Langsung ke konten utama

Selain Untuk Kesehatan, Ini Manfaat Olahraga Jalan Kaki di Sekitar Rumah




 
Manfaat Olahraga Jalan Kaki


Manfaat olahraga jalan kaki sering didengungkan sebagai kegiatan untuk menjaga kesehatan. Dengan aktivitas fisik ini, organ-organ tubuh menjadi kuat dan otot lebih terlatih, badan bugar sehingga penampilan pun tampak lebih  muda.  Wuih, kayaknya jarang-jarang ada orang yang menolak efek positif dari olahraga.


Namun, tahukah kalau manfaat olahraga jalan kaki tidak hanya untuk tubuh, tapi juga bagi ketenangan jiwa? Apalagi jika olahraga bisa sekaligus 'cuci mata' di sekitar lingkungan rumah.


Jangan salah persepsi dulu,  cuci mata di sini bukan untuk melihat yang aneh-aneh, tapi menemukan pemandangan indah di sekitar lokasi olahraga. Terutama jika tempatnya asri dan kehijauan, hingga menjadi penyemangat olahraga. Cuci mata di sini bukan melihat orang,  tapi memantau objek-objek menarik yang selama ini mungkin luput dari perhatian.  


Umumnya orang berolahraga di lapangan, taman, atau sekitar gedung-gedung. Jarang ada yang berolahraga di seputaran areal rumah sendiri. Mungkin alasannya karena bosan di pemukiman terus atau lokasi kurang memungkinkan untuk beraktivitas. 


Beda dengan lokasi pemukiman saya yang berada di pinggiran kota besar dan disisipi pepohonan rindang, serta dikelilingi sungai, hingga sesuai untuk berolahraga. Karena berada di komplek, kendaraan bermotor juga jarang melintas sehingga udaranya masih segar.  Lokasi yang pas untuk jalan kaki pada pagi ataupun sore hari. 


Tempat ini cocok dijadikan sarana cuci mata sambil berolahraga karena jauh dari kesumpekan rimba beton. Ada objek-objek yang dilihat sambil berjalan kaki menghirup udara bersih.


Untuk saya, objek-objek tersebut membuat aktivitas olahraga menjadi tidak membosankankan. Kegiatan fisik ini bukan hanya menyehatkan tubuh, tapi juga menyegarkan pikiran. 


Apa saja objek-objek cuci mata selama berolahraga? 


Bunga-bunga

Karena masih asri, banyak bunga beraneka ragam yang memenuhi pekarangan rumah kompleks, baik yang sengaja ditanam ataupun tumbuh liar.  Corak tanaman ini bervariasi dengan warna-warni alami yang bukan berasal dari botol, apalagi aplikasi gadget.




 Warna-warni bunga-bunga (Dokpri)

Kiri atas : Kamboja Kuning    Kanan atas : Nusa Indah Merah

Kiri bawah : Mawar Merah Jambu   Kanan bawah  :  Anggrek


Bunga-bunga ini tumbuh silih berganti,  layu,  muncul tunas baru,  dan kemudian berkembang menjadi bunga indah di sepanjang trotoar atau pekarangan. Ketika berjalan dan melihat ke kiri atau kanan, ada saja warna-warni yang bertebaran. Beragam jenis kembang bertumbuh di sini, mulai dari mawar, asoka, nusa indah, anggrek, kamboja, hingga bunga-bunga liar.


Ketika mereka kembang sempurna, saya sering mengabadikannya dengan kamera ponsel.  Mungkin ada yang bertanya,  untuk apa difoto karena hanya memenuhi memori ponsel. Jawabannya sederhana saja, supaya bisa dimuat di blog dan menjadi lebih abadi dalam dunia digital. Hehehe. 


Buah-buahan

Hampir setiap pekarangan rumah ada beragam pohon buah-buahan, seperti mangga, sawo, belimbing, sirsak, lemon, kelengkeng,  rambutan, alpokat, belimbing, markisa, hingga coklat. Tanah kosong tak luput ditanami beragam tumbuhan tersebut. Hasil pohonnya tidak berhenti berbuah sepanjang musim. 



 Pohon buah-buahan di sekitar rumah. (Dokpri)

Kiri atas : Kelengkeng     Kanan atas : Mangga

Kiri bawah : Coklat    Kanan bawah : Sawo


Buah-buahan yang biasa kita lihat terpajang di pasar atau supermarket, ramai bertebaran di sini.  Kalau ada yang berfoto dan kemudian memuatnya di medsos, terus memberi caption :  Sedang berlibur ke rumah Nenek di desa, mungkin ada follower yang percaya. 


