Mengikuti Lomba Cerpen

Saya sedang duduk di teras, ketika tiba-tiba ada kurir berhenti pas di depan rumah. Pak kurir merogoh tas besar yang nangkring di atas motor, untuk mengambil sebuah kotak.  Nah, ini mungkin buku Antologi Kecewa yang sudah ditunggu-tunggu. Benar saja, setelah dibongkar isi paket tersebut memang benda yang telah dinanti. Akhirnya. Sekarang di tangan saya ada buku setebal bantal. Desain sampulnya berwarna abu-abu  bergambar gadis dengan mata terkatup, yang berusaha menahan kesedihan.  Latar belakang sampul ikut melukiskan kesan muram dengan dedaun berguguran, serta lambang patah hati. Langit mendung pun menunjukkan suasana jiwa  kelabu. Dari judulnya, kita sudah bisa menebak isi  buku ini. Cerpen-cerpen di dalamnya menuturkan peristiwa yang banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ada pedih, sedih, terluka, dan sejenisnya. Miris, tapi hidup harus jalan terus. Buku yang terdiri dari 678 halaman ini, adalah kumpulan cerpen yang ditulis oleh para peserta Lomba Menulis Cerpen Nasional

Nostalgia bersama Surat Kabar

Foto oleh Pixabay, dan diedit Canva "Apa itu, Tante?" Seorang anak kecil memandang lekat pada surat kabar yang sedang saya baca. Sorot matanya terlihat bingung ke arah benda yang mungkin sudah jarang dilihatnya. "Ini namanya surat kabar, bisa juga disebut koran." "Ooh," ucapnya sambil mengangguk. Kemudian jari-jari mungilnya mulai menyentuh lembaran kertas tipis dan lebar itu. Tawa nyaringnya pecah ketika menggesek lembaran surat kabar di antara jari-jari. Surat kabar boleh jadi barang unik di kalangan generasi muda sekarang, apalagi yang berusia anak-anak. Buku masih banyak beredar di sekitar mereka. Tapi surat kabar? Jangankan dibaca, kelihatan saja sudah jarang. Beda dengan dulu, penjual surat kabar hampir ada di setiap ruas jalan. Saat lampau, kalau kita nunggu antrian di tempat-tempat publik seperti perkantoran, surat kabar adalah satu fasilitas yang disediakan untuk menemani pengunjung.  Media cetak ini, termasuk majalah, biasa dibaca bergantian oleh

Valentine, Februari Merah Jambu

Gambar diedit oleh Canva Februari adalah merah jambu, begitu yang sering terdengar saat bulan ke-2 ini tiba. Momen paling ditunggu tentu tanggal 14 Februari yang identik dengan hari kasih sayang atau Valentine Day. Bukan hanya yang dobel, persatuan jomblo juga ikut menyambut hari ini. Namun, sampai sekarang masih banyak pro-kontra Valentine. Bagi yang pro berpendapat, wajar saja kalau anak muda merayakan hari kasih sayang. Namanya juga masa muda, masa yang penuh berkasih-sayang. Supaya lebih netral, ada yang beropini kalau Valentine bukan hanya untuk sepasang kekasih, tapi boleh juga untuk keluarga atau teman. Cinta itu sifatnya universal, bukan hanya untuk pasangan.   Tapi yang kontra mengatakan kalau V alentine bukan budaya kita dan tak pantas diterapkan di sini.  Perayaan ini membuat banyak anak muda lupa diri dan akhirnya terjerumus ke luar batas kewajaran.   Hanya saja, belum tentu semua anak muda berkelakuan demikian. Ada memang yang begitu, tapi kan enggak bolehlah disamaratakan

Mandiri Bersama Pembiayaan Ultra Mikro (UMi)

Diedit oleh Canva Dulu, setiap pagi di depan rumah sering lewat penjual  sarapan.  Usahanya sederhana sekali, hanya berkeliling dengan sepeda motor beserta lemari besi kecil yang dipasang pada jok.  Sarapan yang dijual pas di lidah, yaitu lontong sayur dan nasi uduk. Kemasannya juga rapi dan bersih. Lontong dan nasi dibungkus terpisah dengan kuahnya, sehingga dijamin tidak cepat basi. Sayangnya, usaha tersebut tak bertahan lama.  Suatu hari, bapak penjual sarapan ti ba-tiba menghilang. Beliau memang tak pernah muncul lagi, sehingga saya tak tahu persis apa penyebabnya.  Tapi, kalau boleh berasumsi, ada satu faktor yang mungkin jadi pemicu. Yang saya ingat, saat itu ada kabar kalau harga minyak goreng akan naik. Seperti yang diketahui, mengolah lontong dan nasi uduk membutuhkan minyak goreng.  Bumbu-bumbu perlu ditumis, demikian juga dengan beberapa bahan tambahan seperti tahu dan tempe. Masakan ini membutuhkan minyak goreng yang tidak sedikit.  Benar saja. Begitu harga minyak goreng re