Sayur mayur

Walaupun udara kota tempat saya bermukim agak panas, tapi beberapa jenis sayuran bisa tumbuh subur. Di sini masih ada ladang kangkung, jagung, dan tanaman sawi manis. Jangan ditanya dengan daun singkong. Asalkan ada lokasi menganggur, langsung muncul pohon singkong.


Sayur mayur dan bumbu dapur

Kiri : Pohon terong, menaungi cabe rawit, didampingi serai

Kiri : Rimbang


Selain sayuran, ada juga bumbu-bumbu dapur, seperti cabe rawit, rimbang, belimbing sayur, terong, serai, lengkuas, jeruk nipis, sampai kincung.  Jumlah untuk jenis sayur mayur memang tidak banyak, tapi saya jadi tahu bagaimana bentuk pohon dari rempah-rempah yang biasa dipakai di dapur. Jadi, anggap saja sebagai pelajaran ilmu botani langsung dari lapangan.


Berbagai Jenis Burung dan Hewan-hewan Lain

Setelah sering bolak-balik jalan pagi,  saya memperhatikan banyak jenis burung yang beterbangan di sekitar kompleks. Ada merpati, tekukur, pipit, jalak, elang, hingga jenis yang saya kurang tahu namanya.  Mahluk yang tak dikenal ini tampilannya justru lebih indah dengan bulu berwarna-warni.  Sayang,  sewaktu mau difoto dia langsung kabur. 


Burung elang sekarang sudah tidak pernah kelihatan, dulu sering terbang di antara pepohonan tinggi. Warga yang memelihara ayam, agak seram melihat spesies ini. Konon, anak-anak ayam adalah mangsa empuk bagi elang.  Jadi ceritanya, jika induk ayam menyembunyikan anak-anaknya di bawah sayap, berarti si induk melihat ada elang berkeliaran.


Pernah ada cerita unik dari hewan tangguh ini. Suatu hari, seekor elang memburu burung pipit dan keduanya menabrak jendela rumah kami. Suaranya ribut sekali seperti ada motor yang menyenggol tembok. Mereka sempat jatuh ke tanah,  kemudian bergegas bangkit dan terbang berkejar-kejaran lagi. Entah bagaimana nasib burung pipit itu selanjutnya. 


Burung-burung merpati, pipit, dan tekukur ini punya tingkah polah yang menghibur, sekaligus menggemaskan. Kalau mau melihat para burung bersukaria bermain kubangan, tunggulah sampai hujan tiba. Setelah reda dan menyisakan kubangan di jalanan, hewan bersayap ini beramai-ramai memercikkan kepala ke dalam genangan air.


Merpati yang bermain-main di kubangan air


Seperti foto di atas yang diambil ketika para merpati sedang berkubangan-ria. Pengambilan gambar dilakukan agak terburu-buru, disertai langkah mengendap-endap dengan menggunakan ponsel. Maklumlah, salah gerakan sedikit saja, maka pesta telaga para burung bisa bubar. Kita harus sabar memantau mereka kalau mau memperoleh momen yang pas.  Dan ... akhirnya, dapatlah sekilas foto walaupun agak kabur.


Selain burung-burung, sesekali muncul jenis hewan lain seperti biawak, kadal, hingga ular. Jenis ini jarang kelihatan, terutama yang terakhir. Gambarnya tidak ada. Ketiga spesies tersebut agak susah difoto karena gerakan mereka gesit sekali. Namun. ada alasan lain. Sebenarnya saya pun cepat-cepat menghindar kalau bertemu mereka.


Sungai

Lokasi pemukiman ini dikelilingi oleh sungai ala perkotaan yang agak butek. Kalau musim penghujan, banjir menjadi ancaman untuk warga yang tinggal di lokasi yang lebih rendah.


Pohon mangga dan cabe rawit dengan latar belakang sungai


Walaupun kelihatan keruh, tapi di dalam sungai ini terdapat banyak ikan lele dengan ukuran yang tak bisa dianggap sepele. Saya pernah melihat orang berhasil memancing lele sebesar lengan orang dewasa. Takjub sekaligus geli, apalagi ketika ikan tersebut menggeliat di tanah, persis seperti ular sawah.


Anehnya, ketika ditawarkan ke warga, mereka kurang antusias. Menurut warga, ikan yang berukuran terlalu besar sudah kurang enak bila disantap. Pembeli umumnya lebih suka lele yang berukuran normal. Benarkah? Atau, pembaca ada yang tahu alasan sebenarnya? ;)


Nah, cukup banyak, kan, objek yang dilihat sambil olahraga jalan kaki di sekitar rumah? Setiap pagi atau sore, jalan kaki di sekitar rumah menjadi kegiatan menarik untuk saya. Kalau tetangga lain sering mencari lokasi lain untuk olahraga, saya sudah cukup berkeliling kompleks saja.


Karena telah sering berkeliaran di pemukiman, saya jadi tahu bunga mana yang sedang berkembang, hingga buah-buahan yang mulai rimbun. Hanya saja, sudah ada peraturan serta etika tak tertulis, kalau tidak diberikan pemiliknya janganlah diambil. Sesama warga saling menghormati dalam hidup bertetangga.


Demikianlah manfaat olahraga jalan kaki di seputar kompleks pemukiman. Tubuh kita menjadi lebih segar dan sehat, serta mata bisa menikmati warna-warni alam dengan tumbuhan dan hewan-hewannya.










Postingan populer dari blog ini

Prioritaskan Kesehatan Mata Sebagai Investasi Seumur Hidup

Kaca mata identik dengan orang tua dan kakek nenek lansia. Penglihatan yang mulai mengabur karena faktor usia ataupun penyakit, membuat para warga senior banyak yang bermata empat. Namun, apa jadinya kalau anak-anak sudah menggunakan kaca mata? Berkaca mata sejak usia 12 tahun, saya paham bagaimana risihnya dulu pertama kali memakai benda bening berbingkai ini. Saat masuk ke kelas, ada beragam tatapan dari teman-teman, mulai dari yang bingung, merasa kasihan, sampai yang meledek.  "Ih, seperti Betet!" Begitu gurauan seorang anak diiringi senyum geli. Hah, Betet? Sejak kapan ada burung Betet yang memakai kaca mata.  Cerita beginian cuma ada di kisah dongeng. Terlalu berlebihan. Candaannya diabaikan saja Waktu itu,  bukan perkara mudah menjadi penderita rabun jauh atau miopia. Apalagi di sekolah saya tidak banyak anak yang memakai kaca mata. Kalau kita beda sendiri, jadi kelihatan aneh.  Padahal, siapa juga yang mau terkena rabun jauh? Walaupun risih, keluhan mata tidak boleh

Konservasi Hutan untuk Ekonomi Hijau bersama APRIL Group

Gerakan ekonomi hijau atau Green Ekonomy mulai disosialisaikan oleh United Nation Environment Program (UNEP) pada tahun 2008. Konsep ini menitikberatkan pada kegiatan ekonomi untuk kemajuan negara, dengan memperoleh keuntungan bersama antara produsen dan konsumen, tanpa merusak lingkungan. Salah satu lingkungan yang dipantau adalah hutan. Sebagai salah satu pabrik pulp dan kertas terbesar di dunia,  pengalaman APRIL Group , melalui anak perusahaannya PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Riau, Indonesia, dapat menjadi referensi untuk pelestarian lingkungan. Perusahaan tetap konsisten mengelola pabrik, tanpa mengabaikan alam, bahkan  melalui program APRIL2030 , ikut meningkatkan  kesejahtearaan masyarakat  dan turut mengurangi emisi karbon . Yuk, kita simak aktivitas ekonomi hijau bersama perusahaan ini. Ekonomi Hijau untuk Menjaga Keanekaragaman Hayati  Sumber : Pixabay  Konservasi Hutan untuk Mencegah Deforestasi Setiap tahun, perusahaan mampu memproduksi 2,8 jut

Ketika Konten Blog Menggeser Sistem Marketing Jadul

Dahulu kala ketika internet belum semasif sekarang, rumah sering didatangi Mbak-mbak atau Mas-mas  berpenampilan menarik. Dengan senyum menawan, mereka mengulurkan tangan menawarkan produk dari perusahaannya. "Maaf, mengganggu sebentar. Mari lihat dulu sampel produk kami dari perusahaan XYZ." Begitu mereka biasanya memperkenalkan diri. Mayoritas pemilik rumah langsung menggeleng sambil meneruskan aktivitasnya. Sebagian lagi acuh sembari mengalihkan perhatian. Ada juga yang masuk ke rumah dan menutup pintu. Respon para salesman tersebut pun beragam. Beberapa orang dengan sopan berlalu dari rumah, tapi ada pula yang gigih terus mendesak calon konsumen.  Walaupun upayanya nihil karena tetap dicuekin. Saat dulu masih kanak-kanak, saya pernah bertanya pada orang tua. Kenapa tidak membeli produk dari mereka? Kasihan sudah berjalan jauh, terpapar sengatan sinar matahari pula. Mereka pun sering diacuhkan orang, bahkan untuk salesgirl beresiko digodain pria iseng. Jawaban orang tua